Tentu saja
ybs kaget karena selama ini tidak pernah ada tanda tanda apapun mengarah hal
keputusan ini, bahkan ybs merasa selama ini sudah memenuhi jobdesc yang
diamanatkan, suasana hubungannya dengan Direksi selama ini baik baik saja,
disupport dengan positif oleh team pusat maupun team lapangan dan merasa tidak
pernah berbuat apapun yang merugikan perusahaan. Walaupun selama ini bekerja
dengan supervisi minimal karena masing masing Direktur sibuk pada pekerjaannya
yang sering berbeda tempat, tapi walaupun ada keterbatasan kordinasi, ybs
merasa tugas tugas tetap maksimal dijalankan dan dilaporkan rutin ke Direksi .
Apalagi karena sebelumnya ybs tidak pernah diajak bicara oleh Direksi atau ada
laporan dari pihak lain tentang masalah yang mungkin terkait atas kekurangan
kinerjanya selama ini.
Menurut
saya, Direksi kurang paham etika norma hubungan kerja antara Pimpinan dan
Karyawan. Karyawan adalah manusia juga, dan pekerjaan adalah hal yang sangat
penting bagi keluarga saat ini. Beberapa karyawan potensial seharusnya adalah
juga asset perusahaan. Memecat karyawan senior hanya dengan 1x pembicaraan
final di tempat umum pula, hal itu saja saya pikir adalah tindakan pengambil
keputusan penting yang kurang bijaksana.
Pertama,
alasan dari tempat disampaikan keputusan pemecatan. Dalam suasana tempat umum
seperti cafe itu, karyawan "dipaksa" untuk menerima apapun yang
disampaikan oleh pimpinan. Tidak mungkin ybs komplain bersuara tinggi atau
bahkan mungkin bisa jadi menangis sebagai ekspresi kekecewaan atau mungkin
marah marah di tempat umum ramai, karena merasa diperlakukan tidak fair.
Seharusnya menyampaikan hal sensitif seperti ini harus dilakukan di ruangan
tertutup di Kantor. Suasana tenang dan private memungkinkan komunikasi ini
dilakukan secara seharusnya, dua arah dan dalam suasana komunikasi yang formil.
Kedua adalah
Karyawan ybs seharusnya diberi kesempatan untuk mendengarkan dengan seksama
alasan pemecatan dan memberikan respond terkait keputusan yang disampaikan
kenapa ybs diputus hubungan kerja. Ini penting sebagai masukan ybs agar bisa
memperbaiki diri dipenempatan tugas berikutnya. Diberikan kesempatan juga bagi
karyawan ybs untuk memberi respond atas keputusan tsb. Tapi jika menyampaikan
hal penting seperti pemutusan kerja dilakukan di cafe umum, tidak ada sarana
dan suasana formil bagi pimpinan ybs untuk menunjukan poin poin kesalahan
karyawan ybs secara valid berdasarkan bukti dokumen atau laporan pihak lain
yang harusnya bisa dikonfirmasi dulu untuk pengambilan keputusan pemutusan
hubungan kerja. Kalaupun dianggap karyawan senior yang seharusnya sudah tidak
perlu diajarkan lagi cara bekerja, memang bukan cara kerjanya yang perlu
diajarkan. Tapi yang terpenting komunikasi mengenai tujuan kerja yang ingin
dicapai perusahaan, masalah masalah spesifik yang sudah ada sebelum ybs ini
masuk. Karena sebagai karyawan baru tentunya perlu diinformasikan apa saja kendala
yang sedang terjadi di perusahaan yang mungkin itu jadi alasan kenapa
perusahaan menarik dirinya dulu dari tempatnya bekerja.
Ketiga,
karyawan posisi senior biasanya sudah lama malang melintang di dunia
profesionalisme bidangnya, dan juga pasti sudah punya link luas. Kalau saat ybs
ditarik dalam posisi masih bekerja, mungkin saja selama ini citra dan nama
karyawan ybs cukup baik di kalangannya sehingga masih dipakai dan termasuk
perusahaan menarik ybs untuk bergabung. Bergabungnya ybs dengan perusahaan baru
bisa jadi juga sudah tersebar luas. Lalu mendadak 4 bulan setelah direkrut,
timbul informasi bahwa ybs mendadak diterminate oleh perusahaan, pasti banyak
rumor di kalangan profesional bidang tsb yang akan timbul. Kalau rumornya
terkait kesalahan yang dibuat oleh ybs maka tidak ada kerugian bagi perusahaan.
Tapi kalau rumornya diberi bumbu bumbu tentang " karyawan teraniaya",
maka justru otomatis citra kerugian tentang nama baik akan didapat oleh
perusahaan. Di masa depan akan susah bagi perusahaan tsb untuk merekrut
profesional yang dibutuhkan karena khawatir nasibnya akan seperti si pemilik
kisah.
Keempat, hal
ini yang sering terjadi dalam hubungan kerja profesional. Baik hubungan antara
Pimpinan dan Karyawan, atau antara investor dan mitra pengelola, dan
semacamnya. Jangan cepat termakan oleh isu isu yang beredar diluar tentang
seseorang. Hal yang sangat maksud akal jika seorang yang sukses dan berhasil,
pasti akan banyak "musuh" yaitu mereka yang tidak senang akan
keberhasilan dan kesuksesan ybs. Pasti akan banyak rumor yang dibuat pihak lain
yang mungkin saja bisa menjatuhkan kredibilitas ybs. Yang harus dilakukan
seorang pimpinan jika sedang menerima berita rumor tsb mengenai karyawannya
adalah melakukan cross check langsung dengan ybs. Jika perlu cari siapa yang
bisa jadi saksi atau orang orang yang tekait atas validitas laporan tsb. Banyak
keputusan profesional yang salah diambil karena tidak memperhatikan hal hal
cross check langsung sehingga "ongkos kesalahan pengambilan keputusan"
seperti ini akan menjadin sangat besar dan merugikan perusahaan itu sendiri.
Demikian
agar kejadian ini bisa jadi pelajaran bagi karyawan yang sedang enak bekerja
lalu ditawari iming iming pekerjaan baru di perusahaan baru hendaknya hati
hati. Perlu juga karyawan mempelajari history dan trackrecord dari perusahaan
dan etika kerja para Direksi pemberi kerja kepada sumber sumber lain sebelum
memutuskan keluar dari pekerjaan saat ini dan bergabung dengan perusahaan baru.
Tentunya juga perhatian bagi Direksi atau BOD bagaimana norma etika memutus
hubungan kerja karyawan secara lebih bijaksana dan profesional. Anda mungkin
atasan dan memegang kuasa atas karyawan Anda. Tapi ingatlah, berbisnis secara
tidak memiliki norma dan etika kewajaran dan kebaikan akan menarik karma buruk.
Hal hal yang kurang kondusif sangat mungkin terjadi di masa depan dan mungkin
menghalangi kesuksesan usaha Anda.
SEMANGAT SUKSES
( Mirza A.Muthi )