Thursday, April 8, 2010

STRATEGI MARKETING : SHOWER MARKETING VS GERILYA

Marketing itu menarik ! Setiap usaha riil baik itu usaha mikro, kecil , menengah atau besar bahkan multinasional dan global brand membutuhkan “marketing “ ini sebagai unsur terpenting bagian dari proses tumbuh kembang perusahaan. Jadi jangan pikir hanya usaha usaha besar saja yang eksis outlet atau produknya di kota kota propinsi/ metropolitan yang butuh marketing. Tapi warung nasi di pinggir jalan kota kabupaten/ kecamatan juga butuh marketing. Setiap usaha pasti ada pesaing, dan target konsumennya cenderung sama. Dari sekian banyak penyedia usaha baik produk / jasa yang eksis, bisa dilihat, bisa didengar, bisa dikunjungi orang hanya ada beberapa usaha saja yang bisa menjadi pilihan konsumen. Selain factor kepuasan konsumen akan produk/ jasa yang dibelinya, justru awalnya dimulai dari bagaimana orang memutuskan untuk membeli atau menggunakan produk/jasa tersebut. Karena website ini lebih berorientasi ke UKM kita bahas marketing untuk UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah ). Bagi kebanyakan pengusaha Mikro Kecil, marketing merupakan “momok” karena terkendala biaya. Jangankan biaya untuk bikin brochure, pasang iklan sedangkan untuk modal belanja saja harus dihemat hemat. Tidak seperti perusahaan besar yang menggunakan strategi Shower Marketing, mulai dari sederhana seperti sebar brochure, spanduk dan poster, iklan TV, adlibs Radio, iklan media massa, membuat event ATL dan BTL dimana mana bahkan dengan tema tema khusus dan diskenariokan berseri seri, press conference, event Grand Opening atau hadiah Grand Prize gila gilaan dengan budget milyaran rupiah.

Sungguh hal yang tidak terbayang bagi pelaku bisnis UMKM. Buat Pak Amat yang berpikir bahwa bisnis warung nasinya saja sudah dapat lokasi strategis dan bisa buka jualan saja sudah bagus sekali, selanjutnya tinggal menunggu mudah mudahan orang mau mampir untuk mencoba makan. Kalau makanannya dirasakan enak pasti mereka mau jadi langganan. Sangat sederhana konsep bisnisnya. Padahal coba lihat disepanjang jalan tersebut paling tidak ada 10 warung nasi yang berjualan “produk” yang sama warung nasi Pak Amat.

Apa yang bisa dilakukan pengusaha warung nasi seperti Pak Amat untuk marketing?
Kita namakan ini marketing gerilya. Seperti pejuang kemerdekaan kita atau pejuang Vietnam yang dulu lebih banyak pakai bambu runcing, senjata tajam dan senapan sederhana dengan hanya sedikit persediaan amunisi. Maka cara berjuangnya adalah dengan masuk ke hutan hutan, menyerang mendadak diam diam mengarah lansung ke target orang per orang prajurit, lalu dengan cepat segera menghilang lagi. Sedikit sedikit korban timbul di pihak lawan, tapi kontinyu dan konsisten sehingga menimbulkan efek traumatic yang cukup signifikan di pihak lawan.


