Friday, November 1, 2019

SOP Penting Dalam Bisnis Franchise


Dalam bisnis franchise, perusahaan wajib, jika ingin mendapatkan legalitas kuat sebagai perusahaan waralaba, untuk mendapatkan nomor STUPW (Surat Tanda Usaha Perusahaan Waralaba) dari dept perdagangan. Untuk itu pasti dibutuhkan dokumen dokumen untuk melengkapi persyaratan legalitas, track record kinerja outlet milik sendiri yang sudah berjalan, termasuk didalamnya buku buku SOP/manual series yang dimiliki sebagai panduan untuk para calon franchisee. Tapi pada idealnya buku SOP ini baru bisa dibuat berdasarkan kasus kasus yang sudah terjadi di toko/outlet model/perdana, dijalankan, alami salah benar pengambilan keputusan dan strategy dan dianalisa hasilnya lalu baru dibuatkan buku standarisasinya untuk bisa diajarkan ke toko toko franchise lain. Jadi ini adalah strategi aplikasi untuk toko yang sudah terbukti berhasil, bukan sekedar mengarang teori. Maka itu sebabnya perusahaan yang mendaftar nomor STUPW sudah harus memiliki dulu Toko / Konter / Outlet perdana sebagai model start up bisnis franchise. Tidak bisa sebuah perusahaan begitu saja langsung mengajukan menjadi kantor pusat franchise tanpa ada bukti kalau perusahaan sudah menjalankan bisnis outletnya, umumnya minimal 2 tahun, mampu membuatnya berhasil dan memang sudah layak ditawarkan sebagai bisnis franchise ke calon mitra franchisee. Singkatnya kantor pusat franchisor sudah memiliki system yang terbukti berhasil  untuk menjalankan bisnis toko milik franchiseenya. Jangan sampai dianggap sebagai perusahaan investasi bodong yang tidak jelas.

Tapi membuat Toko perdana konsep franchise juga tidak mudah. Harus dipikirkan konsep bisnis dari awal, konsep kelola operasional dan konsep berkompetisi dan cara untuk bertahan bisnis jangka panjangnya bagaimana. Bisnis  franchise memang bisnis duplikasi, tapi bukan begitu saja bisa dengan mudah diduplikasi oleh orang lain yang melihatnya. Sebaiknya perusahaan franchise memikirkan faktor entry barrier yang kuat dalam membuat Toko/ Konter/ Outlet franchise. Sehingga mungkin ada yang bertanya, misalnya, kok mau buka toko ritel simple saja repot begini. Saya jelaskan, ini buat saya adalah bisnis dan bukan dagang. Dagang adalah istilah tradisional, buka toko lalu ditungguin oleh 2 orang untuk tunggu tamu / pembeli datang dari pagi sampai sore/ malam toko tutup. Tamu datang dan beli atas kehendak sendiri saja atau kebetulan lewat depan toko. 
Mungkin dagang paling kuat Anda hanya bisa membuka 1-2 Toko saja yang diawasi secara langsung oleh Anda secara bergantian. 

Tapi jika Anda bicara tentang franchise, maka Anda harus berpikir secara BISNIS. Anda dibawah legalisasi perusahaan akan kelola banyak Toko, ada yang punya  Pusat dan banyak lagi toko yang punya Mitra dan harus bisa membuat system baku yang bisa dijalankan di setiap toko/outlet tanpa kehadiran langsung Anda, tapi tetap berorientasi kepada omzet dan profit.  Untuk aware tentang detilnya masalah apa yang mungkin akan bisa terjadi di setiap Toko dan cara untuk mengantisipasinya, maka kita bisa melakukan "self talk". Belajar membuat pertanyaan seakan akan Anda adalah calon mitra franchisee lalu coba menjawab sendiri pertanyaan tsb seakan akan Anda adalah kantor pusat franchisor. Karena memang itu kenyataan yang akan terjadi.

Pertanyaan selftalk seperti sbb:
1. Kalau saya akhirnya tidak beli bahan baku dari Pusat/franchisor bagaimana? kan kalau cuma bahan baku seperti ini bisa saya beli dari banyak sumber supplier atau Pasar di kota saya?
2. Kalau cuma diajarkan  nungguin toko dari buka sampai tutup seperti ini lalu buat apa saya ikut brand milik franchisor? Buka dengan brand sendiri saja juga bisa
3. Kalau pada saat saya membutuhkan bahan baku yang sudah habis stocknya lalu pengirimannya terlambat, apa saya boleh membeli seperlunya dulu dari supplier lokal sampai menunggu kiriman dari gudang kantor franchisor datang?
4. Kalau toko saya tidak berhasil menang kompetisi dengan toko usaha sejenis di 1 Km radius domisili toko, lalu bagaimana strategi bersaingnya, apakah akan dapat bimbingan dari manajemen kantor pusat franchisor?
5. Sampai dimana komitmen kantor pusat franchisor membantu bisnis toko mitra franchisenya sampai bisnisnya berhasil?
6. Kalau dalam beberapa waktu saya bermitra dengan kantor pusat franchisor lalu kami rasakan tidak ada support berarti bagi kemajuan bisnis toko kami, selain diharuskan membeli bahan baku dari kantor pusat plus membayar manajemen fee bulanan tanpa ada bimbingan nyata, lalu bagaimana sikap kami, apakah bisa keluar sepihak dari perjanjian franchise?

Demikian simulasi yang mungkin calon mitra franchise bisa tanyakan kepada Kantor Pusat franchisor yang jawaban kita tentunya harus bisa meyakinkan mereka agar deal berbisnis dengan brand franchisor. Maka pendekatan yang dipakai HARUS BISNIS dan BUKAN DAGANG. Karena jika hanya dagang misal makanan, semua orang juga bisa, tapi kalau bisnis makanan , tidak semua orang bisa membuat system usaha toko /konter yang efektif dan efesien. Ini juga adalah konsep pertanggung jawaban franchisor kepada franchisee yang telah bersedia menanamkan investasinya kepada perusahaan kantor pusat franchise. Sebaiknya jangan ingin membuka penawaran toko/outlet system franchise dengan maksud ingin ekspansi buka toko/outlet dimana mana tapi dengan menggunakan investasi  uang pihak lain dan nanti akan dapat pemasukan rutin bulanan dari setiap toko/outletnya. Jika dasar pemikirannya seperti itu, biasanya Anda akan jadi perusahaan franchise yang kurang bertanggung jawab.

Hal lain yang bisa jadi keuntungan dari membeli bisnis system franchise atau membuat usaha franchise adalah kemungkinan toko/outlet Anda berikutnya bisa didanai oleh pihak bank. Kesiapan Anda dalam berbisnis juga bisa mendapat apresiasi dari Bank jika Anda ingin meminjam sejumlah dana investasi. Ajukan proposal bisnis  dengan financial projection yang menarik. Jika menurut Bank proposal ini menarik dan aman untuk dibantu pendanaan, sudah terbukti berhasil di beberapa lokasi usaha dan ada konsultan yang menjaga mengarahkan bisnisnya, SOPnya sudah dibuat dan financial modelnya masuk akal dan ada prospeknya untuk memenuhi pengembalian pokok dan bunga pinjaman secara rutin bulanan, bisa jadi pinjaman dana akan cair. Pihak Bank juga butuh menyalurkan dana untuk bisnis mereka. Selamat membuka bisnis franchise. 


SEMANGAT SUKSES 
(Mirza A.Muthi)