Thursday, December 23, 2021

Menghargai adalah Kunci Komunikasi

Bagaimana dua orang bisa saling komunikasi? Tentunya jika yang satu berbicara maka yang lainnya mendengar. Lalu yang mendengar memberi respond balik gantian yang lainnya mendengar. Seperti arus bolak balik. Semakin sering frekuensi bolak balik ini terjadi, maka secara prinsip komunikasi sudah terjadi. Lalu bagaimana agar komunikasi bolak balik ini bisa kondusif? Tentunya diawali dengan rasa saling menghargai, maka isi pembicaraan, pemilihan kata dan susunan kalimat, nada dan intonasi bicara , bahkan gestur saat bicara akan mengikuti semuanya positif. Jika awal komunikasi disampaikan secara positif maka insha Alloh respond baliknya juga akan ditanggapi secara positif. Jika penerima juga punya sikap menghargai maka seharusnya komunikasi akan berlangsung dengan kondusif, hangat dan sesuai dengan tujuan dilakukannya komunikasi tsb.

Tapi jika komunikasi tidak diawali dengan sikap menghargai, maka yang terucap cenderung intimidasi, kemarahan, penghinaan, kritikan pedas, perintah keras dan semacamnya. Pilihan dari penerima pesan semacam ini juga apakah dia lebih baik diam menerima saja atau ikut berespond balas keras juga. Akibatnya bukan komunikasi positif yang terjadi tapi malah terjadi konflik bicara bahkan bisa berpotensi mengawali jenis konflik yang lebih fisik atau melukai hati. Komunikasi yang tidak didasari dari adanya rasa menghargai kepada lawan bicara dipastikan akan tidak akan menuju hasil yang diharapkan. Bahkan jika pimpinan yang sedang berniat menegur staffnya pasti bertujuan agar pasca komunikasi staff akan memperbaiki cara kerjanya dan tidak mengulangi kesalahan kerjanya. Bahkan jika ada suami ingin menegur istrinya bertujuan agar pasangannya lain kali bisa lebih paham maksud keinginannya. Bahkan jika ada orang tua ingin mengajarkan anaknya harus dengan cara yang lebih mendidik dan bersahabat agar anak bisa menyerap dengan iklas dan positif. Bahkan pemilik mobil yang mobilnya tidak sengaja ditabrak pemotor ingin komunikasinya kondusif agar ada win win solution mengenai biaya perbaikan kendaraan. Setiap komunikasi yang diawali dengan rasa menghargai lalu baru disampaikan dengan etika yang baik umumnya terlihat dari respond balik di 10 detik pertama. Apabila penerima pesan ini merespond balik dengan etika yang sejenis maka kemungkinan besar akan ada titik temu yang baik dari tujuan komunikasi ini.

Darimana datangnya “rasa menghargai” ini? Misal tadi pemilik mobil harus punya rasa yakin bahwa pemotor yang menyenggol mobilnya tadi sebetulnya tidak sengaja, dan pemotor tadi tidak kabur jadi pasti ada niat baik untuk menyelesaikan masalah. Antara suami istri harus mengingat ingat perjalanan masa pernikahan yang sudah panjang. Apa saja yang sudah diberi oleh pasangannya baik perhatian maupun materil sehingga sedikit saja salah paham tidak akan mengorbankan besarnya nilai pernikahan dan kasih sayang yang sudah dibina selama ini. Pimpinan yang baik tidak hanya pintar memerintah dan marah marah tapi juga pintar menghargai karyawannya yang sudah coba berkontribusi. Selama karyawan masih berkeinginan kuat untuk dibina, diarahkan dan dibimbing untuk lebih baik dan sesuai dengan standard skill dan knowledge kebutuhan perusahaan, maka hargailah agar tidak sampai terlanjur sakit hatinya dan menjadi reject untuk dibina.

Bahkan rasa menghargai bisa membuat seseorang rela menyesuaikan diri dengan lawan bicara. Misalnya seorang berpendidikan S2 pada saat dia berbicara dengan petugas sampah di lingkungannya, dalam rangka menghargai lawan bicaranya, dia tidak menggunakan bahasa bahasa dewa yang tidak dipahami oleh petugas sampah. Dipilihnya kata kata sederhana yang simple lugas namun tetap sopan dan menghormati. Tentu saja tujuannya agar dapat tercipta komunikasi yang mutual. Dengan rasa menghargai juga seorang anak yang sudah mapan berbicara sopan santun merendahkan nada dan kalimat saat bicara dengan ibunya yang sudah sepuh. Menghargai bahwa pencapaiannya sampai sejauh ini pasti tidak lepas dari didikan, pengorbanan dan doa seorang ibu. Seorang istri walaupun sedang di masa susah ekonomi tetap berbicara sesuai adab dan etika suami istri karena menghargai bahwa ada masa masa senang dan bahagia yang sebelumnya sudah diusahakan oleh suaminya dari kerja kerasnya selama ini. Kalaupun saat ini sedang susah pasti bukan karena suami malas berusaha tapi saat ini semua situasinya sedang susah. Tapi keharmonisan komunikasi suami istri tetap dijaga dengan tujuan harmonis menua bersama dalam keadaan susah dan senang.

Demikianlah pentingnya Anda punya rasa empati dan menghargai pada lawan bicara Anda, baru Anda bisa mengadakan komunikasi yang kondusif dan efektif.

SEMANGAT SUKSES (Mirza A.Muthi)

VALUE KOMUNIKASI

Jika kita amati jagoan bulu tangkis ganda sedang berlaga, ada hal krusial yang sangat berbeda dengan single/tunggal. Dalam ganda sangat membutuhkan kerjasama dan kontribusi dari kedua pemain untuk menutup lapangan, mengarahkan kok dan menyerang balik lawan. Harus menjadi partner yang padu dan seimbang dari mulai level of skill, kebugaran fisik, kesehatan mental saat bertanding, persepsi dalam pemahaman komunikasi. Bila tidak ada standard keseimbangan dari unsur tsb diatas, bahkan pemain ganda bisa saja kalah melawan pemain single saat berlaga di lapangan yang sama jika komunikasi antar pemain ganda berantakan. Cara berkomunikasi antar pemain ini harusnya sudah di-standarisasi dulu sebelum mulai bermain. Bahkan situasi hubungan pasca bermain antar pasangan sangat berperan. Jika sedang ada “suasana kusut atau konflik internal berdua” antar pemain ganda, bahkan lebih baik jangan dimainkan atau mengganti salah satunya dengan pemain ganda backup lainnya agar dampak psycologis kisruh internal ini bisa dieliminir saat game dimulai. Memang sangat berisiko tapi lebih baik daripada pasangan unggulan yang sedang tidak connect komunikasinya jadi kalah konyol dari pasangan yang antah berantah, malah akan lebih menyakitkan hati. Kekalahan pada pasangan ganda akan lebih susah recoverynya secara mental karena bisa saja salah satu melemparkan mayoritas penyebab kekalahan pada partnernya dan itu justru makin akan memperlemah ikatan kebersamaan yang tadinya sangat erat.

