Sunday, October 31, 2021

Bagaimana Mengatasi Kapasitas Tamu Yang Dibatasi

Masih terkait bisnis di masa Pandemic ini dimana aturan PPKM masih berlaku dengan segala pembatasan kapasitas tamu outlet yang mencapai 50%. 

Tentu saja kapasitas ini dibawah target dari perhitungan financial model pada saat mengkonsep bisnis/usaha outlet. Mungkin masih masuk skala moderate atau hati hati, tapi angka ini hanya berlaku 3 bulan pertama setelah launching outlet. Setelahnya tentu kapasitas tamu harian minimal ditarget diatas 70%, baru bisa ada BEP yang dituju dan bisnis bisa dikatakan sehat. Dengan pembatasan daya masuk tamu di satu waktu di satu outlet hanya maks 50%, maka harus dicarikan jalan keluar dari mana mencari tamu tambahan sebagi substitusi dari target tamu yang "dihilangkan". Belum lagi jam operasional outlet yang masih dibatasi, misal tadinya bisa buka sampai jam 23.00 tapi masa PPKM ini hanya bisa buka sampai maksimal pukul 21.00. Maka pasti akan mengurangi lagi potensi okupansi tamu harian yang akan mengurangi total omzet bulanan secara signifikan dibanding sebelum Pandemic. Tapi jangan pesimis, karena semua bisnis outlet saat ini sedang mengalami krisis yang sama. Bukan hanya Anda saja yang susah tapi se Indonesia bahkan se dunia sedang masuk masa susah karena Pandemic ini. Jadi bersabar dan cari jalan keluar.

Beberapa startegi yang bisa diperkuat saat ini, sbb;
1. Perbanyak penjualan online. Pekerjakan unit kerja khusus minimal 2 orang di media sosial atau marketing online. Cari karyawan yang paling aktif di medsos dam paling kreatif. Agar mereka bisa saling diskusi, mengingatkan , memotivasi dan berbagi shift jam kerja aktif (melayani interaksi). Jika tidak ada karyawan yang memenuhi kriteria tsb sewalah konsultan sales online. Tidak apa apa untuk mengeluarkan sedikit tambahan upah bulanan tapi ada usaha fokus  terarah dan profesional untuk mengusahakan penjualan online yang bisa menggantikan potensi omzet pembelian langsung yang hilang.

2. Gunakan channel channel penjualan online dari marketplace atau kalau jenis makanan gunakan gofood grabfood dan aktifkan website juga jika perlu gunakan influencer atau sponsor di para youtuber untuk program program menarik yang berdampak pada penjualan langsung pada saat tayang. Diskusikan paket program yang menarik dari segi harga maupun pilihan produk dalam waktu terbatas agar menarik misal dalam program flash sale. Gunakan tiktok atau instagram live video untuk demo produk Anda dan langsung adakan penawaran saat live.

3. Take Away atau Drive Thru, untuk produk makanan dan selain makanan. Cara ini sudah banyak dipakai untuk produk makanan. Tapi coba gunakan juga untuk produk jenis lain. Yang kecil ukurannya, sudah jelas bentuk dan kegunaannya, sudah umum baha dan speknya, sudah standard jenis dan gunanya, sudah tahu brand dan harga pasarannya. Misalnya toko buku bisa menggunakan konsep Take Away dan Drive Thru untuk penjualan item Alat Tulis Kantor dan accesoriesnya. Misal belanja kertas HVS 1 rim, tipe ex, penggaris 30 cm plastik, pensil 2B merk X, penghapus pinsil, gunting kertas ukuran besar dan amplop coklat ukuran A4. Barang barang tersebut sudah sangat umum dan tidak perlu dipilih pilih lagi di dalam outlet/toko. Bisa pesan via Drive Thru dari mobil langsung ke pos pembayaran dan ambil barang, selesai. Supermarket yang outletnya di darat juga bisa melakukan hal ini. Banyak barang barang ritel yang sudah umum dan spesifikasinya standard. Coba pelajari lagi apa produk Anda bisa seperti ini. Intinya pembeli sudah tidak perlu memilih milih lagi barang yang diinginkannya karena memang sudah sangat familiar dan umum sehingga kalau pihak toko/outlet yang memilihkan pun untuk konsumennya, maka tidak akan salah pilih.

4. Penjualan langsung offline diluar outlet. Seperti gerilya langsung ke lokasi lokasi ramai untuk mendekati pasar dan meningkatkan kemungkinan penjualan. Karyakan karyawan yang ada untuk disebar menjangkau kantong kantong pasar strategis dan potensial ada buyer produk Anda. Sebelumnya bekali karyawan lapangan Anda dengan brochure dan cara bicara yang terstruktur dan tepat utuk situasi penjualan diluar outlet. Tools untuk membawa produk dagangan juga harus nyaman dan memudahkan karyawan baik dari segi jumlah barang dagangan dan kenyamanan membawanya. Jangan alih alih mentargetkan jumlah penjualan besar malah karyawan lapangan jadi lebih repot untuk mengangkat angkat barang dagangannya dan bingung menempatakan barangnya di lokasi penjualan. Malah membuat stress mereka. Bawalah secukupnya saja setiap unit kerja yang penting cepat terjual dan bisa kembali lagi ke outlet untuk mengambil stock dagangan.

5. Kolaborasi. Cara untuk bertahan dalam situasi saat ini tapi sekalian membuka peluang baru adalah kolaborasi. Bikin sebuah event ringan di satu tempat outdoor/terbuka yang free flow yang diselenggarakan gabungan dari beberapa macam ritel, misalnya kuliner, toko buku, ritel accesories, alat musik. Bikin panggung terbuka dimana ada penyanyi dan pemusik gitar/piano, menyediakan makanan bungkus siap jemput, juga ada konter accesories tapi tanpa tempat duduk dan akses freeflow bolak balik sehingga orang bebas keluar masuk kawasan tsb tapi tetap ada daya tarik mengundang crowd datang karena ada aktifitas musik dan ada yang dijual.
Masih bisa dipikirkan lagi beberapa startegi untuk tetap bisa berbisnis di masa PPKM Pandemic ini. Memang mungkin tidak bisa semaksimal pada saat normal, tapi saat ini kita memasuki new normal dan suka tidak suka kita harus beradaptasi ketimbang terus mengeluh dan menunggu pasif situasi normal. Anggaplah tidak mungkin situasi akan normal kembali seperti dulu, maka fokuslah pada penyesuaian cara kita berbisnis. Kalau kita tidak bergegas, maka orang lain yang akan mengambil kesempatan pertama. 

SEMANGAT SUKSES 
(Mirza A.Muthi)

No comments:

Post a Comment