UMKM atau Usaha Kecil
Menengah yang didefinisikan sebagai Usaha dengan modal awal bisa dimulai dari
Rp. 5.000.000,00 sampai Rp. 50.000.000,00 banyak diyakini oleh pelaku ekonomi
dapat menjadi awal dari kebangkitan ekonomi kerakyatan di suatu daerah. UMKM
ini menjadi wacana penting yang selalu dibahas jika membicarakan pemberdayaan
masyarakat menengah bawah, pembukaan lapangan kerja ataupun peningkatan
kesejahteraan rakyat. Tapi bagaimana aplikasinya hingga UMKM dapat menjadi
pembangkit ekonomi Indonesia. Jika mengacu kepada strategy SWOT ( Strengths,
Weaknesses, Opportunities dan Threats ) , maka berikut bagan analisa terhadap
potensi UMKM di Indonesia secara umum
STRENGTHS
· Penduduk usia
produktifnya banyak
· Tingkat konsumsi
tinggi
· Sumber daya alam
melimpah
· Musim panas ada
sepanjang tahun
· Budaya
Kekeluargaan dan gotong royong
· Warisan budaya
yang khas
· Kemauan untuk
bertahan hidup tinggi
WEAKNESSES
- Mayoritas penduduk
Tingkat Pendidikan dan Skill kerja rendah
- Mental daya juang
masyarakat kelas ekonomi bawah kurang gigih
- Kemampuan modal yang
lemah
- Tidak ada motivator
penggerak usaha untuk kalangan menengah bawah
- Penguasaan Teknologi industri masih rendah
OPPORTUNITIES
- Masih banyak potensi yang
belum dioptimalkan sebagai unsur penggerak mesin perekonomian
- Banyak negara lain sebetulnya membutuhkan apa yang bisa dijual dari Indonesia jika ketersediaan produknya memenuhi persyaratan
THREATS
- Banyak negara lain
mengincar sebagai investor win – lose oriented di Indonesia untuk
mengelola sumber daya alam Indonesia
- Kebijakan standarisasi
mutu internasional dan perdagangan bebas
- Budaya hedonisme pengaruh
dari luar, kerja UMKM kurang bergengsi
STRATEGI
SWOT
|
STRENGTHS
|
WEAKNESSES
|
OPPORTUNITIES
|
- Memanfaatkan
sinar matahari dan angin sebagai sumber energi alternatif utama sepanjang
tahun di seluruh Indonesia.
- Mendayagunakan
potensi jumlah penduduk dengan menciptakan unit usaha kecil kecil tapi jumlah
total unitnya banyak dan tersebar sampai ke pelosok.
- Pemda
menganalisa potensi khas daerah dan sumber daya yang bisa dikembangkan dalam
unit usaha kecil menengah.
|
- Meminjam
keahlian tenaga tenaga ahli pelaku usaha di seluruh Indonesia
- Membuat
sentra sentra inkubator UMKM yang banyak, potensial dan tersebar di seluruh
Indonesia
- Memberdayakan
mahasiswa sebagai pengawas harian di lapangan
- Pemerintah
menerbitkan kebijakan Corporate Social Responsibility untuk perusahaan skala
besar dan perusahaan asing
|
THREATS
|
- Memproteksi
masuknya pengusaha kuat ke sektor usaha UMKM
- Pemda
membuat kebijakan probisnis UMKM dari segi kemudahan izin
- Membuat
kebijakan usaha sektor hulu supply harus dari UMKM kepada pihak industri
- Mengedukasi/
kampanye perilaku empati masyarakat menengah atas kepada UMKM
|
- Membuat
sentra sentra koperasi simpan pinjam, bank pengkreditan rakyat skala maks 5
juta di seluruh Indonesia
· - Memperkuat
jaringan database debitor yang sukses kepada bank untuk nilai pinjaman yang
lebih besar
· - Memberdayakan
motivator terkenal untuk membentuk mental daya juang dan skill pelaku
UMKM
SEMANGAT SUKSES
|
SERVICE
EXCELLENT
Dalam hal bisnis jasa seperti misalnya di
Inul Vizta Karaoke Keluarga, tidak ada barang / produk yang bisa dibawa pulang
untuk dinikmati kemudian seperti halnya menjual produk produk berupa barang.
Apa yang dibawa oleh pelanggan adalah kesan selama dia menerima service di Inul
Vizta Karaoke Keluarga. Baik dari kesan suasana, fasilitas, cita rasa
makanannya, ramah tamah pelayanannya, respon dari permintaan atau keluhan.
Bahkan hal hal kecil yang mungkin tidak sengaja ditunjukan waiters/ss outlet
seperti wajah yang tidak tersenyum, sikap melayani yang terkesan seadanya
mungkin karena hari itu sedang banyak urusan yang membebankan pikiran akan
langsung ditangkap sebagai kesan jelek dari Inul Vizta. Kesan yang didapat
adalah seketika itu juga dan tidak bisa ditunda oleh pihak manajemen outlet.
Manajer Outlet tidak bisa menahan pelanggan untuk tidak kecewa dulu menunggu
sampai semua dapat ditangani bila pelanggan saat itu merasa kecewa. Maka perlu
ditegaskan pada seluruh pengelola outlet bahwa paling tidak selama masih jam
operasional kita melayani pelanggan harus dengan sepenuh hati dan sesuai dengan
standard kualitas.