Menyamakan standard bahasa komunikasi lapangan harus dilakukan sebelum game dimulai, dibantu oleh pelatih. Mungkin dengan “bahasa kode” tubuh, jari dan gestur yang bisa dipahami antar mereka berdua dan itu sebaiknya sudah berlangsung lama tahunan dari game ke game sepanjang karir bulu tangkis profesional mereka. Komunikasi inilah yang menentukan siapa yang menutup lapangan bagian mana dan siapa melakukan serangan dari baris depan atau belakang, sementara partnernya sudah harus bersiap untuk menerima kok balik lagi ke lapangan mereka. Value komunikasi antar mereka harus sama yaitu bekerja sama mencegah lawan mencetak poin dan menambah poin bagi mereka secepat cepatnya. Valuenya harus sama antar pemain agar tercipta irama dan mood main yang produktif dan efesien mencetak poin demi poin sampai game dinyatakan selesai.

Bentuk komunikasi antar pemain ganda sering kita lihat dalam bentuk saling melempar senyum, kontak mata, saling berbisik, saling memberi teriakan semangat, memberi kode jari, bahkan memberi support dengan sentuhan fisik seperti selalu saling menepuk tangan setelah selesai proses setiap poin, entah hanya menepuk bahu dengan tangan atau bahkan raket. Harus ada komunikasi, artinya jika salah satu memberi action komunikasi maka partnernya harus merespond secara positif. Kalau saja sampai ada salah satu mencoba menepuk tangan partnernya tapi partnernya melengos saja, tidak menanggapi atau melewatkan begitu saja dan itu terjadi berkali kali, pasti langsung ada asumsi negatif di benak ; bahwa ada masalah di hati partnernya yang sedang tidak senang dengan situasi saat ini atau bahkan sedang marah pada dirinya. Asumsi demikian sontak bisa membuat irama permainan menjadi kacau karena konsentrasi terpecah dan ujung ujungnya mereka bisa kalah game karena berbagai kesalahan yang dibuat sendiri, bukan karena lawan lebih bagus.

Begitu juga komunikasi antar partner di laga lain lagi, misal suami istri dalam arena rumah tangga. Komitmen jangka panjang dalam sebuah janji pernikahan sangat membutuhkan standard komunikasi yang lebih kompleks dan konsisten. Utamanya diawali dengam “saling menghargai”. Dari rasa saling menghargai ini maka setiap orang akan lebih legowo memaafkan partner hidupnya, menerima apa adanya segala kekurangan, menghargai segala apa yang sudah diusahakan pasangannya walaupun belum sempurna, tidak membuka aib dan kekurangan pasangan di depan pihak luar siapapun termasuk di kalangan keluarga besarnya, legowo memaafkan dan iklas memberi. Pasangan menikah yang diisi suami istri yang salah satunya maunya hanya menerima lalu mengkritik jika pasangannya tidak bisa memberi sesuai standard yang diinginkannya, niscaya umur pernikahannya tidak akan lama. Karena dengan adanya kekecewaan dari salah satunya atau bahkan keduanya akan membuat macetnya komunikasi kondusif antar pasangan. Yang ada isi komunikasinya adalah “saling smash” antar suami istri. Bagaimanapun komunikasi harus seimbang dalam value, tujuannya membina janji pernikahan dan membangun penghargaan dan memupuk kasih sayang sampai maut memisahkan.

Jika kita lihat value diatas semuanya semata justru datang dari tindakan “memberi”, bukan meminta. Memberi perhatian, memberi maaf, memberi penghargaan, memberi bimbingan, memberi semangat, memberi maklum, memberi fisik materi semampunya, memberi peringatan jika pasangannya sedang salah jalan, memberi saran arahan untuk sebuah keputusan, dll. Justru bukan keinginan hanya ingin menerima saja tanpa mau memberi. Apalagi yang sudah banyak menerima tidak pernah menghargai, selalu memgkritik atau merasa kurang, bahkan menyiarkan kemana mana kalau dia selama ini tidak pernah mendapatkan apa apa dari pasangannya sementara kenyataannya dia sendiri tidak pernah memberi apa apa. Jika dari setiap suami istri memiliki hasrat untuk memberi yang terbaik pada pasangannya, justru berlomba lomba memberi yang terbaik bagi pasangannya, diyakini pasti hubungan antara mereka akan sangat kondusif dan menyenangkan. Tapi jika ada salah satu berkomunikasi dengan value yang berbeda dan hanya berorientasi menerima dan tidak pernah ada keinginan memberi, maka dipastikan tidak akan terjadi komunikasi yang baik dan sehat.

Jika Anda pemain ganda, baik dalam bulu tangkis, dalam pernikahan , dalam team kerja , dalam organisasi atau dalam phase kegiatan kehidupan lain, maka hargai pasangan Anda, orientasi pada memberi yang terbaik kepada pasangan dan tunjukanlah dengan value komunikasi yang sama agar pasangan Anda sejalan dan selalu seiring setujuan dengan Anda.

SEMANGAT SUKSES (Mirza A.Muthi)

Sunday, October 31, 2021

Bagaimana Mengatasi Kapasitas Tamu Yang Dibatasi

Masih terkait bisnis di masa Pandemic ini dimana aturan PPKM masih berlaku dengan segala pembatasan kapasitas tamu outlet yang mencapai 50%. 

Tentu saja kapasitas ini dibawah target dari perhitungan financial model pada saat mengkonsep bisnis/usaha outlet. Mungkin masih masuk skala moderate atau hati hati, tapi angka ini hanya berlaku 3 bulan pertama setelah launching outlet. Setelahnya tentu kapasitas tamu harian minimal ditarget diatas 70%, baru bisa ada BEP yang dituju dan bisnis bisa dikatakan sehat. Dengan pembatasan daya masuk tamu di satu waktu di satu outlet hanya maks 50%, maka harus dicarikan jalan keluar dari mana mencari tamu tambahan sebagi substitusi dari target tamu yang "dihilangkan". Belum lagi jam operasional outlet yang masih dibatasi, misal tadinya bisa buka sampai jam 23.00 tapi masa PPKM ini hanya bisa buka sampai maksimal pukul 21.00. Maka pasti akan mengurangi lagi potensi okupansi tamu harian yang akan mengurangi total omzet bulanan secara signifikan dibanding sebelum Pandemic. Tapi jangan pesimis, karena semua bisnis outlet saat ini sedang mengalami krisis yang sama. Bukan hanya Anda saja yang susah tapi se Indonesia bahkan se dunia sedang masuk masa susah karena Pandemic ini. Jadi bersabar dan cari jalan keluar.

Beberapa startegi yang bisa diperkuat saat ini, sbb;
1. Perbanyak penjualan online. Pekerjakan unit kerja khusus minimal 2 orang di media sosial atau marketing online. Cari karyawan yang paling aktif di medsos dam paling kreatif. Agar mereka bisa saling diskusi, mengingatkan , memotivasi dan berbagi shift jam kerja aktif (melayani interaksi). Jika tidak ada karyawan yang memenuhi kriteria tsb sewalah konsultan sales online. Tidak apa apa untuk mengeluarkan sedikit tambahan upah bulanan tapi ada usaha fokus  terarah dan profesional untuk mengusahakan penjualan online yang bisa menggantikan potensi omzet pembelian langsung yang hilang.

