Banyak pengusaha muda, mungkin mulai
sejak masih kuliah dan cukup berhasil. Dibanding kawan seumurannya, dia
tergolong sukses dan berhasil. Di zaman internet ini, banyak kemudahan usaha
bisa didapatkan daripada berusaha sebelum era internet. Terutama di bidang
pemasaran jadi jauh lebih mudah, efesien dan efektif. Makin banyak orang orang
di usia sangat muda sudah mulai berbisnis dari menjual produknya atau bahkan
membantu menjualkan produk atau jasa orang lain. Berhasil di usia sangat muda
seperti 2 mata uang yang bisa dominan terlihat hanya 1 sisi saat sisi mata uang
mana yang diatas. Harusnya dilihat dari sisi manapun, harus kebaikan dan nilai
potensi Anda yang terlihat.
Seperti kita tahu, usia matang bisa
jadi menumbuhkan kedewasaan dan kearifan. Kaya akan asam garam jatuh bangun
usaha riil dan pengalaman hidup yang disikapi dengan positif dan
prasangka baik terhadap nasib, bisa membuat sikap seseorang atau
pengusaha lebih bijaksana dan lebih rendah hati. Walaupun tidak pada
semua orang, kebijaksanaan mengikuti banyaknya usia.
Berhasil di usia muda sangatlah
bagus. Jika sukses bisa dimulai dari usia dini, maka buat apa harus menunggu
sampai tua baru memulai bisnis. Tapi kesuksesan di usia dini juga bisa membawa
sifat sombong dan takabur bagi pebisnis muda tsb. Apalagi diantara kawan usia
sebayanya mungkin tidak banyak yang bisa sesukses dia. Seringkali akhirnya
berpikir " saya sangat hebat ", " tidak banyak anak muda bisa
seperti saya ", dll. Keluarga membanggakannya, teman teman menyebutnya dia
boss. Maka dia memiliki ego ke"aku"an yang sangat tinggi, jadi cepat
kehilangan rasa respect terhadap orang lain yang tidak sejalan dengan dia,
merasa sudah lebih pintar. Parahnya bahkan sombong terhadap kliennya sendiri,
yang mendatangkan omzet buat dia.
Sekarang ini di jaman bisnis online,
dimana semua orang, semua bisnis, semua penjual dan pembeli bisa saling
terkoneksi dan berkomunikasi bisnis. Kita tidak usah saling bertemu secara
fisik untuk bisa berbisnis. Dengan tidak bertemu langsung, maka bisa saja
penjual on line tidak melihat langsung siapa kliennya, apakah usianya
sudah jauh lebih tua dari dirinya, apakah kliennya mungkin saja punya prospek
masa depan yang sangat baik jika bisa berbisnis jangka panjang. Yang difokuskan
adalah bagaimana " rasa dan mood " dia pada saat berkomunikasi via
Chat WA atau email dengan klien. Mungkin ada bahasa atau gaya bicara tulisan
dari klien yang tidak pas dengan ego pebisnis muda sehingga dianggap kliennya
ini tidak menghormatinya seperti kawan kawan sebayanya menyanjung nyanjungnya.
Komplain sedikit atau koreksi sedikit dari komunikasi tulisan dari klien, sudah
langsung dianggap menyerang dan jadi baper. Padahal di Indonesia ini banyak
suku bangsa yang memang gaya komunikasinya blak blakan, spontan, tapi
sebenarnya hatinya baik dan sama sekali tidak ada maksud untuk mengkonfrontasi
lawan bicaranya. Apalagi jelas jelas kebanyakan hukum alam untuk bisnis seperti
"pembeli adalah raja" masih berlaku. Maka pembeli merasa punya hak
untuk berkomunikasi dengan kelas diatas penjual. Tapi seringkali kenyataannya
pada pebisnis muda di bisnis internet ini jauh beda dari hukum alam bisnis
konvensional.
Misal untuk memanggil kliennya
dengan menulis "bapak atau ibu" pun di chat atau di email seperti
berat sekali, seakan kata panggilan tsb akan merendahkan posisinya di depan
kliennya. Padahal kliennya tsb usianya jauh lebih tua dan mungkin jauh lebih
berpengalaman di bisnis. Itulah kelemahan pelayanan konsumen via online,
kita tidak bisa mempertimbangkan klien berdasarkan penilaian penglihatan,
karena fisik klien tidak hadir jelas di depan kita. Sedangkan di Indonesia,
masalah tata krama kesopanan masih menjadi bagian dari attitude. Yang muda
lebih menghormati yang lebih tua. Terlebih yang lebih muda dari pihak penjual
jasa atau produk yang memang menawarkan bisnis. Dan disamping hasil pekerjaan
atau jasa yang memang bagus, masalah "like and dislike" masalah
attitude masih jadi pertimbangan utama.
Bisa saja klien menilai memang
pekerjaannya bagus, tapi pemilik usahanya PT. X yang beralamat di Y, orangnya
sangat angkuh dan tidak sopan. Informasi ini cepat menyebar kemana mana via
dunia maya. Akhirnya rejeki tidak akan panjang dan berhenti di umur bisnis yang
tidak lama. Jadi apa untungnya Anda jadi pengusaha muda yang tidak rendah hati
pada saat komunikasi dengan klien dan menjunjung etika kesopanan, menghormati
dan lebih melihat prospek masa depan bisnis dibanding ego.
Etika dan attitude Anda akan dinilai
dari bagaimana cara Anda berkomunikasi dan di komunikasi via chat WA atau email
adalah bagaimana respond Anda kalimat per kalimat pada komunikasi tulisan. Jika
Anda sebagai pebisnis muda bisa menampilkan "wajah" sebagai pebisnis
yang ramah, terbuka tehadap pertanyaan, masukan bahkan kritik. Respondnya sopan
tapi juga cerdas dan sangat paham seluk beluk detil bisnis yang Anda tawarkan,
dan harus dipastikan dengan produk atau layanan jasa Anda yang memang
berstandard kualitas baik dan memuaskan klien, pasti pintu peluang terbuka lebar
buat Anda. Keleluasaan bisnis via dunia maya bukan jadi ancaman bagi Anda,
bahkan jadi gerbang lebar bagi Anda untuk bertemu dengan lebih banyak lagi
klien klien baru. Maka biarpun klien tidak mengenal wajah Anda, bahkan mungkin
klien tidak pernah bertemu langsung dengan Anda, bahkan untuk berkomunikasi
lisan via telpon saja tidak pernah, karena selama ini komunikasi hanya melulu
via Chat WA dan email, tapi Anda tetap bisa menjaga kelangsungan bisnis Anda
dengan setiap klien karena Anda menghargai mereka, dan mereka juga menghargai
Anda. Bahkan klien yang puasa secara lahir bathin, produknya puas dan juga
punya penghargaan secara karakter personal Anda, maka tidak segan bagi klien
mereferensikan pebisnis muda ke jaringannya yang lebih luas. Komunikasi
bisnis via tulisan dilakukan dengan Anda terasa nyaman bagi kedua belah
pihak. Bahkan makin salute dan kagum karena klien tahu Anda pebisnis sukses di
usia muda belia. Siapa tahu dia jodoh Anda di bisnis untuk jadi mitra investor
sehingga bisnis Anda bisa lebih cepat melesat lagi dan panjang umur.
SEMANGAT SUKSES
(Mirza A.Muthi)