Marketing itu menarik ! Setiap usaha riil baik itu usaha mikro, kecil ,
menengah atau besar bahkan multinasional dan global brand membutuhkan
“marketing “ ini sebagai unsur terpenting bagian dari proses tumbuh kembang
perusahaan. Jadi jangan pikir hanya usaha usaha besar saja yang eksis outlet
atau produknya di kota kota propinsi/ metropolitan yang butuh marketing. Tapi
warung nasi di pinggir jalan kota kabupaten/ kecamatan juga butuh marketing.
Setiap usaha pasti ada pesaing, dan target konsumennya cenderung sama. Dari
sekian banyak penyedia usaha baik produk / jasa yang eksis, bisa dilihat, bisa
didengar, bisa dikunjungi orang hanya ada beberapa usaha saja yang bisa menjadi
pilihan konsumen. Selain factor kepuasan konsumen akan produk/ jasa yang
dibelinya, justru awalnya dimulai dari bagaimana orang memutuskan untuk membeli
atau menggunakan produk/jasa tersebut. Karena website ini lebih berorientasi ke
UKM kita bahas marketing untuk UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah ). Bagi
kebanyakan pengusaha Mikro Kecil, marketing merupakan “momok” karena terkendala
biaya. Jangankan biaya untuk bikin brochure, pasang iklan sedangkan untuk modal
belanja saja harus dihemat hemat. Tidak seperti perusahaan besar yang
menggunakan strategi Shower Marketing, mulai dari sederhana seperti sebar
brochure, spanduk dan poster, iklan TV, adlibs Radio, iklan media massa,
membuat event ATL dan BTL dimana mana bahkan dengan tema tema khusus dan
diskenariokan berseri seri, press conference, event Grand Opening atau hadiah
Grand Prize gila gilaan dengan budget milyaran rupiah.
Sungguh hal yang tidak terbayang bagi
pelaku bisnis UMKM. Buat Pak Amat yang berpikir bahwa bisnis warung nasinya
saja sudah dapat lokasi strategis dan bisa buka jualan saja sudah bagus sekali,
selanjutnya tinggal menunggu mudah mudahan orang mau mampir untuk mencoba
makan. Kalau makanannya dirasakan enak pasti mereka mau jadi langganan. Sangat
sederhana konsep bisnisnya. Padahal coba lihat disepanjang jalan tersebut
paling tidak ada 10 warung nasi yang berjualan “produk” yang sama warung nasi
Pak Amat.
Apa yang bisa dilakukan pengusaha warung
nasi seperti Pak Amat untuk marketing?
Kita namakan ini marketing gerilya.
Seperti pejuang kemerdekaan kita atau pejuang Vietnam yang dulu lebih banyak
pakai bambu runcing, senjata tajam dan senapan sederhana dengan hanya sedikit
persediaan amunisi. Maka cara berjuangnya adalah dengan masuk ke hutan hutan,
menyerang mendadak diam diam mengarah lansung ke target orang per orang
prajurit, lalu dengan cepat segera menghilang lagi. Sedikit sedikit korban
timbul di pihak lawan, tapi kontinyu dan konsisten sehingga menimbulkan efek
traumatic yang cukup signifikan di pihak lawan.
Intinya gunakan modal yang ada saat ini
untuk jadi “marketing tools”. Misalnya sekarang Pak Amat cuma punya modal
makanan, warung, dan sedikit uang. Maka Pak Amat juga bisa menggunakan teknik “marketing
gerilya”ini untuk marketing warung nasinya
- Bawa sample makanan produk yang dijual di warung
nasi untuk dibagi bagikan di radius 2 km. Sample ini tidak perlu utuh 1
porsi, cukup satu potong potong dengan tusuk gigi untuk pegangannya.
Misalnya 1 batang tempe bacemnya dipotong potong 4 bagian dan persilakan
orang yang ditemui untuk mencicipi, juga menu lainnya. Kalau harga menu
bisa dijangkau untuk konsumen kelas tukang ojek, atau supir angkot maka
datang ke mereka untuk cicipi sample tempe bacem tsb, juga ke banyak orang
lain karena harganya sangat terjangkau
- Buat brochure sederhana: ketikan sedikit di
kertas A4 dibagi 4 bagian mengenai Warung Nasi Pak Amat, menu yang dijual
dan gambarkan peta lokasi juga nomor Handphone Pak Amat. Lalu difoto copy
perbanyak sesuai kebutuhan. Masternya disimpan untuk bisa dicopy lagi jika
brochure kurang. Dicopy di kertas yang berwarna ( misalnya warna kertas
merah muda atau biru muda agar tidak berkesan hanya kertas biasa saja
tanpa ada isi penting di dalamnya atau tidak tertumpuk dengan kertas putih
lainnya ).