2. Gunakan channel channel penjualan online dari marketplace atau kalau jenis makanan gunakan gofood grabfood dan aktifkan website juga jika perlu gunakan influencer atau sponsor di para youtuber untuk program program menarik yang berdampak pada penjualan langsung pada saat tayang. Diskusikan paket program yang menarik dari segi harga maupun pilihan produk dalam waktu terbatas agar menarik misal dalam program flash sale. Gunakan tiktok atau instagram live video untuk demo produk Anda dan langsung adakan penawaran saat live.

3. Take Away atau Drive Thru, untuk produk makanan dan selain makanan. Cara ini sudah banyak dipakai untuk produk makanan. Tapi coba gunakan juga untuk produk jenis lain. Yang kecil ukurannya, sudah jelas bentuk dan kegunaannya, sudah umum baha dan speknya, sudah standard jenis dan gunanya, sudah tahu brand dan harga pasarannya. Misalnya toko buku bisa menggunakan konsep Take Away dan Drive Thru untuk penjualan item Alat Tulis Kantor dan accesoriesnya. Misal belanja kertas HVS 1 rim, tipe ex, penggaris 30 cm plastik, pensil 2B merk X, penghapus pinsil, gunting kertas ukuran besar dan amplop coklat ukuran A4. Barang barang tersebut sudah sangat umum dan tidak perlu dipilih pilih lagi di dalam outlet/toko. Bisa pesan via Drive Thru dari mobil langsung ke pos pembayaran dan ambil barang, selesai. Supermarket yang outletnya di darat juga bisa melakukan hal ini. Banyak barang barang ritel yang sudah umum dan spesifikasinya standard. Coba pelajari lagi apa produk Anda bisa seperti ini. Intinya pembeli sudah tidak perlu memilih milih lagi barang yang diinginkannya karena memang sudah sangat familiar dan umum sehingga kalau pihak toko/outlet yang memilihkan pun untuk konsumennya, maka tidak akan salah pilih.

4. Penjualan langsung offline diluar outlet. Seperti gerilya langsung ke lokasi lokasi ramai untuk mendekati pasar dan meningkatkan kemungkinan penjualan. Karyakan karyawan yang ada untuk disebar menjangkau kantong kantong pasar strategis dan potensial ada buyer produk Anda. Sebelumnya bekali karyawan lapangan Anda dengan brochure dan cara bicara yang terstruktur dan tepat utuk situasi penjualan diluar outlet. Tools untuk membawa produk dagangan juga harus nyaman dan memudahkan karyawan baik dari segi jumlah barang dagangan dan kenyamanan membawanya. Jangan alih alih mentargetkan jumlah penjualan besar malah karyawan lapangan jadi lebih repot untuk mengangkat angkat barang dagangannya dan bingung menempatakan barangnya di lokasi penjualan. Malah membuat stress mereka. Bawalah secukupnya saja setiap unit kerja yang penting cepat terjual dan bisa kembali lagi ke outlet untuk mengambil stock dagangan.

5. Kolaborasi. Cara untuk bertahan dalam situasi saat ini tapi sekalian membuka peluang baru adalah kolaborasi. Bikin sebuah event ringan di satu tempat outdoor/terbuka yang free flow yang diselenggarakan gabungan dari beberapa macam ritel, misalnya kuliner, toko buku, ritel accesories, alat musik. Bikin panggung terbuka dimana ada penyanyi dan pemusik gitar/piano, menyediakan makanan bungkus siap jemput, juga ada konter accesories tapi tanpa tempat duduk dan akses freeflow bolak balik sehingga orang bebas keluar masuk kawasan tsb tapi tetap ada daya tarik mengundang crowd datang karena ada aktifitas musik dan ada yang dijual.
Masih bisa dipikirkan lagi beberapa startegi untuk tetap bisa berbisnis di masa PPKM Pandemic ini. Memang mungkin tidak bisa semaksimal pada saat normal, tapi saat ini kita memasuki new normal dan suka tidak suka kita harus beradaptasi ketimbang terus mengeluh dan menunggu pasif situasi normal. Anggaplah tidak mungkin situasi akan normal kembali seperti dulu, maka fokuslah pada penyesuaian cara kita berbisnis. Kalau kita tidak bergegas, maka orang lain yang akan mengambil kesempatan pertama. 

SEMANGAT SUKSES 
(Mirza A.Muthi)

Lebih Boleh..Kurang Jangan


Dalam sebuah percakapan membeli singkong 3 kg ada hal menarik. Saya menaruh satu satu singkong sampai timbangan mencapai angka 3 kg. Sepertinya terlewat sedikit jarum di angka 3 lalu saya mengembalikan 1 buah singkong yang berukuran kecil. Tapi bapak penjual singkong mengembalikan kembali singkong tsb sambil berkata, sudah...jangan dikembalikan. Lebih boleh tapi kurang jangan. Saya protes..saya bilang, jangan pak, nanti bapak rugi. Bapak menjawab, saya sama sekali tidak rugi, insha Alloh kelebihan timbangan ini yang jadi berkah dagang saya hari ini. Saya betul betul terharu..Aamiin. pelajaran besar buat saya di hari Sabtu pagi itu. Padahal beliau hanya pedagang singkong sederhana kios non permanen di pinggir jalan.  Bahkan ketika mau saya bayar lebih pun beliau tidak mau menerima dan hanya bersedia menerima sesuai harga 3 kg. Semoga laku laris dagangannya Abah, saya hanya bisa mendoakan.


Itulah mental berniaga yang diajarkan Nabi Besar Muhammad SAW. Baginda Nabi Besar dulunya juga berdagang dan sampai digelari Al Amin ( yang dipercaya ) karena akhlak jujurnya. Tidak sedikitpun baginda Nabi mengurangi takaran timbangannya sesuai kesepakatan perniagaan. Bahkan seringkali Baginda Nabi melebihkan timbangannya. Dengan demikian banyak pembeli datang kembali pada Baginda Nabi kembali berniaga karena merasa diuntungkan dan dihargai uangnya. Alhamdulillah ternyata masih ada pengikut Baginda Nabi yang meneruskan jejak berniaga tersebut sampai saat ini.

