Sunday, August 8, 2010

STRATEGY PEMBERDAYAAN POTENSI UMKM DAERAH (ANALISA SWOT)

UMKM atau Usaha Kecil Menengah yang didefinisikan sebagai Usaha dengan modal awal bisa dimulai dari Rp. 5.000.000,00 sampai Rp. 50.000.000,00 banyak diyakini oleh pelaku ekonomi dapat menjadi awal dari kebangkitan ekonomi kerakyatan di suatu daerah. UMKM ini menjadi wacana penting yang selalu dibahas jika membicarakan pemberdayaan masyarakat menengah bawah, pembukaan lapangan kerja ataupun peningkatan kesejahteraan rakyat. Tapi bagaimana aplikasinya hingga UMKM dapat menjadi pembangkit ekonomi Indonesia. Jika mengacu kepada strategy SWOT ( Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats ) , maka berikut bagan analisa terhadap potensi UMKM di Indonesia secara umum

STRENGTHS
·        Penduduk usia produktifnya banyak
·        Tingkat konsumsi tinggi
·        Sumber daya alam melimpah
·        Musim panas ada sepanjang tahun
·        Budaya Kekeluargaan dan gotong royong
·        Warisan budaya yang khas
·        Kemauan untuk bertahan hidup tinggi

WEAKNESSES
  • Mayoritas penduduk Tingkat Pendidikan dan Skill kerja rendah
  • Mental daya juang masyarakat kelas ekonomi bawah kurang gigih
  • Kemampuan modal yang lemah
  • Tidak ada motivator penggerak usaha untuk kalangan menengah bawah
  • Penguasaan Teknologi industri masih rendah
OPPORTUNITIES
  • Masih banyak potensi yang belum dioptimalkan sebagai unsur penggerak mesin perekonomian
  • Banyak negara lain sebetulnya membutuhkan apa yang bisa dijual dari Indonesia jika ketersediaan produknya memenuhi persyaratan
THREATS
  • Banyak negara lain mengincar sebagai investor win – lose oriented di Indonesia untuk mengelola sumber daya alam Indonesia
  • Kebijakan standarisasi mutu internasional dan perdagangan bebas
  • Budaya hedonisme pengaruh dari luar, kerja UMKM kurang bergengsi

STRATEGI SWOT


STRENGTHS
WEAKNESSES
OPPORTUNITIES
     - Memanfaatkan sinar matahari dan angin sebagai sumber energi alternatif utama sepanjang tahun di seluruh Indonesia.
     - Mendayagunakan potensi jumlah penduduk dengan menciptakan unit usaha kecil kecil tapi jumlah total unitnya banyak dan tersebar sampai ke pelosok.
     - Pemda menganalisa potensi khas daerah dan sumber daya yang bisa dikembangkan dalam unit usaha kecil menengah.
    - Meminjam keahlian tenaga tenaga ahli pelaku usaha di seluruh Indonesia
     - Membuat sentra sentra inkubator UMKM yang banyak, potensial dan tersebar di seluruh Indonesia
     - Memberdayakan mahasiswa sebagai pengawas harian di lapangan
     - Pemerintah menerbitkan kebijakan Corporate Social Responsibility untuk perusahaan skala besar dan perusahaan asing


THREATS
    - Memproteksi masuknya pengusaha kuat ke sektor usaha UMKM
    - Pemda membuat kebijakan probisnis UMKM dari segi kemudahan izin
    - Membuat kebijakan usaha sektor hulu supply harus dari UMKM kepada pihak industri
    - Mengedukasi/ kampanye perilaku empati masyarakat menengah atas kepada UMKM
    - Membuat sentra sentra koperasi simpan pinjam, bank pengkreditan rakyat skala maks 5 juta di seluruh Indonesia
·   - Memperkuat jaringan database debitor yang sukses kepada bank untuk nilai pinjaman yang lebih besar
·    - Memberdayakan motivator terkenal untuk membentuk mental daya juang dan skill  pelaku UMKM

SEMANGAT SUKSES

SERVICE EXCELLENT

Dalam hal bisnis jasa seperti misalnya di Inul Vizta Karaoke Keluarga, tidak ada barang / produk yang bisa dibawa pulang untuk dinikmati kemudian seperti halnya menjual produk produk berupa barang. Apa yang dibawa oleh pelanggan adalah kesan selama dia menerima service di Inul Vizta Karaoke Keluarga. Baik dari kesan suasana, fasilitas, cita rasa makanannya, ramah tamah pelayanannya, respon dari permintaan atau keluhan. Bahkan hal hal kecil yang mungkin tidak sengaja ditunjukan waiters/ss outlet seperti wajah yang tidak tersenyum, sikap melayani yang terkesan seadanya mungkin karena hari itu sedang banyak urusan yang membebankan pikiran akan langsung ditangkap sebagai kesan jelek dari Inul Vizta. Kesan yang didapat adalah seketika itu juga dan tidak bisa ditunda oleh pihak manajemen outlet. Manajer Outlet tidak bisa menahan pelanggan untuk tidak kecewa dulu menunggu sampai semua dapat ditangani bila pelanggan saat itu merasa kecewa. Maka perlu ditegaskan pada seluruh pengelola outlet bahwa paling tidak selama masih jam operasional kita melayani pelanggan harus dengan sepenuh hati dan sesuai dengan standard kualitas.