- Bersamaan dengan mendistribusikan menu sample
juga sambil membagikan brochure sederhana tadi. Bawa brochure lebih banyak
dari sample menu yang dibawa karena lebih banyak disebar, lebih banyak
kemungkinan untuk mendapat respon.
- Menu paket box untuk acara pengajian atau arisan
yang biasa dilakukan di rumah rumah juga cara efektif untuk memasarkan
warung makan/ resto. Di dalam box juga sudah dilampirkan brochure, kartu
nama usaha agar jika merasa puas maka pelangan bisa order dengan menelpon
- Compliment: Misalnya kalau belanja makanan min
Rp.10.000, jangan segan segan Pak Amat untuk kasih free produk menu lain
yang sesuai misalnya Es teh manis free, atau kalau belanja lebih banyak
lagi dibungkuskan menu sayur oseng untuk dibawa pulang. Agar tidak terikat
promonya, maka buat ini murni compliment spontan agar pelanggan bisa
merasa ditambahkan “nilai”nya oleh pemiik warung dan dia merasa dihargai
sebagai pelanggan.
- Buat spanduk menarik di depan warung nasi.
Menarik dalam arti isi tulisannya menarik: “ Warung Nasi Pak Amat: Murah,
Enak, Bersih”, Ukurannya menarik: seukuran dengan bagian muka warung nasi,
ukuran besar dan mengarah langsung ke pinggir jalan. Kalau warung ada di
lokasi hook, maka buat spanduk besar ke 2 arah muka menghadap jalan
- Warna warung Nasi juga harus mencolok agar bisa
menjadi pusat perhatian utama, misalnya merah loreng putih untuk tema
kebangsaan, atau digambar grafitti atau mural atau “gambar aneh” lainnya
di dinding warungnya. Dimana warung Pak Amat? Itu pak terus saja sampai
ketemu warung yang ada gambar ayam kuning merah pake kacamata hitam yang
besar gambarnya. Pasti ketemu
- Juga
Pak Amat serta pegawainya harus pakai seragam. Seragam bukan berarti
didesign khusus oleh designer, dijahit khusus dengan logo Pak Amat yang
dibordir, tentu itu mahal. Seragam lebih artinya sama warnanya dan
terkesan bersih. Misalnya Pak Amat pakai kemeja warna biru muda, maka 2
pegawainya juga pakai t-shirt warna biru muda yang senada. Seragam ini
mencerminkan kebersihan dan ketertiban pengelola warung. Bagaimana kita
bisa bilang di sini warung makan bersih tapi yang jualan hanya pakai
singlet atau baju yang warnanya sudah lusuh, rambut gondrong tidak terurus
dan bau badan. Jadi seragam yang digunakan bukan seragam mahal dan jahitan
khusus. Bisa dibeli bebas, bahan kain atau kaos boleh saja asal warnanya
sama. Image juga bagian dari marketing dan kebersihan adalah bagian
dari service terhadap pelanggan
- Di bagian dalam warung jangan lupa dipasang di
beberapa lokasi ( misalnya di arah mau keluar pintu warung, juga di
dinding di belakang dipasang di bagian atas tulisan besar No handphone
yang bisa dihubungi untuk pemesanan menu antar
- Magic attitude: Senyum , Sapa , Salam.
- Magic words: Tolong , Maaf , Terimakasih , tidak perlu pakai uang, siapa saja bisa melakukan
“Street Marketing / Gerilya“ seperti ini lebh murah dari Shower
Marketing dan bisa dilaksanakan sendiri oleh pengusaha warung nasi kecil di
pinggir jalan karena modalnya justru bahan baku yang sudah ada di Warung Nasi
dan sedikit saja uang dan tentunya plus harus lebih banyak sikap positif. Jika
marketing gerilya ini dilakukan terus menerus dengan sabar dan kontinu maka
pasti akan timbul efek promo yang cukup signifikan.
SEMANGAT SUKSES ( Mirza A.M.)
SEMANGAT SUKSES ( Mirza A.M.)
No comments:
Post a Comment