Dalam kita berniaga/ jual beli/ muamalah, memang tujuan kita adalah menjual sebanyak banyaknya dan mencari keuntungan. Menjual boleh banyak tapi keuntungan sudah beda dari menjual. Keuntungan harus wajar, manusiawi dan berkah. Karena keuntungan inilah yang akan menentukan akan berapa lama kita diberi waktu oleh Alloh SWT untuk berniaga. Alloh SWT juga pasti tidak ridho dan memberkahi jika kita berniaga dengan menzholimi pembeli pembeli barang dagangan kita. Menjual dengan keuntungan sangat tinggi, sampai pembeli suatu waktu sadar bahwa dia merasa telah membayar terlalu banyak untuk sebuah barang yang kualitasnya kurang, manfaatnya tidak sebanding, nilainya kurang, bahkan mungkin dirugikan karena barangnya diterima cacat atau diluar apa apa yang disampaikan pedagang. Jika itu terjadi, pembeli yang cerdas akan pindah ke lain pedagang/penjual. Bukan itu saja, bahkan memprovokasi pembeli lain untuk tidak membeli ke tempat/toko Anda.

Bisa saja Anda menjual sebuah produk dengan harga tinggi hanya saja memang harus memiliki nilai yang tinggi diatas rata rata produk sejenis lainnya. Misalnya kualitasnya jauh lebih kuat, nilai jual kembalinya bisa bertahan stabil, nilai kebanggaan menggunakannya, keterbatasan unitbyang diproduksinya. Tentunya tidak hanya menghitung cost of production tapi juga cost of development dan research, cost of brand building yang perusahaan sudah keluarkan secara serius untuk fokus menjadi produk terbaik diatas kompetitor. Jika Anda hanya menjual barang atau produk yang tidak ada nilai tambah dan sama saja dengan produk kebanyakan, maka rasanya tidak etis kalau Anda jual dengan harga yang terlalu tinggi diatas pasaran dengan harapan mendapatkan keuntungan yang sangat tinggi.

Lebih boleh..kurang jangan. Apalagi jika Anda melebihkan kualitas, melebihkan ukuran, melebihkan manfaat tapi dijual dengan harga rata rata, maka insha Alloh pembeli akan jauh lebih senang dan dagangan Anda berkah. Kalau orang bisnis bilanh Value for Money. Dengan nilai uang yang sama bisa mendapat produk yang terbaik. 

Sholat wajib 5 waktu, kurang jangan tapi lebih boleh..lebihkan dengan sholat sholat sunnat lainnya. Memberi nafkah pada keluarga, usahakan jangan kurang agar semua kebutuhan bisa tercukupi. Tapi tentunya jika bisa dan mampu untuk dilebihkan maka akan lebih baik. Keluarga jadi ada kesempatan untuk bersama sama merasakan misalnya liburan atau sekedar makan diluar sesekali bercengkrama bersama sama. Memperhatikan dan bersabar kepada pasangan/ suami istri  pastikan juga harus lebih. Tapi kedua duanya harus punya pandangan yang sama, melebihkan "pemberian" kepada pasangannya. Pemberian ini bukan berarti hanya uang atau barang, tapi juga perhatian, rasa sayang, doakan, menghargai dan bersyukur, tutur kata sopan dan hangat, dll hal baik lainnya yang membangun suasana kondusif dalam hubungan kasih sayang suami istri. Kalau ada yang kurang atau misalnya hanya satu pihak saja yang berusaha memberi sedangkan pihak pasangannya hanya pintar meminta, sudah begitu masih kurang lagi...kurang bersyukur, kurang menghargai, kurang hormat, kurang hal hal lain yang menyakiti hati pasangannya, maka sudah tentu umur hubungan kasih sayang ini tidak akan lama bertahan. Lebih boleh...kurang jangan.

Maka dimasa pandemic ini usahakan kita tetap menjaga semangat tetap lebih, jangan kurangi optimisme. Pasti jika kita tetap berusaha keras, cerdas mencari jalan keluar dan menjaga prasangka baik kita terhadap rejeki Alloh SWT, insha Alloh akan datang juga rejeki atau jalan keluar yang kita nanti nantikan. Jika dulu Anda berusaha 2x sudah bisa jalan usaha Anda, maka sekarang harus Anda lebihkan 4x 6x lebih keras daripada sebelumnya. Jangan malah mengendur jadi 1x. Tapi sesuaikan caranya dengan situasi kondisi yang terjadi, maka cerdaslah mencari jalan keluar untuk berusaha. Lebih banyaklah mencari informasi yang dibutuhkan. Lebih banyak ketemu kawan kawan yang lrbih sukses, lebih berhasil, lebih optimis, lebih pintar, lebih positif. Jangan keseringan kumpul dengan kawan kawan yang kurang semangat, nanti malah terbawa suasana loyo dan menyerahnya kepada Anda. Tentunya iringi dengan sholat dan sabar yang lebih lagi sebagai penolongmu. Tadinya hanya sholat wajib, maka sekarang lebihkan dengan sholat Dhuha dan sholat Tahajud..Lebihkan waktu setelah sholatmu untuk disempatkan bermunajat berdoa memohon dengan sungguh sungguh pertolonganNYA. Lebihkan sedekahmu, lebihkan perbuatan baikmu, lebihkan berbakti pada orang tuamu yang masih hidup. Lebih boleh..kurang jangan.

Seperti Abang penjual singkong pada cerita diatas, lebihkan perhatianmu dan tindakanmu pada semua hal hal yang mungkin bisa mendatangkan berkah kepadamu. Lebih boleh..kurang jangan. Insha Alloh Anda bisa melewati saat saat susah ini dengan selamat. Aamiin
SEMANGAT SUKSES (Mirza A.Muthi)

Monday, October 11, 2021

American KungFu vs Chinese Cowboy

Seperti terbalik ya skill dan pelaku di judul atas. Umumnya kita tahu keahlian beladiri KungFu dari China dan keahlian tembak cepat tepat ala Koboi dari Amerika. Tapi dalam sebuah film semua bisa terjadi. Bayangkan jika dalam sebuah scene 2 jagoan ini terpaksa harus duel, siapa yang menang? Koboi China yang ahli menembak tepat cepat berhadapan dengan Master KungFu bule Amerika yang bisa membaca arah peluru dan menghindar lalu memberikan pukulan dan tendangan seribu ke arah lawannya. 

Saya lebih suka alur ceritanya begini. Karena keduanya sudah sangat ahli dibidangnya, walaupun masing masing sudah babak belur tapi belum ada satupun diantara mereka yang menyerah. Masing masing hanya sementara menghindar dan mencari selamat dulu untuk mengobati luka lukanya untuk niat bertempur lagi di kesempatan yang akan datang. 

Tapi dalam pertempuran panjang dan melelahkan tadi, sebagai petarung profesional rupanya masing masing petarung juga belajar dan “menyerap ilmu” dari lawannya. Diam diam si Cowboy China menyerap ilmu kungfu fan si American Master KungFu menyerap cara menembak cepat tepat. Sebagai seorang Master yang sudah belajar puluhan tahun sepanjang hidupnya bertemu dari lawan ke lawan, rupanya urusan menyerap ilmu lawan bukan hal yang terlalu sulit. Oleh karena itu sebagai Master selalu berkeliling mencari lawan lawan lebih tangguh setiap kali untuk dikalahkan karena juga dapat meningkatkan daya tempurnya. Setiap selesai bertempur, maka skillnya makin meningkat. Naah di pertempuran kali ini justru skill menembak cepat tepat jadi hal menarik bagi si American KungFu.

