Friday, November 11, 2011

ETIKA DALAM BERBISNIS

Berbisnis seperti  juga kegiatan ekonomi lain tentu punya etika. Banyak jalan menuju mendapatkan uang dan keuntungan sebagai tujuan akhir dari berbisnis, tapi bagaimana cara proses menjalani bisnis ini hendaknya selalu dalam koridor etika.  Misalnya Nabi Muhammad SAW mengharamkan pedagang untuk mengurangi ukuran atau mencurangi alat timbang. Berbisnis pada intinya melibatkan diri kita, perusahaan kita pada kebutuhan atau kepentingan orang lain. Selalu ada jual dan beli , jasa dan gaji, waktu kerja dan istirahat, reward dan punishment, service dan komplain dalam bisnis, maka jika ada pihak yang curang,  pasti ada pihak yang dirugikan.
Hal hal dasar dalam etika bisnis misalnya

-     Pekerjakan karyawan sesuai waktu kerjanya, jika ada kelebihan waktu pada hari atau jam kerja hendaknya dikompensasi sebagai lembur  Tapi usahakan kerja efektif. Ingat hidup karyawan bukan melulu hanya seputar perusahaan, mereka juga punya keluarga anak istri yang juga punya hak atas waktu karyawan Anda.

-       Adil bukan berarti sama. Gajilah karyawan sesuai kompetensinya, tidak bisa menyama ratakan upah karyawan pada komponen take home payment, Jika komponen gaji ini sudah jadi ketentuan perusahaan untuk disamakan pada setiap orang, maka siasati dengan penambahan benefit pada komponen yang bersifat pencapaian prestasi agar karyawan yang berprestasi dapat lebih baik daripada karyawan yang biasa saja.

-    Jangan gunakan brand, merk , logo milik orang lain yang sudah lebih dahulu terkenal karena untuk mempercepat datangnya pembeli produk kita sehingga cepat memberi keuntungan. Ini terkait HAKI dan ada pasal hukumnya jika dilanggar

-     Bayarlah supplier tepat waktu, agar pasokan bahan baku dari supplier tidak tertahan. Jangan beranggapan bahwa supplier yang butuh kita dan bukan perusahaan yang butuh supplier. Kenyataannya kehilangan kepercayaan dari supplier loyal yang baik dan kooperatif akan menghabiskan banyak energy kita untuk mencari supplier lain yang cocok dan itu jelas mengganggu operasional perusahaan.

-       Bayarlah cicilan hutang usaha secara tertib. Apalagi jika kita berhutang kepada saudara atau kawan baik, kita cenderung menahan pembayaran selama mungkin atau kalau bisa malah dilupakan saja selama keluarga pemberi hutang tidak menagih. Ingat mental seperti ini bisa mempengaruhi mental kegigihan dan keseriusan usaha Anda. Karena Anda merasa hutang ini tidak harus dikembalikan maka Anda melakukan usaha tidak secara sungguh sungguh karena tidak ada dampak susahnya kalau usaha Anda gagal dan bangkrut.

-      Jika bermitra maka Anda harus professional. Jangan membuat laporan palsu walaupun mitra Anda tidak secara langsung melaksanakan usaha dan tidak bisa memantau harian operasional bisnis bersama.

-      Jangan curangi pelanggan. Jika kita sudah nyatakan biaya service free diluar spare parts dan hardware maka komitmen pada hal tersebut. Jangan mengganti spare part yang tidak rusak, atau bahkan menukar spare part yang masih bagus dengan spare part lain yang lebih jelek kondisinya tanpa sepengatahuan pemilik barang

-       Biasakan mendapatkan project dengan cara bersaing professional, bukan karena menyuap. Karena jika praktik sogok dan suap membudaya, maka setiap project menjadi “proyek cari uang” buat pengambil keputusan pelaksanaan proyek sehingga  keputusan pelaksanaan project dan time schedule pelaksanaan proyek tidak dibuat berdasarkan pertimbangan kebutuhan atau analisa teknis, tapi lebih kepada “kapan kira kira saya sedang butuh uang besar”. Juga beresiko besar jika pelaksana yang ditunjuk hanya pintar suap sogok tapi tidak kompeten dalam skill kerjanya.

Demikian sedikit gambaran mengenai Etika Berbisnis dalam contoh aplikasinya. Intinya berbisnis adalah kewajiban dan cara untuk kita mencari uang, tapi kita juga dibatasi dengan etika etika yang membatasi hak kita dengan hak orang lain. Setiap orang juga punya hak dan overlapping hak hak ini menjadikan kita pebisnis yang punya hati dan beretika agar kita tidak jadi merugikan atau sampai mengambil hak orang lain.

SEMANGAT SUKSES (Mirza A.Muthi)

No comments:

Post a Comment