Intinya gunakan modal yang ada saat ini untuk jadi “marketing tools”. Misalnya sekarang Pak Amat cuma punya modal makanan, warung, dan sedikit uang. Maka Pak Amat juga bisa menggunakan teknik “marketing gerilya”ini untuk marketing  warung nasinya
  • Bawa sample makanan produk yang dijual di warung nasi untuk dibagi bagikan di radius 2 km. Sample ini tidak perlu utuh 1 porsi, cukup satu potong potong dengan tusuk gigi untuk pegangannya. Misalnya 1 batang tempe bacemnya dipotong potong 4 bagian dan persilakan orang yang ditemui untuk mencicipi, juga menu lainnya. Kalau harga menu bisa dijangkau untuk konsumen kelas tukang ojek, atau supir angkot maka datang ke mereka untuk cicipi sample tempe bacem tsb, juga ke banyak orang lain karena harganya sangat terjangkau
  • Buat brochure sederhana: ketikan sedikit di kertas A4 dibagi 4 bagian mengenai Warung Nasi Pak Amat, menu yang dijual dan gambarkan peta lokasi juga nomor Handphone Pak Amat. Lalu difoto copy perbanyak sesuai kebutuhan. Masternya disimpan untuk bisa dicopy lagi jika brochure kurang. Dicopy di kertas yang berwarna ( misalnya warna kertas merah muda atau biru muda agar tidak berkesan hanya kertas biasa saja tanpa ada isi penting di dalamnya atau tidak tertumpuk dengan kertas putih lainnya ).
  • Bersamaan dengan mendistribusikan menu sample juga sambil membagikan brochure sederhana tadi. Bawa brochure lebih banyak dari sample menu yang dibawa karena lebih banyak disebar, lebih banyak kemungkinan untuk mendapat respon.
  • Menu paket box untuk acara pengajian atau arisan yang biasa dilakukan di rumah rumah juga cara efektif untuk memasarkan warung makan/ resto. Di dalam box juga sudah dilampirkan brochure, kartu nama usaha agar jika merasa puas maka pelangan bisa order dengan menelpon
  • Compliment: Misalnya kalau belanja makanan min Rp.10.000, jangan segan segan Pak Amat untuk kasih free produk menu lain yang sesuai misalnya Es teh manis free, atau kalau belanja lebih banyak lagi dibungkuskan menu sayur oseng untuk dibawa pulang. Agar tidak terikat promonya, maka buat ini murni compliment spontan agar pelanggan bisa merasa ditambahkan “nilai”nya oleh pemiik warung dan dia merasa dihargai sebagai pelanggan.
  • Buat spanduk menarik di depan warung nasi. Menarik dalam arti isi tulisannya menarik: “ Warung Nasi Pak Amat: Murah, Enak, Bersih”, Ukurannya menarik: seukuran dengan bagian muka warung nasi, ukuran besar dan mengarah langsung ke pinggir jalan. Kalau warung ada di lokasi hook, maka buat spanduk besar ke 2 arah muka menghadap jalan
  • Warna warung Nasi juga harus mencolok agar bisa menjadi pusat perhatian utama, misalnya merah loreng putih untuk tema kebangsaan, atau digambar grafitti atau mural atau “gambar aneh” lainnya di dinding warungnya. Dimana warung Pak Amat? Itu pak terus saja sampai ketemu warung yang ada gambar ayam kuning merah pake kacamata hitam yang besar gambarnya. Pasti ketemu
  • Juga Pak Amat serta pegawainya harus pakai seragam. Seragam bukan berarti didesign khusus oleh designer, dijahit khusus dengan logo Pak Amat yang dibordir, tentu itu mahal. Seragam lebih artinya sama warnanya dan terkesan bersih. Misalnya Pak Amat pakai kemeja warna biru muda, maka 2 pegawainya juga pakai t-shirt warna biru muda yang senada. Seragam ini mencerminkan kebersihan dan ketertiban pengelola warung. Bagaimana kita bisa bilang di sini warung makan bersih tapi yang jualan hanya pakai singlet atau baju yang warnanya sudah lusuh, rambut gondrong tidak terurus dan bau badan. Jadi seragam yang digunakan bukan seragam mahal dan jahitan khusus. Bisa dibeli bebas, bahan kain atau kaos boleh saja asal warnanya sama.  Image juga bagian dari marketing dan kebersihan adalah bagian dari service terhadap pelanggan
  • Di bagian dalam warung jangan lupa dipasang di beberapa lokasi ( misalnya di arah mau keluar pintu warung, juga di dinding di belakang dipasang di bagian atas tulisan besar No handphone yang bisa dihubungi untuk pemesanan menu antar
  • Magic attitude: Senyum , Sapa , Salam.
  • Magic words: Tolong , Maaf , Terimakasih , tidak perlu pakai uang, siapa saja bisa melakukan
“Street Marketing / Gerilya“  seperti ini lebh murah dari Shower Marketing dan bisa dilaksanakan sendiri oleh pengusaha warung nasi kecil di pinggir jalan karena modalnya justru bahan baku yang sudah ada di Warung Nasi dan sedikit saja uang dan tentunya plus harus lebih banyak sikap positif. Jika marketing gerilya ini dilakukan terus menerus dengan sabar dan kontinu maka pasti akan timbul efek promo yang cukup signifikan. 
SEMANGAT SUKSES ( Mirza A.M.)
  

No comments:

Post a Comment