Begitupun sebaliknya, skill gerakan kung fu yang cepat, keras, akurat dan mematikan sangat membuat si jago tembak China Koboi kesengsem untuk dimiliki. Jadilah masing masing belajar keahlian tambahan tsb dengan harapan di pertempuran kedua urusan yang belum beres ini bisa diselesaikan dengan kemenangan bagi dirinya. Tentu saja kadar dan semangat berlatih ini juga sudah kadar selevel master, bukan semangat semangat ala junior baru belajar dunia. Semua dedikasi dan pengorbanan diupayakan di level tertinggi, namanya juga sudah Master. Hasil dari perubahan tsb bisa kalian bayangkan bisa menjadikan masing masing si China Cowboy dan American KungFu Master masing masing jadi monster yang menakutkan dan tanpa tanding. Sekarang si American KungFu Master melengkapi dirinya dengan tongkat dan keahlian tertingginya, sedangkan China Cowboy dipastikan menambah kelengkapannya dengan pistol revolver di pinggang. 

Masa berjalan dan akhirnya mereka bertemu tidak sengaja di suatu pasar ramai  di satu kota gurun. Mau tidak mau title jawara tarung dunia harus dinobatkan dan perangpun terjadi. Apalagi saat ini banyak saksi mata yang tidak sengaja menonton. Bukan hanya medan perang sekeliling yang hancur porak poranda..kios kios rubuh, barang dagangan berterbangan kemana mana dan orang orang berlarian menjerit jerit ngeri dengan dahsyatnya pertempuran 2 orang master yang belum pernah mereka lihat dan alami sebelumnya. Bagi orang biasa, ini betul betul kengerian yang sesungguhnya dan tingkatan skillnya masing masing sudah sulit dipercaya akal sehat. Terlihat dari dampak kerusakan lingkungan pasar yang terjadi seperti dirusak sekawanan kerbau mengamuk, padahal yang bertempur hanya 2 orang petarung.

Herannya bagi si China Cowboy dan American KungFu Master, semua jurus dan tembakan yang mereka lakukan seperti sedang bertarung dengan diri sendiri. Kerusakan fisik, kesakitan dan luka lebam yang mereka derita tidak separah pertempuran pertama kali walaupun kali ini pertempurannya lebih dahsyat lagi. Seperti semua jurus maupun tembakan dari lawan sudah terbaca arahnya dan bisa dihindari dengan mudah. 

Setelah lama bertempur, menghancurkan sebagian besar area pasar dengan ditingkahi oleh jerit tangis dan teriakan ketakutan  orang orang di pasar, ibu ibu yang memeluk erat anaknya sambil berurai air mata, padagang yang coba memunguti barang dagangannya yang tercerai berai..suasana panik yang ditimbulkan, pelan pelan diperhatikan juga oleh kedua petarung tangguh ini. Karena lelah juga seperti bertarung tanpa hasil jelas, juga diliputi rasa kasihan kepada orang orang tidak berdosa di pasar yang terpaksa harus jadi korban berantakan, perlahan mereka saling mengedorkan serangan masing masing. Sambil memperhatikan sekeliling  dan merubah fokusnya yang mereka kaget juga betapa porak porandanya dampak dari hasil pertarungan mereka, sebagai Master yang punya hati mereka sepakat menghentikan pertarungan. Si American KungFu Master legowo memuji China Cowboy yang sekarang jago berantem seperti dirinya dan sebaliknya si China Cowboy mengakui sangat kagum dengan kecepatan tembak American KungFu Master yang persis seperti dirinya. Masing masing seperti melihat sosok dirinya pada diri lawannya. 

Lalu saat pertempuran mereda…seorang nenek dan kakek datang bersujud dan bersimpuh datang pada keduanya memohon untuk tidak lagi bertempur dan berkata “Lebih baik bagi orang orang ahli seperti kalian untuk menggunakannya keahliannya menolong kami yang lemah ini, semoga Tuhan memberikan kebaikan bagi kami melalui kalian berdua”. Rupanya kampung ini seringkali disantroni kawanan bandit yang datang setiap kali hari raya pasar untuk merampok dan mengambil upeti orang orang kampung. Nenek dan Kakek ini merasa setelah melihat daya tempur master berdua…merasa mereka berdualah jawaban dari doa mereka setiap hari agar didatangkan siapapun yang bisa jadi penoling jalan keluar penduduk kampung dari kesusahan yang sudah lama mendera. Ditambah kemudian seluruh warga kampung bergerak mendekati kedua master ini, mereka ramai ramai bersujud bersimpuh dan memohon agar keduanya membantu warga membebaskan mereka dari komplotan bandit kejam yang selalu mengganggu dan menjarah mereka.

Sebagai seorang master yang memiliki idealisme bela diri yang baik dan benar, yang hanya bertempur melawan lawan sepadan dan bukan untuk menginjak orang lemah  juga selalu berkeinginan jadi yang terbaik diatas yang terbaik, pengakuan dan permintaan pertolongan tulus iklas dari seluruh warga kampung tentu saja sangat menggetarkan hati mereka berdua. Maka mereka berdua sepakat untuk tidak bermusuhan lagi dan berkolaborasi untuk membantu warga kampung memberantas kebatilan komplotan bandit pada saat kedatangan mereka berikutnya. 

Maka masa berjalan dan datanglah komplotan bandit tapi cerita mereka kali ini tentu saja lain dari hasil kemenangan dari kedatangan mereka di masa masa lalu ke kampung itu. Tentu saja tidak ada seorangpun dari anggota komplotan bandit kejam tersebut yang lolos dari hukuman 2 jagoan kita kali ini dan sejak itu kampung tsb aman damai makmur untuk selamanya. Si China Cowboy dan si Americam KungFu Master jadi pahlawan kampung dan tinggal menetap disana berbaur dengan warga yang sangat senang karena sekarang di kampung mereka sudah ada 2 malaikat penjaga. Tidak tampak dari penampilan mereka bahwa mereka sebetulnya adalah 2 dewa dalam ilmu tempur masa itu. Selayaknya warga biasa saja dan bahkan mereka melatih anak anak muda warga untuk paling tidak memiliki setengah dari kemampuan tempur mereka untuk ikut menjaga kampung. Demikian akhir skenario film action ini.

Diluar dari alur cerita tadi, pasti para pembaca bisa menangkap pelajaran yang coba disampaikan yaitu mengenai belajar menambah skil baru yang dibutuhkan, belajar dan menguasai skill penting sampai jadi yang terbaik, fokus pada hal hal yang bermanfaat dan membawa kebaikan bagi banyak orang, makin berilmu justru makin merendah, selalu ada langit diatas langit dan hal lain yang mungkin bisa berguna bagi hidup pembaca. By The Way skenario ini bukan saya kutip dari film yang saya tonton. Ini murni hasil imajinasi saya sendiri. Jika ada sutradara yang berminat saya melamar jadi peranan kakek yang memohon di pasar. SEMANGAT SUKSES


(Mirza A.Muthi)

Thursday, September 16, 2021

Marketing Dulu atau Produksi Dulu?


