Thursday, September 16, 2021

Marketing Dulu atau Produksi Dulu?


Sebelumnya obingmitra.com mohon maaf bahwa format layout obingmitra.com berubah dari tampilan biasanya. Website kami di masa vakum interaksi juga sempat cukup lama mengalami crash down dan kami memutuskan untuk merubah layout menjadi lebih simple dan fokus di artikel dan konseling. Format ini agar lebih memudahkan pembaca langsung fokus ke kebutuhannya dari obingmitra.com tanpa harus terganggu oleh berlebihannya tampilan informasi tambahan lain dari penulis. Mudah mudahan obingmitra.com tetap bisa memberi manfaat bagi para pembacanya khususnya kawan kawan pelaku UMKM di Indonesia. Selamat membaca....


Ok jika kita baca judul diatas, ini pertanyaan tricky. Saya tidak bisa menjawab, tapi saya awali dengan cerita. Seorang office boy dari perusahaan yang bekerja di salah satu kawasan perkantoran bisa menghasilkan uang dari menyusun "buku menu sendiri" berupa menyalin menu menu pilihan dari warteg, foodcourt, resto sekitaran kantor. Buku menu yang harganya tentunya sudah disesuaikan menjadi pilihan bagi para karyawan kantor yang malas keluar kantor untuk memesan menu makan siang yang nanti diantar sampai ke meja kerja. Jika sehari saja ada 50 karyawan order makan siang dengan kelebihan Rp.3000 per menu, maka hari itu dia bisa dapat penghasilan Rp.150.000. Jumlah yang sangat lumayan untuk office boy yang tidak punya barang /tidak perlu memproduksi masakannya sendiri untuk bisa menjual menu. Yang dibutuhkan hanya skill marketing mulai dari cara berbicara, sopan santun keramahan, relasi luas dan pergaulan, dan biaya sedikit untuk mencetak beberapa buku menu. Marketing dan Sales adalah dominan skill. 

Lalu "usaha makelar menu" ini sudah aman lancar berjalan selama 1 tahun. Relasi makin luas dan penghasilan makin besar. Rupanya office boy ini merasa makin percaya diri untuk menaikan statusnya dari makelar menjadi pengusaha kuliner. Dia percaya dengan skill menjualnya yang mumpuni maka dia bisa juga menjadi pengusaha kuliner sukses. Lalu dari simpanannya dikeluarkan modal untuk sewa 1 spot kios ruko 1 lantai di kawasan perkantoran dan menjual soto ayam. Dia mulai belajar untuk mencari supplier bahan baku, belanja ke pasar, belajar memasak, merekrut pegawai, melayani pembeli, merancang beberapa program diskon. Tapi kenyataannya tidak seindah bayangannya..banyak hal yang sepertinya belum terpikirkan sebelumnya. Ternyata susah menjaga stock bahan. Kadang kadang bahan baku sudah habis padahal permintaan masih berjalan. Kadang kadang stock berlebih sehingga terbuang sementara penjualan tidak target. Belum masalah pegawai yang terus bongkar pasang karena tidak betah kerja. Dia juga tidak menyangka bahwa harga lebih mahal Rp.1000 saja maka pelanggan bisa pindah ke soto ayam kompetitornya. Sementara warung soto ayam bukannya makin berkurang tapi malah buka 2 konter dan 1 warung lagi dalam 3 bulan ini. Kelihatannya bahkan yang warung soto pelayannya lebih cantik muda dan menjadi daya tarik tambahan bagi Pelanggan. Rasanya repot sekali cari uang untuk menutup biaya sewa kios belum harus bayar gaji pegawai. Masih harus bayar uang preman lagi dan banyak pelanggan yang minta hutang dibayar akhir minggu. Kalau tidak dikasih bisa jadi mereka pindah ke warung soto ayam lainnya yang bisa kasih hutangan seminggu. Belum hal hal lain yang bikin tambah pusing kepala. Akhirnya bulan ke 5 dia menyerah dan menutup warung soto ayamnya dengan sejumlah kerugian. Dia tidak sadar kalau dia sebetulnya sudah masuk ke ranah bisnis, bukan lagi sekedar marketing sales atau  dagang. Di bisnis bukan skill lagi yang dominan tapi seorang pebisnis harus punya knowledge/ pengetahuan. Dia harus paham merencanakan tahapan bisnisnya disesuaikan dengan budget, menggerakan dan mengelola sumber daya manusianya, menganalisa setiap keputusan atrategi dan taktiknya, semua parameter harus dikontrol agar tetap relatif terhadap kesehatan bisnis. Untuk bisa mengelola bisnis maka jelas perlu pengetahuan dan mental pengorbanan pasti tidak bisa instant berhasil.

Sekarang kita lihat abang soto ayam gerobak yang keluar masuk sampai gang gang perumahan di kampung kampung. Mereka sebetulnya cuma menyiapkan budget untuk produksi bahkan mungkin tanpa marketing. Mereka hanya kelilingan sejauh yang mereka bisa jangkau dan posisikan arah jalan dan mangkalnya di tempat tempat strategis dimana akan banyak langganannya datang. Dia bisa menghindar dari rute gerobak soto lainnya di waktu yang sama dan yang sama sama punya rute kelilingan kompleks. Skill sales yang dia perlu hanya skill pergaulan agar pelanggan senang pada pelayanannya karena ramah dan sopan melayani. Selebihnya tentu rasa soto ayamnya harus rata rata enak dan harga pantas. Jadi di usaha dagang soto ayam gerobak ini tentu harus duluan produksi. Jika suatu saat abang soto mie ini ingin punya gerobak gerobak soto ayam yang ingin difranchisekan dengan target menarik uang mitra untuk membangun gerobak gerobak soto mie lebih banyak secara cepat dan berharap skala bisnisnya jadi jauh lebih besar. Apakah menurut Anda proses pindah kuadran ini akan bisa berjalan mudah dan lancar dengan rasa percaya diri dari dasar pengalamannya jadi abang soto gerobak dorong selama 3 tahun? Apakah ada kemungkinan nantinya mitra pemilik uang yang sudah mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli gerobak dan membeli kepastian bahan baku akan komplain karena omzetnya tidak sesuai dengan yang dijanjikan? Masih aman kalau hanya 2 mitra yang komplain. Bagaimana kalau diatas 10 mitra yang sama sama komplain berbagai hal yang lebih menjurus pada masalah bisnis? 

Maka dalam perusahaan yang lebih besar skalanya ada div business development, div marketing dan sales dept. Masing masing punya KPI sendiri dan ada budgetnya sendiri sendiri. Jadi jawaban diatas adalah tergantung Anda akan jadi makelar/reseller/dagang/bisnis dan sebesar apa skala usaha yang akan Anda jalani?

Tapi bagi entepreneur pemula lebih baik miliki dulu skill menjual/menawarkan karena bisnis dimulai sejak dilakukan penawaran. Belajar dulu menawarkan barang orang lain agar resiko Anda untuk menyiapkan barang dagangan bisa dieliminir. Jika dari penawaran Anda ada respond positif sampai ada yang berhasil terjadi pembelian, maka itu tanda pertama bahwa Anda berbakat belajar lebih banyak dan lebih jauh lagi untuk jadi pengusaha.
 
SEMANGAT SUKSES 
(Mirza A.Muthi)

No comments:

Post a Comment