Dalam sebuah outlet / toko yang seringkali
ownernya tidak bisa turun langsung setiap hari ke outlet , sering menyampaikan
keluhan: BAGAIMANA CARANYA MENGELOLA MANAJEMEN OUTLET ? Karena ternyata
outputnya tidak sesuai dengan harapan, cara kerja karyawan tidak seefektif yang
dinginkan owner, kesopanan servicenya dirasaan sangat kurang, bahkan mungkin
owner yakin telah ada kecurangan/ cheating di outlet karena omzet berbanding
terbalik dengan crowd pengunjung, tapi tidak bisa membuktikan siapa pelakunya
dan tidak ada yang membantu memberi clue kepada siapa karyawan yang dianggap
bertanggung jawab. Sepertinya kita sebagai pemilik usaha bahkan sudah dikerjai
oleh karyawan sendiri yang ada di outlet milik sendiri.
Banyak cara untuk mengawasi kinerja
teamwork di outlet yang bisa saya rekomendasikan sbb:
1. Tempatkan orang
kepercayaan pada posisi posisi kunci: misalnya manager operasional dan bagian
keuangan. Dengan menempatkan orang kepercayaan, atau anggota keluarga atau
family lain yang bukan sekedar karyawan yang memang baru direkrut untuk bekerja
di outlet, maka diharapkan orang kepercayaan ini bisa membela kepentingan Anda
sebagai owner. Orang kepercayaan ini juga mengawasi kinerja perilaku setiap
karyawan selama jalannya operasional. Hanya saja skema kerja orang kepercayaan
ini juga harus mengikuti hirarki organisasi dan konsep kerja. Jangan sewenang
wenang dan mengambil keputusan sendiri dan diluar kordinasi yang akan
membingungkan teamwork. Orang kepercayaan ini juga harus disosialisasi oleh
owner langsung di depan karyawan kalau dia mewakili owner jika owner sedang
tidak ada di outlet, agar saudara atau PIC ini ada wibawa dan memiki charisma
sebagai perwakilan owner.
2. Buat form list kerja per
jam, per day, per week yang wajib diisi oleh semua karyawan. Saat ini
komunikasi jarak jauh sangat mudah dan murah. Bisa kirim laporan kerja tiap
menjelang penutupan outlet/ toko via email, melaporkan hal dari jumlah
pelanggan, jumlah omzet tutup hari sampai apa masalah operasional atau service
yang terjadi dan bagaimana cara menanganinya. Laporan rutin seperti ini adalah
bagian dari system kerja, sehingga jika sudah terbiasa tidak akan menjadi beban
kerja lagi. Kita bisa mengumpulkan lembar laporan outlet ini untuk dibahas
bersama jika sebulan sekali owner bisa hadir untuk diskusikan masalah outlet
dengan seluruh manajemen dan crew outlet.
3. Bagaimanapun attitude
pekerja/ karyawan yang positif akan timbul dari diri mereka sendiri. Ini sangat
tergantung dari “bahan dasar” manusianya. Maka proses perekrutan awal sangat
penting dalam hal ini. Jika kita bisa merekrut bahan dasar SDM yang sebagian
besar tepat, maka tidak akan susah kita “meramu” teamwork organisasi yang
jujur, amanah sekaligus efektif dan produktif bagi outlet Anda. Tapi jika kita
salah dalam proses perekrutan ini, maka masalah akan terus berganti ganti ,
bongkar pasang karyawan sampai betul betul kita mendapatkan teamwork yang kita
inginkan. Tapi itu sudah membuang waktu dan tenaga sementara harusnya usaha
kita dalam jangka waktu tersebut sudah bisa menghasilkan uang.
4. Berikan sharing profit
bagi teamwork. Dihitung dari nett profit. Bisa saja omzet besar , tapi cost
juga besar sehingga nett profit akan kecil, Sedangkan cost terkait dengan
effesiensi, mungkin pula termasuk di dalamnya cheating / kecurangan akan
memperbesar cost dari qty produk yang tercatat terpakai. Semakin besar nett
profit maka semakin besar fee yang bisa dibagikan untuk teamwork. Dengan begitu
mereka akan semakin gigih untuk mengejar omzet maksimal dan menghemat cost yang
masih menjaga standard service untuk mengejar nett profit yang semakin tinggi.
Mereka akan semakin saling mengingatkan kawan kawannya agar jangan cheating,
karena dengan cheating maka akan meningkatkan perhitungan cost dan mempertipis
nett profit.
5. Gunakan teknologi.
Misalnya tempatkan CCTV di area area strategis, misalnya mulai dari pintu
keluar masuk karyawan, di lobby, di area kasiir, area kantor, area gudang,
locker sampai area parkir depan outlet atau pintu emergency exit outlet.
Katakan kepada karyawan bahwa dengan CCTV ini owner tetap bisa melihat
aktifitas outlet selama 24 jam dari manapun owner berada. Sesekali jika ada
waktu berikan instruksi / teguran spesifik melalui nomor telp outlet untuk nama
A yang sedang duduk santai di lobby pada saat jam kerja, berdasarkan apa yang
terlihat di layar monitor CCTV secara real time sehingga para karyawan yakin
bahwa CCTV ini betul betul berfungsi memonitor kegiatan outlet. Informasi ini
memberi efek pengawasan melekat kepada seluruh karyawan yang bekerja di sana,
walaupun secara fisik owner tidak melakukan kunjungan ke outlet. CCTV tentu
saja juga berguna untuk memonitor keamanan di outlet karena filenya bisa
direkam dan diputar pada saat suatu kejadian kecurian/ kehilangan misalnya
terjadi , jika dibutuhkan.
6. Kalaupun kita sebagai
owner sama sekali tidak terlibat pada organisasi outlet, maka kinerja teamwork
pada ujungnya tetap berorientasi kepada Omzet. Jika omzet trend menanjak,
berarti teamwork bekerja positif. Jika omzet menunjukkan trend terus menurun, berarti
kinerja teamwork outlet negative. Simak trend omzet outlet dalam skala 3
bulanan dan lakukan hal hal yang harus dilakukanjika trend omzet terus menurun
sebelum situasi menjadi semakin parah dan sulit dikendalikan lagi.
Demikian saran saran mengenai cara
memonitor kegiatan outet. SEMANGAT SUKSES ( Mirza A. Muthi )
No comments:
Post a Comment