Sebelumnya obingmitra.com mohon maaf bahwa format layout obingmitra.com berubah dari tampilan biasanya. Website kami di masa vakum interaksi juga sempat cukup lama mengalami crash down dan kami memutuskan untuk merubah layout menjadi lebih simple dan fokus di artikel dan konseling. Format ini agar lebih memudahkan pembaca langsung fokus ke kebutuhannya dari obingmitra.com tanpa harus terganggu oleh berlebihannya tampilan informasi tambahan lain dari penulis. Mudah mudahan obingmitra.com tetap bisa memberi manfaat bagi para pembacanya khususnya kawan kawan pelaku UMKM di Indonesia. Selamat membaca....
Ok
jika kita baca judul diatas, ini pertanyaan tricky. Saya tidak bisa
menjawab, tapi saya awali dengan cerita. Seorang office boy dari
perusahaan yang bekerja di salah satu kawasan perkantoran bisa
menghasilkan uang dari menyusun "buku menu sendiri" berupa menyalin menu
menu pilihan dari warteg, foodcourt, resto sekitaran kantor. Buku menu
yang harganya tentunya sudah disesuaikan menjadi pilihan bagi para
karyawan kantor yang malas keluar kantor untuk memesan menu makan siang
yang nanti diantar sampai ke meja kerja. Jika sehari saja ada 50
karyawan order makan siang dengan kelebihan Rp.3000 per menu, maka hari
itu dia bisa dapat penghasilan Rp.150.000. Jumlah yang sangat lumayan
untuk office boy yang tidak punya barang /tidak perlu memproduksi
masakannya sendiri untuk bisa menjual menu. Yang dibutuhkan hanya skill
marketing mulai dari cara berbicara, sopan santun keramahan, relasi luas
dan pergaulan, dan biaya sedikit untuk mencetak beberapa buku menu.
Marketing dan Sales adalah dominan skill.
Lalu
"usaha makelar menu" ini sudah aman lancar berjalan selama 1 tahun.
Relasi makin luas dan penghasilan makin besar. Rupanya office boy ini
merasa makin percaya diri untuk menaikan statusnya dari makelar menjadi
pengusaha kuliner. Dia percaya dengan skill menjualnya yang mumpuni maka
dia bisa juga menjadi pengusaha kuliner sukses. Lalu dari simpanannya
dikeluarkan modal untuk sewa 1 spot kios ruko 1 lantai di kawasan
perkantoran dan menjual soto ayam. Dia mulai belajar untuk mencari
supplier bahan baku, belanja ke pasar, belajar memasak, merekrut
pegawai, melayani pembeli, merancang beberapa program diskon. Tapi
kenyataannya tidak seindah bayangannya..banyak hal yang sepertinya belum
terpikirkan sebelumnya. Ternyata susah menjaga stock bahan. Kadang
kadang bahan baku sudah habis padahal permintaan masih berjalan. Kadang
kadang stock berlebih sehingga terbuang sementara penjualan tidak
target. Belum masalah pegawai yang terus bongkar pasang karena tidak
betah kerja. Dia juga tidak menyangka bahwa harga lebih mahal Rp.1000
saja maka pelanggan bisa pindah ke soto ayam kompetitornya. Sementara
warung soto ayam bukannya makin berkurang tapi malah buka 2 konter dan 1
warung lagi dalam 3 bulan ini. Kelihatannya bahkan yang warung soto
pelayannya lebih cantik muda dan menjadi daya tarik tambahan bagi
Pelanggan. Rasanya repot sekali cari uang untuk menutup biaya sewa kios
belum harus bayar gaji pegawai. Masih harus bayar uang preman lagi dan
banyak pelanggan yang minta hutang dibayar akhir minggu. Kalau tidak
dikasih bisa jadi mereka pindah ke warung soto ayam lainnya yang bisa
kasih hutangan seminggu. Belum hal hal lain yang bikin tambah pusing
kepala. Akhirnya bulan ke 5 dia menyerah dan menutup warung soto ayamnya
dengan sejumlah kerugian. Dia tidak sadar kalau dia sebetulnya sudah
masuk ke ranah bisnis, bukan lagi sekedar marketing sales atau dagang.
Di bisnis bukan skill lagi yang dominan tapi seorang pebisnis harus
punya knowledge/ pengetahuan. Dia harus paham merencanakan tahapan
bisnisnya disesuaikan dengan budget, menggerakan dan mengelola sumber
daya manusianya, menganalisa setiap keputusan atrategi dan taktiknya,
semua parameter harus dikontrol agar tetap relatif terhadap kesehatan
bisnis. Untuk bisa mengelola bisnis maka jelas perlu pengetahuan dan
mental pengorbanan pasti tidak bisa instant berhasil.
Sekarang
kita lihat abang soto ayam gerobak yang keluar masuk sampai gang gang
perumahan di kampung kampung. Mereka sebetulnya cuma menyiapkan budget
untuk produksi bahkan mungkin tanpa marketing. Mereka hanya kelilingan
sejauh yang mereka bisa jangkau dan posisikan arah jalan dan mangkalnya
di tempat tempat strategis dimana akan banyak langganannya datang. Dia
bisa menghindar dari rute gerobak soto lainnya di waktu yang sama dan
yang sama sama punya rute kelilingan kompleks. Skill sales yang dia
perlu hanya skill pergaulan agar pelanggan senang pada pelayanannya
karena ramah dan sopan melayani. Selebihnya tentu rasa soto ayamnya
harus rata rata enak dan harga pantas. Jadi di usaha dagang soto ayam
gerobak ini tentu harus duluan produksi. Jika suatu saat abang soto mie
ini ingin punya gerobak gerobak soto ayam yang ingin difranchisekan
dengan target menarik uang mitra untuk membangun gerobak gerobak soto
mie lebih banyak secara cepat dan berharap skala bisnisnya jadi jauh
lebih besar. Apakah menurut Anda proses pindah kuadran ini akan bisa
berjalan mudah dan lancar dengan rasa percaya diri dari dasar
pengalamannya jadi abang soto gerobak dorong selama 3 tahun? Apakah ada
kemungkinan nantinya mitra pemilik uang yang sudah mengeluarkan sejumlah
uang untuk membeli gerobak dan membeli kepastian bahan baku akan
komplain karena omzetnya tidak sesuai dengan yang dijanjikan? Masih aman
kalau hanya 2 mitra yang komplain. Bagaimana kalau diatas 10 mitra yang
sama sama komplain berbagai hal yang lebih menjurus pada masalah
bisnis?
Maka dalam perusahaan yang lebih besar
skalanya ada div business development, div marketing dan sales dept.
Masing masing punya KPI sendiri dan ada budgetnya sendiri sendiri. Jadi
jawaban diatas adalah tergantung Anda akan jadi
makelar/reseller/dagang/bisnis dan sebesar apa skala usaha yang akan
Anda jalani?
Tapi bagi entepreneur pemula lebih
baik miliki dulu skill menjual/menawarkan karena bisnis dimulai sejak
dilakukan penawaran. Belajar dulu menawarkan barang orang lain agar
resiko Anda untuk menyiapkan barang dagangan bisa dieliminir. Jika dari
penawaran Anda ada respond positif sampai ada yang berhasil terjadi
pembelian, maka itu tanda pertama bahwa Anda berbakat belajar lebih
banyak dan lebih jauh lagi untuk jadi pengusaha.
SEMANGAT SUKSES
(Mirza
A.Muthi)