Dari beberapa email ada kesamaan
menanyakan mengenai Corporate Social Responsibility (CSR). Coba kita bahas saja
secara general. CSR adalah bentuk tanggung jawab/ empati perusahaan
terhadap lingkungan, minimal untuk lingkup lingkungan dimana perusahaan
tersebut berdomisili. Artinya sebagian dari keuntungan bisnis juga harus
dialokasikan untuk membawa manfaat bagi sekitar, bukan hanya sibuk mencari
keuntungan terlebih jika mengexplore potensi lingkungan tapi melupakan
lingkungan sekitar atau tidak mengembalikannya lagi manfaat kepada lingkungan
tersebut.
Seperti manusia yang perlu menyeimbangkan
antara hubungan antar manusia ( hablumminanaas ) dan hubungan dengan Tuhannya (
hablumminallaah ). Begitu juga perusahaan jika dianalogikan kerja
habluminanaas sebagai sebuah “makhluk bernyawa” , melakukan hubungan dengan
pelanggan, kordinasi dengan supplier dan vendor, melakukan pemasaran, mendidik
karyawannya melalui training training, berkordinasi dengan dinas terkait
sebagai bagian dari bisnis perusahaan. Bisa saja perusahaan dianggap makhluk
bernyawa karena dengan melakukan bisnis perusahaan dengan baik sehingga bisnis
bisa terus tumbuh berkembang, menjadi semakin besar, semakin luas jangkauan bisnisnya,
semakin menyejahterakan para pemilik dan karyawannya. Maka sebagai “balasan”
dari pertumbuhan positif ini dan wujud rasa syukur bolehlah jika perusahaan
berbagi sedikit rejeki kepada orang lain, khususnya kepada lingkungan terdekat
dimana perusahaan beroperasi. Kita namakan keinginan berbagi ini
untuk urusan “habluminallaah”, berkomunikasi kepada Tuhan yang memberikan
rejeki melalui upaya upaya berbagi yang membahagiakan orang lain, upaya
mengurangi resiko resiko yang mungkin terjadi diakibatkan berkembangnya
perusahaan, sehingga secara timbal balik mendatangkan value bagi perusahaan dan
lingkungan sekitar.
Yang harus ditegaskan bahwa bentuk CSR
bukan sekedar donasi/ sumbangan uang atau sembako. Justru CSR yang bernilai
adalah berbentuk program yang hasil akhirnya bisa membawa manfaat luas bagi
perbaikan kondisi tertentu. Tentukan thema CSR dari sebuah perusahaan, misalnya
“Ibu Cerdas”, yang materi programnya memberikan free pendidikan wirausaha,
pengelolaan keuangan, cara mendidik anak kepada ibu ibu rumah tangga, agar
mereka mendapatkkan pengembangan wawasan dan ilmu yang akhirnya berguna untuk
meningkatkan kualitas keluarga masing masing. Atau perusahaan AC mencanangkan
“Go Green”, yang materi programnya menanam 1 juta pohon produktif dalam waktu 1
tahun di wilayah yang urgent dihijaukan sehingga terhindar dari bencana banjir,
longsor bahkan bisa menambah kapasitas produksi pangan. Juga bisa perusahaan
susu mencanangkan “Indonesia sehat” dengan materi programnya mencanangkan
pentingnya makan telur dan minum susu sampai usia 12 tahun untuk meningkatkan
kesehatan dan daya tahan tubuh sehingga akan terbentuk generasi yang gizinya
cukup dan otaknya lebih produktif. Bahkan program “sunatan masal”
untuk perusahaan menengah juga pantas sebagai bentuk CSR. Thema program
CSR bisa disesuaikan dengan produk dari perusahaan agar sinergi. Semakin
besar skala CSR dan dijalankan secara berkesinambungan, maka akan semakin
membawa value bagi perusahaan. Perusahaan akan dikenal sebagai perusahaan yang
berempati pada lingkungan sekitar dan ber-etika dalam bisnis.
Jika perusahaan menunjukan empati terhadap
lingkungan sekitar, juga melibatkan seluruh stakeholder seperti para Direksi,
manager, karyawan, para supplier dan vendor, bahkan para pelanggan, maka ini seperti
menyebarkan aura energy positif kepada kepentingan perusahaan secara luas.
Stake holder jadi makin peduli kepada lingkungan sekitar, makin bersemangat
membantu sesama, makin peduli terhadap penderitaan orang lain, makin ringan
tangan membantu kegiatan kemanusiaan, maka secara bertahap akan merubah
karakter seluruh stakeholder menjadi pribadi positif yang dermawan, senang
membantu dan peduli. Jika setiap pribadi yang terlibat dalam perusahaan
memiliki karakter positif maka bayangkan secara kumpulan karyawan perusahaan
akan bersinergi menjadi kelompok positif yang luar biasa. Bahkan bukan hanya
perusahaan, tapi semua stake holdernya adalah orang orang yang dianggap baik,
peduli dan positif. Intinya jika kita hanya melakukan hal hal baik , berguna
untuk orang/ pihak lain dan dido’a-kan oleh banyak orang agar banyak rejeki,
panjang umur, maka hal hal baik akan datang pada kita ataupun pada perusahaan.
Misalnya image positif untuk brand produk / perusahaan meningkat, sales makin
menngkat , pelanggan bertambah, profit meningkat, akhirnya kesejahteraan
karyawan juga meningkat.
Perlu diingat sering kali pembeli
memutuskan action to buy bukan karena produk, tapi karena alasan emosional /non
teknis. Misalnya saya sangat tahu bahwa perusahaan A ini betul membagikan
sebagian keuntungan bisnisnya untuk memajukan masyarakat dan lingkungan sekitar
dengan program CSRnya, dan memang banyak orang telah bersaksi merasa bersyukur
dan terbantu dengan adanya CSR ini, maka bisa saja saya akhirnya lebih
cenderung loyal membeli produk perusahaan A sebagai support atas dijalankannya
CSR dan agar merasa saya telah ikut berpartisipasi agar program CSR ini bisa
terus dijalankan secara jangka panjang. Walaupun mungkin secara spek mutu
produk A lebih dibawah produk B, atau bahkan harga produk A lebih mahal
daripada produk B. Percayalah, masih banyak orang baik yang menjunjung tinggi
hal hal baik yang dilakukan orang dan sangat bersedia untuk ikut
berpartisipasi. Karma tetap berlaku sekalipun itu untuk perusahaan, menanam
bibit yang baik akan menuai buah yang baik juga. Jika kita menjalankan perintah
Tuhan, maka hukum Tuhan pasti akan berlaku. Maka sebaiknya CSR dijalankan oleh
setiap perusahaan yang sudah mampu menjalankannya. Membayar pajak usaha
memang wajib untuk hablumminanaas, tapi membudgetkan sebagian dari keuntungan
usaha untuk biaya CSR seperti membayar zakat untuk hablumminallah. Insya Allah
membawa berkah dan kebaikan untuk perusahaan. SEMANGAT SUKSES ( Mirza A.Muthi )
No comments:
Post a Comment