Sifat yang harus ditunjukan dalam
pelayanan yang sempurna:
- Ramah dan sopan
- Sigap / Cepat tanggap
- Membantu
- Empati & Perhatian
- Memberi pilihan / Solusi
Ramah dan sopan termasuk di dalamnya
Senyum , Sapa dan Salam, basic attitude di dalam sikap melayani. Lalu harus
sigap dalam memberikan respon. Jika ada pelanggan yang terlihat bingung melihat
ke berbagai arah, langsung datangi dan tanyakan apa ada yang bisa dibantu.
Mungkin pelanggan tersebut sedang mencari lokasi toilet maka bersikaplah
membantu: antarkan langsung ke tujuan, jangan hanya menunjukan dengan jari arah
toilet tersebut. Jika ada pelanggan komplain dengarkan dengan penuh perhatian
apa yang jadi keluhan yang bersangkutan. Perlihatkan rasa empati bahwa kita
merasakan kesusahan yang sama jika hal tersebut terjadi kepada kita. Lalu
berikan jawaban yang simple dan menenangkan. Jika perlu berikan pilihan
kompensasi yang memungkinkan dan bisa diterima agar mereka tetap jadi pelanggan
dan tidak pindah ke competitor kita
Terutama yang perlu mendapat perhatian
adalah mereka yang berada di garda terdepan ( Floor Operational ) seperti
Receptionist, Cashier, Waiter/ waitress yang memang langsung berhadapan dengan
pelanggan. Citra outlet selain diwakili oleh fisik gedung dan fasilitas sarana
outlet juga sangat ditentukan pelayanan yang diberikan oleh pasukan front liner
ini. Karena itu merekrut front liner tidak cukup hanya sekedar cantik/ tampan ,
tapi tentu saja juga harus smart. Smart artinya punya karakter minimal yang
masuk katagori bisa diterima sebagai pelaku front liner. Tampak dari
penampilannya, pikirannya, daya tangkapnya, sikapnya, body languangenya,
caranya berbicara, sampai nada bicaranya dan kejelasan spellingnya perlu
mempunyai score standard yang memenuhi syarat.
Yang harus coba diolah adalah bagaimana
membawa membawa konsep pelayanan ini ke arah cara kekeluargaan. Misalnya waiter
mulai mengenal nama pelanggan yang loyal dan sering datang, menyapa dengan
menyebut namanya dengan sopan, pelan pelan mengenal makanan favoritnya,
pilihan minuman pilihannya, sedikit bercanda dengan anak anaknya yang sering
dibawa ke outlet, sekedar bertegur sapa sedikit di luar konteks pelayanan antar
pelayan dan tamunya, ingat harus tetap di koridor kesopanan dan kepantasan.
Jangan kebabalasan dan pelayan kita menjadi kurang ajar terhadap tamu atau
merasa sok akrab. Jika hubungan outlet dengan pelanggannya sudah mencapai tahap
keakraban dalam suasana kekeluargaan, maka gaya komplain yang disampaikan bila
itu terjadi akan lebih rendah “kadar kekerasan” komplainnya . Pelanggan yang
merasa tidak ada hubungan bathin dengan crew outlet , dengan manager outlet
pasti akan menyampaikan komplain dengan cara keras dan mungkin tidak akan
kompromi sama sekali. Pelanggan yang memiliki ikatan hubungan bathin dengan
outlet akan menyampaikan komplain cenderung seperti menegur baik baik seorang
kawan dan lebih besar tujuannya seperti memberikan saran ke arah yang
menurutnya lebih baik. Kadang komplain ini bisa disampaikan dengan cara
bercanda. Mungkin ada juga rasa ikut memiliki dari kastemer tersebut,
setidaknya memiliki ikatan pertemanan , persahabatan dengan para karyawan
outlet. Itulah kekuatan dari SENSE OF BELONGING ( rasa memiliki ) dari
kastemer. Jika tahap tersebut tercapai, itu adalah output dari pencapaian
SERVICE EXCELLENT
Memang di penerimaan layanan, tidak pernah
ada rasa puas dari pelanggan. Itu adalah hak prerogative pelanggan. Yang
menentukan baik tidaknya layanan adalah pelanggan, bukan penyedia jasa.
Pelanggan adalah raja. Level kepuasan dari pelanggan juga makin lama semakin
tinggi. Biasanya mereka sudah puas di angka 3, beberapa bulan kemudian berharap
pelayanan kita sampai di level 5. Nanti lihat di outlet lain lebih bagus lagi,
pelanggan berharap menerima service level 7, dst. Apalagi jika tahu dia sedang
BERADA DI TEMPAT TERBAIK DI INDONESIA, pasti service level yang
diharapkan juga maksimal. Pada akhirnya semakin tinggi manajemen outlet
berusaha memberikan level pelayanan maksimal kepada pelanggan, maka akan lebih
tinggi lagi harapan bagi para pelanggan jika mereka datang di sesi
berikutnya. Karena itu setiap outlet hendaknya senantiasa setiap hari
untuk terus memperbaiki diri dan teamwork agar output service yang disampaikan
dan diterima oleh pelanggan betul betul excellent.
SEMANGAT SUKSES ( Mirza A.Muthi )
No comments:
Post a Comment