Sunday, March 7, 2021

Skill Bicara Untuk Manager


Manager adalah jabatan struktural posisi tertinggi dalam sebuah outlet. Manager bertanggung jawab kepada Direktur atau bahkan bisa saja langsung kepada owner. Sementara kebawah bertanggung jawab mengatur teamwork agar semuanya busa sinergi berjalan dan bergerak sebagai satu team ke arah tujuan bisnis perusahaan.

Masalahnya untuk bisnis yang tidak terlalu high end seperti restorant atau cafe, seringkali tidak seluruh team member harus direkrut dari latar belakang pedidikan diatas SMA. Bahkan banyak diantaranya lebih mementingkan penampilan/performa dibandingkan pendidikan. Kadang pengalaman juga tidak dinilai yang penting mereka mau belajar dan patuh pada arahan. Tidak ada yang salah mengenai hal tsb bahkan sangat bagus memberi kesempatan kepada mereka  peluang kerja di bidang Horeca. Tapi seringkali masalah muncul bagi Manager untuk bisa memberikan instruksi kerja bagi seluruh member team. Dari seluruh anggota team misalnya ada saja 1-2 orang anggota yang susah menerima instruksi, bahkan ada kecenderungan melawan. Yang susahnya jika dia merasa sukses mempencundangi managernya lalu mereka meprovokasi anggota team lainnya untuk ikut ikutan menjadi tidak patuh kepada pimpinan.

1. Manager berkomunikasi langsung ke beberapa pihak. Manager ke Owner/pemilik resto. Maneger berkomunikasi ke anggota teamwork baik management maupun operasional. Manager berkomunikasi ke pelanggan juga termasuk Manager berkomunikasi ke pihak ke 3 misal supplier, vendor , mitra mitra lain terkait tugas dan fungsinya mengelola resto/ outlet. Dalam setiap partner komunikasinya ada cara, hirarkhi adab dan etika yang berbeda beda dan harus dipahami dengan baik oleh Manager agar partner komunikasinya merasa nyaman dan bersedia kooperatif dengan apa yang disampaikan Manager. Maka skill bicara level Manager sungguh tidak mudah.
2. Manager tidak bertugas menyenangkan semua orang. Kita semua dinilai. Manager dinilai Direktur atau owner. Team dinilai oleh supervisor, supervisor dinilai manager. Jadi semua orang yang bekerja dan menerima gaji di bisnis ini harus mau  dinilai dan berhak dikoreksi oleh atasannya. Sebaliknya bawahan juga harus memberi masukan kepada pimpinan agar keputusan yang diambilnya efektif dan tepat sesuai kebutuhan lapangan. Tapi tidak pada tugasnya Pimpinan atau Manager terus mengalah untuk menyenangkan anggota teamnya walaupun anggota teamnya tidak bisa diatur apalagi membangkang.
3. Setiap anggota team berhak tahu tujuan aktifitas bisnis dan harus paham kenapa hal/ strategi ini dibutuhkan untuk dikerjakan. Banyak manager hanya pintar menyuruh ini itu tapi tidak menjelaskan kenapa harus mengerjakan ini itu tsb. Misalnya menjelaskan bahwa misal  langkah A ini perlu karena dengan tujuan mempercepat proses order sampai menu sampai ke meja pelanggan. Atau langkah B sangat penting dilakukan agar pelanggan tidak hanya sekali datang tapi bisa berkesan dan akan datang lagi dilain kesempatan. Seseorang akan lebih senang melakukan hal yang dia tahu why, what, when dan how nya daripada sekedar disuruh suruh tanpa tahu untuk apa, atau bahkan sementara diluar instruksi tsb dia merasa punya cara lain untuk mengerjakan secara lebih baik.
4. Manager perlu punya skill bicara dan "skill memerintah" agar setiap anggota team mau mengerjakan perintah tanpa melawan atau tersinggung. Terkait dengan penyampaian when, why, what, how sangat penting untuk memperjelas penerimaan instruksi. Sangat penting bagi anggota untuk tidak bingung bagaimana mengerjakan perintah pimpinannya. 
5. Intonasi, nada bicara dan dialek juga sangat perlu diperhatikan. Jangan  bicara ketus, sok bossy atau bahkan marah marah tidak menentu. Yang dibangun adalah rasa hormat bukan rasa takut anggota kepada pimpinan.  Apalagi Manager yang datang bertugas ke daerah luar. Ada kemungkinan kasus sebagian anggota team yang merasa orang asli daerah akan merasa menang angin karena banyak backup dan dukungan sebagai orang asli putra daerah dibanding sang manager yang orang pendatang. Maka langkah kerja manager perlu dijembatani skill bicara yang fleksible dan membumi agar anggota team yang bermasalah tsb masih juga bisa menerima instruksi dengan senang hati dan lapang untuk mengerjakan. Jika perlu pelan pelan belajar bahasa lokal daerah tempat bertugas agar lebih mudah komunikasi secara informal dengan anggota yang orang asli daerah.
6. Rasa hormat dibangun dengan pengalaman yang diceritakan, pelajaran yang diberikan, pengetahuan yang disampaikan, pengarahan yang baik disampaikan dan hasil yang diperlihatkan. Jika manager hanya pintar suruh suruh dan marah marah tanpa anggota bisa melihat dengan jelas kompetensi dan profesionalisme pimpinannya, kemungkinan besar lama lama anggota juga akan kehilangan rasa hormat pada pimpinan.
7. Jangan pertahankan anggota yang bandel. Anggota yang benar benar tidak bisa diajak bekerja sama dalam team dan selalu mengajak konflik apapun alasannya mungkin memang punya karakter tidak cocok sebagai karyawan. Mungkin mereka lebih cocok usaha sendiri dan atur diri sendiri. Mereka jika dibiarkan cenderung akan jadi virus yang menginfeksi seluruh team. Jika Anda terlalu baik maka selanjutnya Anda yang akan menanggung resiko karena owner atau Direktur akan meminta tanggung jawab Anda sebagai pelaksana operasi bisnis.
Demikian beberapa arahan bagaimana skill komunikasi khas Manager yang dibutuhkan agar bisa menunjang keberhasilan tugasnya sebagai Pimpinan operasional bisnis outlet. 
 
 
SEMANGAT SUKSES
 (Mirza A.Muthi)

No comments:

Post a Comment