Sifat yang harus ditunjukan dalam pelayanan yang sempurna:
  1. Ramah dan sopan
  2. Sigap / Cepat tanggap
  3. Membantu
  4. Empati & Perhatian
  5. Memberi pilihan / Solusi

Ramah dan sopan termasuk di dalamnya Senyum , Sapa dan Salam, basic attitude di dalam sikap melayani. Lalu harus sigap dalam memberikan respon. Jika ada pelanggan yang terlihat bingung melihat ke berbagai arah, langsung datangi dan tanyakan apa ada yang bisa dibantu. Mungkin pelanggan tersebut sedang mencari lokasi toilet maka bersikaplah membantu: antarkan langsung ke tujuan, jangan hanya menunjukan dengan jari arah toilet tersebut. Jika ada pelanggan komplain dengarkan dengan penuh perhatian apa yang jadi keluhan yang bersangkutan. Perlihatkan rasa empati bahwa kita merasakan kesusahan yang sama jika hal tersebut terjadi kepada kita. Lalu berikan jawaban yang simple dan menenangkan. Jika perlu berikan pilihan kompensasi yang memungkinkan dan bisa diterima agar mereka tetap jadi pelanggan dan tidak pindah ke competitor kita

Terutama yang perlu mendapat perhatian adalah mereka yang berada di garda terdepan ( Floor Operational ) seperti Receptionist, Cashier, Waiter/ waitress yang memang langsung berhadapan dengan pelanggan. Citra outlet selain diwakili oleh fisik gedung dan fasilitas sarana outlet juga sangat ditentukan pelayanan yang diberikan oleh pasukan front liner ini. Karena itu merekrut front liner tidak cukup hanya sekedar cantik/ tampan , tapi tentu saja juga harus smart. Smart artinya punya karakter minimal yang masuk katagori bisa diterima sebagai pelaku front liner. Tampak dari penampilannya, pikirannya, daya tangkapnya, sikapnya, body languangenya, caranya berbicara, sampai nada bicaranya dan kejelasan spellingnya perlu mempunyai score standard yang memenuhi syarat.

Yang harus coba diolah adalah bagaimana membawa membawa konsep pelayanan ini ke arah cara kekeluargaan. Misalnya waiter mulai mengenal nama pelanggan yang loyal dan sering datang, menyapa dengan menyebut namanya dengan sopan,  pelan pelan mengenal makanan favoritnya, pilihan minuman pilihannya, sedikit bercanda dengan anak anaknya yang sering dibawa ke outlet, sekedar bertegur sapa sedikit di luar konteks pelayanan antar pelayan dan tamunya, ingat harus tetap di koridor kesopanan dan kepantasan. Jangan kebabalasan dan pelayan kita menjadi kurang ajar terhadap tamu atau merasa sok akrab. Jika hubungan outlet dengan pelanggannya sudah mencapai tahap keakraban dalam suasana kekeluargaan, maka gaya komplain yang disampaikan bila itu terjadi akan lebih rendah “kadar kekerasan” komplainnya . Pelanggan yang merasa tidak ada hubungan bathin dengan crew outlet , dengan manager outlet pasti akan menyampaikan komplain dengan cara keras dan mungkin tidak akan kompromi sama sekali. Pelanggan yang memiliki ikatan hubungan bathin dengan outlet akan menyampaikan komplain cenderung seperti menegur baik baik seorang kawan dan lebih besar tujuannya seperti memberikan saran ke arah yang menurutnya lebih baik. Kadang komplain ini bisa disampaikan dengan cara bercanda. Mungkin ada juga rasa ikut memiliki dari kastemer tersebut, setidaknya memiliki ikatan pertemanan , persahabatan dengan para karyawan outlet. Itulah kekuatan dari SENSE OF BELONGING ( rasa memiliki ) dari kastemer. Jika tahap tersebut tercapai, itu adalah output dari pencapaian SERVICE EXCELLENT

Memang di penerimaan layanan, tidak pernah ada rasa puas dari pelanggan. Itu adalah hak prerogative pelanggan. Yang menentukan baik tidaknya layanan adalah pelanggan, bukan penyedia jasa. Pelanggan adalah raja. Level kepuasan dari pelanggan juga makin lama semakin tinggi. Biasanya mereka sudah puas di angka 3, beberapa bulan kemudian berharap pelayanan kita sampai di level 5. Nanti lihat di outlet lain lebih bagus lagi, pelanggan berharap menerima service level 7, dst. Apalagi jika tahu dia sedang BERADA DI TEMPAT  TERBAIK DI INDONESIA, pasti service level yang diharapkan juga maksimal. Pada akhirnya semakin tinggi manajemen outlet berusaha memberikan level pelayanan maksimal kepada pelanggan, maka akan lebih tinggi lagi harapan bagi para pelanggan jika mereka datang di sesi berikutnya.  Karena itu setiap outlet hendaknya senantiasa setiap hari untuk terus memperbaiki diri dan teamwork agar output service yang disampaikan dan diterima oleh pelanggan betul betul excellent.
SEMANGAT SUKSES ( Mirza A.Muthi )


No comments:

Post a Comment