Sunday, February 2, 2020

Kesempatan Vs Jebakan


Dijual Mobil Alphard seharga cash Rp.50 juta? Kapan lagi bisa dapat KESEMPATAN emas seperti ini? Bisa bergaya dengan mobil mewah dengan harga murah. Belum tentu besok besok dapat kesempatan seperti ini. Tapi cobalah pikir dengan KEWAJARAN. Kira kira wajar tidak Alphard walaupun second bisa dibeli dengan harga cash segitu? Jangan jangan tidak ada surat surat legalnya? atau bekas kebanjiran, bekas tabrakan, atau susah mutasi balik nama karena dapat dari tarikan leasing? dan banyak kemungkinan hal teknis spesifik lainnya yang tidak wajar sebagai mobil yang normal. Jangan sampai jadi JEBAKAN dan malah jadi menyusahkan, buang buang uang dan membawa masalah dikemudian hari.

Itu sekedar gambaran mudah kasus Kesempatan vs Jebakan, yaitu dalam keputusan membeli mobil second. Kenyataannya dalam perjalanan hidup kita banyak mendapat momen kesempatan vs jebakan ini. Batas antara kesempatan dan jebakan ini sangatlah tipis. Pertimbangannya harus dari BIAYA dan KEWAJARAN. Misal ditawarkan investasi dengan bunga diatas 20% sebulan dengan membeli produk seharga tertentu dan tanpa usaha apa apa lagi. Perlu pertimbangan matang secara biaya dan kewajaran, dari mana perusahaan tsb membayar bunga untuk para investornya/nasabahnya? Memang sepertinya kita akan sangat beruntung karena bisa dapat bagi hasil lumayan besar setiap bulan dari jumlah uang yang kita investasikan. Tapi banyak kenyataan terungkapnya investasi bodong sekarang ini terbukti merugikan banyak nasabahnya. Mungkin bulan bulan awal kita bisa dapat bagi hasilnya sesuai perjanjian, tapi di bulan berikutnya mulai bermasalah bahkan kemudian tidak lagi terkirim sama sekali. Kantor Pusat perusahaan investasinya tutup dan uang Anda akhirnya hilang lenyap bersama ratusan nasabah investor lain. Akhirnya kesempatan menjadi jebakan karena Anda mengabaikan kewajaran. 

Anda orang yang punya skill spesifik yang sedang dibutuhkan, punya banyak asset, punya perusahaan sedang booming dan fenomenal, punya produk yang sangat happening, pendeknya..Anda sedang menjadi "gula" atau " semut ". Pada saat Anda jadi gula atau semut, sudah tentu Anda jadi target banyak pihak yang " ingin memanfaatkan " atau " ingin menjatuhkan " Anda. Saya pakai kata " ingin memanfaatkan ", karena melihat Anda bisa dipakai untuk mempercepat tercapainya tujuan mereka secara lebih cepat dan lebih efesien. Saya pakai kata  " semut " karena Anda secara tidak disadari sudah menggigit pihak lain. Saya pakai kata " ingin menjatuhkan " , karena siapa tahu eksistensi Anda menjadi sandungan, calon kompetitor kuat, atau penghambat bisnis mereka. Kita tidak tahu apa yang sebenarnya ada dalam pikiran mereka. Pertimbangkanlah dengan bijaksana agar Anda jadi orang yang lebih waspada dan berhati hati khususnya dalam berbisnis.