Sebelumnya obingmitra.com mohon maaf bahwa format layout obingmitra.com berubah dari tampilan biasanya. Website kami di masa vakum interaksi juga sempat cukup lama mengalami crash down dan kami memutuskan untuk merubah layout menjadi lebih simple dan fokus di artikel dan konseling. Format ini agar lebih memudahkan pembaca langsung fokus ke kebutuhannya dari obingmitra.com tanpa harus terganggu oleh berlebihannya tampilan informasi tambahan lain dari penulis. Mudah mudahan obingmitra.com tetap bisa memberi manfaat bagi para pembacanya khususnya kawan kawan pelaku UMKM di Indonesia. Selamat membaca....


Ok jika kita baca judul diatas, ini pertanyaan tricky. Saya tidak bisa menjawab, tapi saya awali dengan cerita. Seorang office boy dari perusahaan yang bekerja di salah satu kawasan perkantoran bisa menghasilkan uang dari menyusun "buku menu sendiri" berupa menyalin menu menu pilihan dari warteg, foodcourt, resto sekitaran kantor. Buku menu yang harganya tentunya sudah disesuaikan menjadi pilihan bagi para karyawan kantor yang malas keluar kantor untuk memesan menu makan siang yang nanti diantar sampai ke meja kerja. Jika sehari saja ada 50 karyawan order makan siang dengan kelebihan Rp.3000 per menu, maka hari itu dia bisa dapat penghasilan Rp.150.000. Jumlah yang sangat lumayan untuk office boy yang tidak punya barang /tidak perlu memproduksi masakannya sendiri untuk bisa menjual menu. Yang dibutuhkan hanya skill marketing mulai dari cara berbicara, sopan santun keramahan, relasi luas dan pergaulan, dan biaya sedikit untuk mencetak beberapa buku menu. Marketing dan Sales adalah dominan skill. 

Lalu "usaha makelar menu" ini sudah aman lancar berjalan selama 1 tahun. Relasi makin luas dan penghasilan makin besar. Rupanya office boy ini merasa makin percaya diri untuk menaikan statusnya dari makelar menjadi pengusaha kuliner. Dia percaya dengan skill menjualnya yang mumpuni maka dia bisa juga menjadi pengusaha kuliner sukses. Lalu dari simpanannya dikeluarkan modal untuk sewa 1 spot kios ruko 1 lantai di kawasan perkantoran dan menjual soto ayam. Dia mulai belajar untuk mencari supplier bahan baku, belanja ke pasar, belajar memasak, merekrut pegawai, melayani pembeli, merancang beberapa program diskon. Tapi kenyataannya tidak seindah bayangannya..banyak hal yang sepertinya belum terpikirkan sebelumnya. Ternyata susah menjaga stock bahan. Kadang kadang bahan baku sudah habis padahal permintaan masih berjalan. Kadang kadang stock berlebih sehingga terbuang sementara penjualan tidak target. Belum masalah pegawai yang terus bongkar pasang karena tidak betah kerja. Dia juga tidak menyangka bahwa harga lebih mahal Rp.1000 saja maka pelanggan bisa pindah ke soto ayam kompetitornya. Sementara warung soto ayam bukannya makin berkurang tapi malah buka 2 konter dan 1 warung lagi dalam 3 bulan ini. Kelihatannya bahkan yang warung soto pelayannya lebih cantik muda dan menjadi daya tarik tambahan bagi Pelanggan. Rasanya repot sekali cari uang untuk menutup biaya sewa kios belum harus bayar gaji pegawai. Masih harus bayar uang preman lagi dan banyak pelanggan yang minta hutang dibayar akhir minggu. Kalau tidak dikasih bisa jadi mereka pindah ke warung soto ayam lainnya yang bisa kasih hutangan seminggu. Belum hal hal lain yang bikin tambah pusing kepala. Akhirnya bulan ke 5 dia menyerah dan menutup warung soto ayamnya dengan sejumlah kerugian. Dia tidak sadar kalau dia sebetulnya sudah masuk ke ranah bisnis, bukan lagi sekedar marketing sales atau  dagang. Di bisnis bukan skill lagi yang dominan tapi seorang pebisnis harus punya knowledge/ pengetahuan. Dia harus paham merencanakan tahapan bisnisnya disesuaikan dengan budget, menggerakan dan mengelola sumber daya manusianya, menganalisa setiap keputusan atrategi dan taktiknya, semua parameter harus dikontrol agar tetap relatif terhadap kesehatan bisnis. Untuk bisa mengelola bisnis maka jelas perlu pengetahuan dan mental pengorbanan pasti tidak bisa instant berhasil.

Sekarang kita lihat abang soto ayam gerobak yang keluar masuk sampai gang gang perumahan di kampung kampung. Mereka sebetulnya cuma menyiapkan budget untuk produksi bahkan mungkin tanpa marketing. Mereka hanya kelilingan sejauh yang mereka bisa jangkau dan posisikan arah jalan dan mangkalnya di tempat tempat strategis dimana akan banyak langganannya datang. Dia bisa menghindar dari rute gerobak soto lainnya di waktu yang sama dan yang sama sama punya rute kelilingan kompleks. Skill sales yang dia perlu hanya skill pergaulan agar pelanggan senang pada pelayanannya karena ramah dan sopan melayani. Selebihnya tentu rasa soto ayamnya harus rata rata enak dan harga pantas. Jadi di usaha dagang soto ayam gerobak ini tentu harus duluan produksi. Jika suatu saat abang soto mie ini ingin punya gerobak gerobak soto ayam yang ingin difranchisekan dengan target menarik uang mitra untuk membangun gerobak gerobak soto mie lebih banyak secara cepat dan berharap skala bisnisnya jadi jauh lebih besar. Apakah menurut Anda proses pindah kuadran ini akan bisa berjalan mudah dan lancar dengan rasa percaya diri dari dasar pengalamannya jadi abang soto gerobak dorong selama 3 tahun? Apakah ada kemungkinan nantinya mitra pemilik uang yang sudah mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli gerobak dan membeli kepastian bahan baku akan komplain karena omzetnya tidak sesuai dengan yang dijanjikan? Masih aman kalau hanya 2 mitra yang komplain. Bagaimana kalau diatas 10 mitra yang sama sama komplain berbagai hal yang lebih menjurus pada masalah bisnis? 

Maka dalam perusahaan yang lebih besar skalanya ada div business development, div marketing dan sales dept. Masing masing punya KPI sendiri dan ada budgetnya sendiri sendiri. Jadi jawaban diatas adalah tergantung Anda akan jadi makelar/reseller/dagang/bisnis dan sebesar apa skala usaha yang akan Anda jalani?

