Manager adalah jabatan struktural posisi tertinggi dalam sebuah outlet. Manager bertanggung jawab kepada Direktur atau bahkan bisa saja langsung kepada owner. Sementara kebawah bertanggung jawab mengatur teamwork agar semuanya busa sinergi berjalan dan bergerak sebagai satu team ke arah tujuan bisnis perusahaan.
Masalahnya untuk
bisnis yang tidak terlalu high end seperti restorant atau cafe,
seringkali tidak seluruh team member harus direkrut dari latar belakang
pedidikan diatas SMA. Bahkan banyak diantaranya lebih mementingkan
penampilan/performa dibandingkan pendidikan. Kadang pengalaman juga
tidak dinilai yang penting mereka mau belajar dan patuh pada arahan.
Tidak ada yang salah mengenai hal tsb bahkan sangat bagus memberi
kesempatan kepada mereka peluang kerja di bidang Horeca. Tapi
seringkali masalah muncul bagi Manager untuk bisa memberikan instruksi
kerja bagi seluruh member team. Dari seluruh anggota team misalnya ada
saja 1-2 orang anggota yang susah menerima instruksi, bahkan ada
kecenderungan melawan. Yang susahnya jika dia merasa sukses
mempencundangi managernya lalu mereka meprovokasi anggota team lainnya
untuk ikut ikutan menjadi tidak patuh kepada pimpinan.
1.
Manager berkomunikasi langsung ke beberapa pihak. Manager ke
Owner/pemilik resto. Maneger berkomunikasi ke anggota teamwork baik
management maupun operasional. Manager berkomunikasi ke pelanggan juga
termasuk Manager berkomunikasi ke pihak ke 3 misal supplier, vendor ,
mitra mitra lain terkait tugas dan fungsinya mengelola resto/ outlet.
Dalam setiap partner komunikasinya ada cara, hirarkhi adab dan etika
yang berbeda beda dan harus dipahami dengan baik oleh Manager agar
partner komunikasinya merasa nyaman dan bersedia kooperatif dengan apa
yang disampaikan Manager. Maka skill bicara level Manager sungguh tidak
mudah.
2. Manager tidak
bertugas menyenangkan semua orang. Kita semua dinilai. Manager dinilai
Direktur atau owner. Team dinilai oleh supervisor, supervisor dinilai
manager. Jadi semua orang yang bekerja dan menerima gaji di bisnis ini
harus mau dinilai dan berhak dikoreksi oleh atasannya. Sebaliknya
bawahan juga harus memberi masukan kepada pimpinan agar keputusan yang
diambilnya efektif dan tepat sesuai kebutuhan lapangan. Tapi tidak pada
tugasnya Pimpinan atau Manager terus mengalah untuk menyenangkan anggota
teamnya walaupun anggota teamnya tidak bisa diatur apalagi membangkang.
3.
Setiap anggota team berhak tahu tujuan aktifitas bisnis dan harus paham
kenapa hal/ strategi ini dibutuhkan untuk dikerjakan. Banyak manager
hanya pintar menyuruh ini itu tapi tidak menjelaskan kenapa harus
mengerjakan ini itu tsb. Misalnya menjelaskan bahwa misal langkah A ini
perlu karena dengan tujuan mempercepat proses order sampai menu sampai
ke meja pelanggan. Atau langkah B sangat penting dilakukan agar
pelanggan tidak hanya sekali datang tapi bisa berkesan dan akan datang
lagi dilain kesempatan. Seseorang akan lebih senang melakukan hal yang
dia tahu why, what, when dan how nya daripada sekedar disuruh suruh
tanpa tahu untuk apa, atau bahkan sementara diluar instruksi tsb dia
merasa punya cara lain untuk mengerjakan secara lebih baik.
4.
Manager perlu punya skill bicara dan "skill memerintah" agar setiap
anggota team mau mengerjakan perintah tanpa melawan atau tersinggung.
Terkait dengan penyampaian when, why, what, how sangat penting untuk
memperjelas penerimaan instruksi. Sangat penting bagi anggota untuk
tidak bingung bagaimana mengerjakan perintah pimpinannya.
5.
Intonasi, nada bicara dan dialek juga sangat perlu diperhatikan.
Jangan bicara ketus, sok bossy atau bahkan marah marah tidak menentu.
Yang dibangun adalah rasa hormat bukan rasa takut anggota kepada
pimpinan. Apalagi Manager yang datang bertugas ke daerah luar. Ada
kemungkinan kasus sebagian anggota team yang merasa orang asli daerah
akan merasa menang angin karena banyak backup dan dukungan sebagai orang
asli putra daerah dibanding sang manager yang orang pendatang. Maka
langkah kerja manager perlu dijembatani skill bicara yang fleksible dan
membumi agar anggota team yang bermasalah tsb masih juga bisa menerima
instruksi dengan senang hati dan lapang untuk mengerjakan. Jika perlu
pelan pelan belajar bahasa lokal daerah tempat bertugas agar lebih mudah
komunikasi secara informal dengan anggota yang orang asli daerah.
6.
Rasa hormat dibangun dengan pengalaman yang diceritakan, pelajaran yang
diberikan, pengetahuan yang disampaikan, pengarahan yang baik
disampaikan dan hasil yang diperlihatkan. Jika manager hanya pintar
suruh suruh dan marah marah tanpa anggota bisa melihat dengan jelas
kompetensi dan profesionalisme pimpinannya, kemungkinan besar lama lama
anggota juga akan kehilangan rasa hormat pada pimpinan.
7.
Jangan pertahankan anggota yang bandel. Anggota yang benar benar tidak
bisa diajak bekerja sama dalam team dan selalu mengajak konflik apapun
alasannya mungkin memang punya karakter tidak cocok sebagai karyawan.
Mungkin mereka lebih cocok usaha sendiri dan atur diri sendiri. Mereka
jika dibiarkan cenderung akan jadi virus yang menginfeksi seluruh team.
Jika Anda terlalu baik maka selanjutnya Anda yang akan menanggung resiko
karena owner atau Direktur akan meminta tanggung jawab Anda sebagai
pelaksana operasi bisnis.
Demikian beberapa arahan bagaimana
skill komunikasi khas Manager yang dibutuhkan agar bisa menunjang
keberhasilan tugasnya sebagai Pimpinan operasional bisnis outlet.
SEMANGAT SUKSES
(Mirza A.Muthi)
No comments:
Post a Comment