Berbisnis seperti juga kegiatan
ekonomi lain tentu punya etika. Banyak jalan menuju mendapatkan uang dan
keuntungan sebagai tujuan akhir dari berbisnis, tapi bagaimana cara proses
menjalani bisnis ini hendaknya selalu dalam koridor etika. Misalnya Nabi
Muhammad SAW mengharamkan pedagang untuk mengurangi ukuran atau mencurangi alat
timbang. Berbisnis pada intinya melibatkan diri kita, perusahaan kita pada
kebutuhan atau kepentingan orang lain. Selalu ada jual dan beli , jasa dan
gaji, waktu kerja dan istirahat, reward dan punishment, service dan komplain
dalam bisnis, maka jika ada pihak yang curang, pasti ada pihak yang
dirugikan.
Hal hal dasar dalam etika bisnis misalnya
- Pekerjakan karyawan sesuai waktu kerjanya, jika ada kelebihan waktu pada
hari atau jam kerja hendaknya dikompensasi sebagai lembur Tapi usahakan
kerja efektif. Ingat hidup karyawan bukan melulu hanya seputar perusahaan,
mereka juga punya keluarga anak istri yang juga punya hak atas waktu karyawan
Anda.
- Adil bukan berarti sama. Gajilah karyawan sesuai kompetensinya, tidak bisa
menyama ratakan upah karyawan pada komponen take home payment, Jika komponen
gaji ini sudah jadi ketentuan perusahaan untuk disamakan pada setiap orang,
maka siasati dengan penambahan benefit pada komponen yang bersifat pencapaian
prestasi agar karyawan yang berprestasi dapat lebih baik daripada karyawan yang
biasa saja.
- Jangan gunakan brand, merk , logo milik orang lain yang sudah lebih dahulu
terkenal karena untuk mempercepat datangnya pembeli produk kita sehingga cepat
memberi keuntungan. Ini terkait HAKI dan ada pasal hukumnya jika dilanggar
- Bayarlah supplier tepat waktu, agar pasokan bahan baku dari supplier tidak
tertahan. Jangan beranggapan bahwa supplier yang butuh kita dan bukan
perusahaan yang butuh supplier. Kenyataannya kehilangan kepercayaan dari
supplier loyal yang baik dan kooperatif akan menghabiskan banyak energy kita
untuk mencari supplier lain yang cocok dan itu jelas mengganggu operasional
perusahaan.
- Bayarlah cicilan hutang usaha secara tertib. Apalagi jika kita berhutang
kepada saudara atau kawan baik, kita cenderung menahan pembayaran selama
mungkin atau kalau bisa malah dilupakan saja selama keluarga pemberi hutang
tidak menagih. Ingat mental seperti ini bisa mempengaruhi mental kegigihan dan
keseriusan usaha Anda. Karena Anda merasa hutang ini tidak harus dikembalikan
maka Anda melakukan usaha tidak secara sungguh sungguh karena tidak ada dampak
susahnya kalau usaha Anda gagal dan bangkrut.
- Jika bermitra maka Anda harus professional. Jangan membuat laporan palsu
walaupun mitra Anda tidak secara langsung melaksanakan usaha dan tidak bisa
memantau harian operasional bisnis bersama.
- Jangan curangi pelanggan. Jika kita sudah nyatakan biaya service free
diluar spare parts dan hardware maka komitmen pada hal tersebut. Jangan
mengganti spare part yang tidak rusak, atau bahkan menukar spare part yang
masih bagus dengan spare part lain yang lebih jelek kondisinya tanpa
sepengatahuan pemilik barang
- Biasakan mendapatkan project dengan cara bersaing professional, bukan
karena menyuap. Karena jika praktik sogok dan suap membudaya, maka setiap
project menjadi “proyek cari uang” buat pengambil keputusan pelaksanaan proyek
sehingga keputusan pelaksanaan project dan time schedule pelaksanaan
proyek tidak dibuat berdasarkan pertimbangan kebutuhan atau analisa teknis,
tapi lebih kepada “kapan kira kira saya sedang butuh uang besar”. Juga beresiko
besar jika pelaksana yang ditunjuk hanya pintar suap sogok tapi tidak kompeten
dalam skill kerjanya.
Demikian sedikit
gambaran mengenai Etika Berbisnis dalam contoh aplikasinya. Intinya berbisnis
adalah kewajiban dan cara untuk kita mencari uang, tapi kita juga dibatasi
dengan etika etika yang membatasi hak kita dengan hak orang lain. Setiap orang
juga punya hak dan overlapping hak hak ini menjadikan kita pebisnis yang punya
hati dan beretika agar kita tidak jadi merugikan atau sampai mengambil hak orang
lain.
SEMANGAT SUKSES (Mirza
A.Muthi)
No comments:
Post a Comment