Tapi bagi entepreneur pemula lebih baik miliki dulu skill menjual/menawarkan karena bisnis dimulai sejak dilakukan penawaran. Belajar dulu menawarkan barang orang lain agar resiko Anda untuk menyiapkan barang dagangan bisa dieliminir. Jika dari penawaran Anda ada respond positif sampai ada yang berhasil terjadi pembelian, maka itu tanda pertama bahwa Anda berbakat belajar lebih banyak dan lebih jauh lagi untuk jadi pengusaha.
 
SEMANGAT SUKSES 
(Mirza A.Muthi)

Monday, September 6, 2021

Diamlah..Biar Hasil Yang Bicara


Hallo para pembaca yang budiman. Mohon maaf obingmitra.com sempat vakum cukup lama dari artikel online karena memang belum ada pertanyaan baru lagi yang masuk ke redaksi. Kita sama sama maklum di situasi pandemic ini fokus semua orang pindah pada mode bertahan. Bisa bertahan hidup dan bertahan memenuhi kebutuhan minimal hidup saja sudah alhamduillah. Maka obingmitra.com juga memutuskan untuk stop tayang dulu sampai tayang lagi Agustus 2021 ini di bulan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam 1 tahun terakhir ini saya banyak bertemu dan berbincang dengan para kepala keluarga , para suami, para bapak, yang kehilangan kemampuannya sebagai tulang punggung keluarga. Ada yang kena PHK, tidak.diperpanjang kontrak, pengurangan gaji sampai 50%, bahkan banyak yang dikejar kejar hutang. Kalau masih beruntung ada beberapa kepala keluarga yang istrinya masih berpenghasilan menjadi backup walaupun tentu masih kurang mencukupi. Lucunya...jika kita bapak bapak kumpul, maka akan jadi sesi curhat antar suami. Biasanya hal ini tidak pernah terjadi. Banyak suami dan bapak yang seakan kehilangan eksistensinya dihadapan istri ataupun anak anak. Dalam beberapa situasi, kepala keluarga jadi seperti kehilangan harga diri.  Per Maret April 2021 lalu, sudah 2 tahun pandemic COVID 19 melanda Indonesia dan dunia. Saat ini banyak orang yang sedang dalam kondisi sejatuh jatuhnya dari segi ekonomi keluarga sampai sampai pihak keluarga besar harus turun tangan membantu dengan segala lika likunya. Ada yang membantu tapi dengan banyak catatan ini itu , omongan yang tidak enak dengan tekanan mental terutama di kepala keluarga. Tapi ada juga keluarga yang membantu sesama keluarga yang lagi susah dengan pengertian yang tinggi,  tetap menjaga kehormatan dan harga diri keluarga yang dibantunya. Kebanyakan manusia memang dinilai dari hasil akhirnya terutama masalah uang. Banyak manusia berperan sebagai Tuhan, menghakimi , memberi predikat negatif dan memberi keputusan bersalah kepada seseorang, bahkan tanpa tahu proses dan latar belakang kenapa orang tsb bisa sampai di situasi seperti ini. Kalau dilihat seseorang sedang miskin atau sedang banyak hutang maka keluarlah analisa sepihak bahwa selama ini dia kurang pintar usahanya, salah atur uangnya, kurang hemat pakai uangnya, kurang keras usahanya, kurang iklas sedekahnya, kurang lurus jalannya, kurang banyak bersyukur, kurang berbakti pada orang tua, bodoh pikirannya, kurang pikir ini...kurang timbang itu...apalagi kalau dia harus menerima bantuan maka si pemberi bantuan seakan jadi punya hak untuk masuk mengatur hidup mereka yang disantuninya. Padahal pilihan tujuan dan jalan hidup setiap orang atau setiap keluarga berbeda beda. Opsinya hanya apa yang dia pikir benar dan baik harus dipaksakan untuk dilaksanakan, berkaca karena saat ini pemberi bantuan masih mapan dan dia si penerima bantuan sudah tumbang. Padahal hal itu belum tentu baik untuk si penerima bantuan. Ada 1000 cara dan jalan sukses dalam hidup tapi Anda dipaksa untuk menjalankan 1 atau 3 cara hidup yang dia arahkan. Yang memberi jadi merasa  kelebihan hak untuk ikut intervensi atur ini rubah itu versi dia dan yang menerima bantuan jadi kehilangan hak untuk berpendapat atau bahkan bicara untuk diri dan keluarganya sendiri. Yang pegang uang yang bisa bicara. Memberi bantuan dan santunan lalu mengatur ini itu dengan dasar selama ini apa yang Anda kerjakan sudah jelas tidak ada hasil yang benar, jadi bicara apapun juga tidak benar.

Belum lagi kita kehilangan dukungan dari orang terdekat, misalnya istri atau anak anak. Karena ketidak mampuan menafkahi lagi di masa pandemic ini, banyak kebaikan sebagai kepala keluarga dan suami dikecil kecilkan dianggap tidak berarti dengan adanya sedikit kesalahan dan kekurangan tidak bisa menafkahi tahun ini dan sebaliknya usaha memenuhi backup  kebutuhan keluarga oleh pasangan yang nyatanya masih lebih kecil dan masih belum lama juga tapi sangat dibesar besarkan. Yang tadinya anak dan istri masih iklas dengan keadaan ini, dimasuki pemikiran pemikiran lain dari keluarga besar yang merubah cara pandang, maka bisa berbalik komplain dengan keadaan, berbalik dari yang tadinya masih bisa terima. Bahkan keadaan sebenarnya dengan keahlian drama queen dari pasangan, bisa diputar balik dan itu seperti kebenaran yang disampaikan keroyokan sekeluarga pada saat Anda duduk di kursi terdakwa dan tidak berdaya untuk membela diri dan tidak punya harga diri lagi sebagai kepala keluarga. Pada dasarnya dalam pengadilan manusia, umumnya kita sangat pintar berperan sebagai jaksa penuntut dan sedikit yang berperan sebagai pengacara pembela. Dengan tuntutan yang diperkuat dengan fakta yang memang ada saat ini maka banyak pihak yang meng-amin-kan bahwa memang Anda adalah orang kalah dan salah, apa yang Anda sudah lakukan selama ini salah apapun alasannya. Yang parah jika Anda sudah bekerja dalam tugas menghidupi keluarga selama 20 tahun dan baru susahnya di 5 tahun terakhir, maka tetap saja disampaikan pasangannya selama 20 tahun tidak memberikan apa apa selain penderitaan. Kadang pasangan kita jika dalam posisi masih mengkontribusi keluarga menggantikan posisi sebagai tulang punggung keluarga bisa juga terlalu over acting sehingga meniadakan eksistensi suami, melupakan pemberian suami dan merendahkan harga diri Anda sebagai suami. Rasanya semua orang bahkan istri Anda saat ini seperti berhak menghakimi dan menghukum Anda. Anda tidak diberi opsi bicara untuk menjelaskan bahwa sudah banyak hal hal baik yang selama ini dilakukan untuk keluarga, kejadian saat ini adalah situasi umum dan kenapa bisa jatuh sampai ke situasi seperti ini selain yang dikejar adalah saat ini Anda punya banyak kebutuhan hidup dan hutang dan semua kebutuhan uang itu ikut memberatkan orang orang/ keluarga  yang jadi harus ikut turun tangan membantu. Padahal selama ini Anda letih berjuang lahir bathin juga hanya untuk keluarga. Seluruh kebaikan yang sudah diusahakan hancur dengan satu musim paceklik.