Misalnya Anda punya perusahaan yang sedang berkembang pesat dan berprospek cerah. Anda berpikir akan lebih baik jika mendapat tambahan investasi agar lebih cepat berkembang besar. Padahal wajarnya lebih baik proses berjalan perlahan agar besar pada waktunya memang sudah siap. Lalu ada investor yang menawarkan kerjasama investasi dengan pembagian saham. Seharusnya Anda mengambil waktu untuk lebih mengenal calon mitra investor perusahaan Anda, atau memberi waktu mengenal calon mitra dengan kerjasama per project dulu untuk lebih mengenal karakter calon mitra perusahaan Anda. Sampai Anda merasa sudah cukup mengenal dan perusahaan memang sudah butuh tambahan invetasi, baru ambil kesempatan tsb menjadikan calon mitra Anda sebagai pemilik saham perusahaan dan resmi bermitra. Mudah saja bagi mitra yang memang mempunyai dana kuat untuk sekejap menyusun skenario, memanfaatkan situasi dan membalik keadaan untuk membeli saham Anda, kemudian menutup perusahaan dan menendang Anda keluar. Maka perlu waktu cukup  untuk menilai baik buruknya bermitra sebelum mengambil keputusan penting. Ambil yang Anda butuhkan, bukan apa yang Anda inginkan. inginkan. Semua butuh poses, waktu dan tidak bisa instant. Itupun walaupun sudah matang dipertimbangkan, kadang masih bisa saja terjadi hal hal yang tidak Anda inginkan karena bagaimanapun seninya bisnis adalah segala keputusannya selalu akan berisiko sekaligus berkesempatan di waktu yang bersamaan.

Misalnya Anda punya asset banyak tanah dimana mana, tahu tahu tanpa ada angin atau proses sebelumnya,  Anda mendadak ditawari jadi Direktur Utama Perusahaan Developer besar skala nasional tanpa sebelumnya Anda pernah menduduki posisi managerial apalagi Direksi di perusahaan kontraktor atau developer. Sedangkan untuk menjadi Dirut Perusahaan Developer besar dengan project skala nasional dan karyawan ratusan tersebar di seluruh Indonesia, sangat butuh skill spesifik dan pengalaman puluhan tahun karir pelaksana sampai mengelola bisnis dan perusahaan semacam itu. Harus berpikir, apakah ini WAJAR? Pertama pikirkanlah apakah Anda mampu jadi Direktur Utama perusahaan sebesar itu di bidang yang Anda sama sekali tidak paham sebelumnya? Apakah ada maksud pihak tsb sebenarnya mengincar asset tanah yang Anda miliki dengan cara yang mudah dan harga yang murah? Apakah ada biaya yang dibutuhkan untuk menduduki posisi pejabat penting ini? Apakah perusahaan tsb sedang ada masalah, sehingga di tahap selanjutnya bisa mengkambing hitamkan Anda sebagai penanggung jawab utama sebagai Direktur Utama? Setelah mengambil keuntungan dari asset Anda? Perlu banyak pertimbangan matang dari segi kewajaran dan biaya.

Kesempatan vs Jebakan sangat tipis bedanya, maka hati hati dalam mengambil keputusan. Bukannya kita menghindari dalam mengambil kesempatan, tapi perlu pertimbangan kewajaran dan biaya agar tidak menjadi kerugian besar yang tidak diprediksi dan terukur sebelumnya bagi Anda apalagi merugikan nama baik, kredibilitas profesi, asset dan perusahaan Anda. Sayang sekali apa yang sudah capai bertahun tahun lalu akan hilang lenyap bahkan bisa membawa dampak hukum dan bahkan pidana bagi Anda karena Anda salah melihat Jebakan sebagai sebuah Kesempatan. Ambil Kesempatan sebagai informasi, pelajari dulu resikonya, pertimbangkan biaya dan kewajarannya dan ambil keputusan yang proporsional agar tidak menjadi Jebakan. Tapi jangan juga terlalu paranoid dan takut mengambil kesempatan bagus. Terpenting kita harus paham bahwa kesuksesan dan keberhasilan tidak ada yang instant dan harus melalui proses jatuh bangun. Tapi selama tujuan di depan masuk akal dan memang bisa kita perjuangkan, jadikan kesempatan  sebagai penyemangat untuk terus berusaha dan berkarya. Jangan lupa untuk meminta saran masukan dari berbagai pihak yang kompeten agar bisa menimbang kesempatan, tidak salah mengambil keputusan, atau jika ada hal hal tambahan yang perlu dianalisa sebelumnya, sehingga resiko bisa makin diperkecil.

SEMANGAT SUKSES
( Mirza A.Muthi )