Lalu harus bagaimana sikap Anda? Sebetulnya Anda masih termasuk beruntung karena ada anggota keluarga besar yang masih bersedia membantu. Maka selebihnya jadikan sabar dan sholat menjadi penolongmu. Ingatlah jika semua pendampingmu, anak dan istri adalah titipan yang diamanahkan ada Anda. Istripun adalah juga hanya titipan Alloh SWT. Jadi Anda juga tidak bisa mengatur bagaimana istri Anda harus bersikap kepada Anda. Harus memihak atau justru menikam Anda sepenuhnya hak istri Anda tergantung dari keimanannya sebagai istri.
Anggaplah sekarang ini Anda adalah pejuang yang sedang berperang. Tidak ada ruang dan waktu untuk bisa tenang, istirahat dan hidup damai sebelum kemenangan tercapai. Tidak perlu pamer juga sudah bagaimana usaha, sabar, doa dan sholat  yang sudah Anda lakukan selama ini, percuma juga. Jangan juga akhirnya terlalu mengharapkan "bantuan gratis" keluarga, istri/suami, kawan kawan dsb karena jarang sekali ada "manusia" bertindak dan memberi tanpa pamrih atau mengorek ngorek " jasa baik ". Jika Anda menerima pertolongan dari mereka, maka lapangkanlah hatimu untuk menerima kenyataan bahwa mau tidak mau Anda harus mengizinkan si penolong masuk intervensi dalam kehidupan Anda. Ringankan saja hati Anda dan selalu doakan mereka yang membantu Anda. Sudah sangat bagus di saat sulit seperti ini masih ada keluarga yang bersedia membantu karena mungkin sebenarnya mereka juga butuh uangnya paling tidak untuk dihemat hemat, tapi karena rasa sayangnya mereka kepada Anda maka mereka turun membantu. Termasuk syukuri istri Anda yang masih bisa menghasilkan uang dan sebisanya backup kebutuhan keluarga walaupun sikapnya kepada Anda sebagai suaminya jadi dingin , kurang hormat dan ringan mulut. Anggaplah jargon bersama saling sayang jaga dan hormati antara suami istri selalu dalam suka dan duka...itu hanya skenario cerita manis di sinetron. Di dunia nyata..kita semua hanya manusia biasa saja dengan ego, keakuan, kebutuhan dan keserakahan yang tinggi. Harus jelas siapa yang bisa disalahkan dan dikorbankan atas situasi yang terjadi.
Intinya setiap bantuan itu Anda harus hargai dengan sabar karena keluarga Anda yang membutuhkan, kecuali Anda cuma hidup sendiri dan tidak menanggung anak atau anggota keluarga lain.

Kalaupun Anda saat itu tidak dibebani kewajiban untuk mengembalikan uang segera sebagai misalnya hutang, tapi paling tidak Anda mungkin saja akan menerima cibiran, cemoohan sebagai konsekuensi paling rendah. Kalaupun tidak langsung disampaikan di depan Anda, di belakang pasti Anda akan jadi topik omongan keluarga dari sisi kelalaian Anda. Anda hanya bisa dengar isyu dari sana sini atau merasakan sikap sinis anggota keluarga terhadap Anda...mungkin saudara saudara Anda jadi menghindar berkomunikasi dengan Anda si pembuat masalah....bersabarlah.

Jadi apakah Anda harus menyalahkan sana sini dan katakan kalau seluruh dunia bersalah kepada Anda? Lebih baik jangan Anda lakukan atau kalaupun Anda lakukan maka Anda akan semakin terlihat sebagai orang yang konyol dan kekanakan. Lebih baik sabar dan iklas.. terima saja karena saat ini memang sedang waktunya Anda di bawah. Kalaupun Anda yang sedang dibawah menerima tekanan dari mereka yang sedang diatas, itu sudah normal dari sifat manusiawi. Termasuk Anda sendiri jika bisa menolong orang mungkin Anda akan pamrih bahwa sewaktu waktu orang yang Anda tolong akan gantian berbaik hati kepada Anda.  Jadi janganlah juga Anda jengkel dan kesal dengan apa yang Anda sedang alami saat ini.  Pasti masih banyak orang lain yang lebih susah kondisinya, lebih menderita suasana batinnya, lebih dekat ke putus asa harapannya dari Anda saat ini. Sekarang ini banyak tutup mulut dulu, menerima dulu dan banyak bersyukur saja untuk saat ini sambil terus persiapkan rencana dan  langkah berikutnya sesuai tujuan perbaikan hidup Anda yang Anda sembunyikan. Kalaupun sekarang Anda dikatakan selalu salah apapun yang Anda kerjakan...tetap diamlah, masuk telinga kanan biar keluar dari telinga kiri. Lebih baik jadi bekas orang salah daripada jadi bekas orang baik. usahakan saja sekuat tenaga perbaikan hasil. Nanti biar pada waktunya nanti hasil yang bicara.

Tidak ada kehidupan ideal seperti apa yang Anda mau. Justru "kekurang sesuaian dengan harapan" dari yang Anda rasakan menjadi ujian keimanan bagi Anda bagaimana menyikapinya. Karena Anda juga bukan manusia sempurna. Dimata orang lain Anda juga banyak kekurangan dan belum memberikan ke-ideal-an sempurna buat orang lain. Tenanglah, nasib Anda saat ini tidak sendiri. Banyak suami, bapak dan kepala keluarga lain yang mengalami situasi rumit yang sama. Menjadi suami dan bapak memang bukan tugas sederhana. Benar kadang masih bisa salah, apalagi salah jadi tambah runyam. Karena suami yang dikenai tanggung jawab paling besar di keluarga maka selalu kekurangannya yang akan lebih dulu terlihat. Karena sifat manusia yang seringkali kurang bersyukur, lebih mudah melihat menilai kekurangan orang dan lebih suka membanggakan peran diri sendiri. Tapi jika semua ujian ini selesai dan Anda selamat bisa bertahan maka Anda sudah jadi seseorang Anda yang baru. Sudah lebih baik jadi bapak, suami, kepala keluarga yang lebih siap untuk mulai menerima suatu amanah titipan besar dari Alloh SWT. Walaupun begitu jika sudah lepas dari kesulitan, tetaplah setia pada istri Anda. Jangan sakit hati kepada dia karena suami memang harus lebih baik, lebih sabar, lebih bijak, lebih logik dan kalau bisa lebih pintar tentunya dari istri. Doakan selalu istri Anda dan tetaplah ridho pada ketentuanNYA agar menjadi amalan pahala buat Anda para suami. Tetap semangat para kawan kawan suami sedulur, badai pasti berlalu. Aamiin Ya Robbal Alamin. 
 
SEMANGAT SUKSES 
(Mirza A.Muthi)