Menjadi pengusaha harusnya bukan
hanya ditujukan untuk perusahaan perusahaan yang menengah keatas. Jika tidak
sewa dan buka toko di ruko atau di mall, tidak pakai badan usaha seperti PT
atau CV, investasi di atas Rp.50 juta, maka sepertinya belum bisa dikatakan
"usaha" atau "pengusaha". Tidak juga, karena apapun yang
sudah dikeluarkan usaha dan daya pikir didalamnya dan ditujukan untuk
mendapatkan keuntungan walaupun besar kecilnya adalah relatif, maka itu sudah
bisa disebut usaha. Apalagi jika sudah diinvestasikan uang di awalnya, itu
hanya akan menentukan kelas/skala usaha yang kita kenal dari usaha mikro,
kecil, menengah, besar, sampai usaha konglomerasi. Tapi besar atau kecil tetap
saja namanya usaha dan usaha harus menggunakan ilmu untuk bisa kemungkinan
lebih berhasil.
Dalam usaha mikro atau kecil mungkin
biasa orang sebut sebagai "berdagang". Berdagang adalah jenis usaha/
bisnis tertua yang sudah ada ratusan tahun lalu. Bahkan Nabi Besar Muhammad SAW
juga berprofesi sebagai pedagang. Pedagang yang ilmu utamanya adalah
"amanah dan jujur" artinya tidak mengambil keuntungan terlalu banyak
, cukup sepantasnya dan tidak mencurangi pembeli. Jika Nabi dititipkan barang
untuk minta dijualkan, maka dijual dengan harga yang tidal dimarkup terlalu
tinggi dari harga yang dititipkan oleh pemilik barang. Secukupnya saja yang
Nabi butuhkan sebagai kelebihan untuk kebutuhan hari itu dan Nabi selalu
menjelaskan secara jujur kondisi barang dan dijualnya. Tidak mengada ada,
melebih lebihkan agar pembeli jadi membeli yang pada akhirnya jika sudah
menemukan kejelekan produknya lalu akan merasa kecewa, tapi sudah terlambat
karena sudah terlanjur membeli dan membayar. Jadi terserah pembeli apakah mau
jadi membeli atau tidak. Apakah lalu Nabi sebagai pedagang akan merugi?
Nyatanya tidak, justru makin lama dagangannya makin laris dan makin banyak
langganan. Karena pembeli merasa tidak pernah dibohongi jika membeli dari Nabi,
mereka membayar sesuai dengan kondisi barang apa adanya. Adanya kurang lebih
dari barang tsb sudah sama sama diketahui pada saat transaksi dan disepakati
harganya sebelum dilakukan transaksi. Begitupun bagi pemilik barang dagangan
yang menitipkan barangnya untuk dibantu jual oleh Nabi, tidak pernah
merasa dimanfaatkan karena kelebihan yang didapat Nabi lebih besar daripada
pemilik modal.
Karena karakter pedagang yang jujur
dan amanah sebagai ilmu dagang yang digunakan Nabi Besar Muhammad SAW ini,
justru menyebabkan banyak orang senang berbisnis dengan Nabi. Rejeki dari jalan
usaha Nabi nyatanya tidak pernah berhenti atau surut. Nabi selalu dipercaya dan
diajak berbisnis oleh siapa saja. Apakah itu sebagai pembeli atau sebagai
pemodal. Karena nyatanya semua orang butuh orang jujur dan amanah terlebih
dalam urusan bisnis dan dagang atau jual beli.
Kalaupun Nabi dalam hidupnya sangat
sederhana, banyak menderita, itu bukan karena tidak berhasilnya Nabi dalam
berdagang melainkan karena sifatnya yang sangat bersahaja dan di masa
perjalanan Nabi Muhammad SAW berikutnya setelah beliau menerima wahyu
kerasulannya, maka beliau lebih memilih takdirnya sebagai Nabi Besar dan
Rasul Alloh SWT yang betugas mulia mengajak umatnya hijrah dari kebathilan
menuju jalan lurus.
Tapi setidaknya untuk bidang
berdagang, Nabi sudah mengajarkan salah satu ilmu dagang yang paling penting
bagi kita semua bisa aplikasikan dalam kegiatan usaha dagang kita sehari hari,
yaitu Jujur dan Amanah.
Tapi untuk skala usaha kecil bisa
kita sederhanakan saja dengan bagaimana dagang ini bisa laku dijual dan
bertahan untuk waktu yang lama. Kebanyakan pelaku usaha kecil seperti
pedagang ini adalah rakyat biasa, dari background level pendidikan rendah, cara
berpikir yang sederhana dan bahkan cara bicara yang sangat apa adanya tanpa
basa basi. Banyak dari pedagang kelontong di rumahan misalnya hanya berpakaian
kaos oblong, melayani pembeli tanpa tutur sapa yang layak apalagi ucapan sapa,
salam, senyum, tidak pernah mengucapkan terimakasih, maaf dan tolong kepada
pembeli ataupun partner dagang misalnya kepada supplier. Semua masih berjalan
secara system dagang tradisional. Kebanyakan pedagang tradisional skala kecil,
mereka bersikap seakan pembeli yang butuh mereka sampai suatu saat baru sadar
jika pelanggannya semua sudah pindah ke toko sebelah yang berbisnis lebih
menggunakan ilmu service excellent, artinya bagaimana sepanjang jam operasional
usaha, pedagang bisa lebih peduli kepada pelanggannya dan responsif memberikan
usaha yang sungguh sungguh dan berkesinambungan kepada tujuan tercapainya
kepuasan pelanggannya. Jadikan tujuan membentuk pelanggan sebagai pembeli
seumur hidup.
Ilmu usaha lain di jaman modern
adalah marketing. Marketing adalah ilmu cara menjual yang efektif kepada
calon pembeli. Didalamnya banyak aspek aspek supporting seperti komunikasi dan
menginformasikan produk dengan segala tools yang dibutuhkan kepada calon
pembeli, mengantisipasi dan mengatasi persaingan, cara menetapkan harga dari
menghitung komponen biaya, mengalokasikan hutang dan piutang, membayar kepada
supplier dan mengalokasikan profit.
Pedagang bisa mengkomunikasikan
produknya secara baik dan benar kepada calon pembeli. Bagi kebanyakan toko
semacam kelontongan atau warung makan di kawasan rumah tangga atau pinggir
jalan lingkungan, biasanya cuma pasang merk toko di depan pintu toko. Bahkan
banyak yang hanya buka toko saja tanpa ada plang merk toko ataupun embel embel
alat promo apapun di tokonya. Akan jauh lebih baik rasanya jika plang merk
tokopun harusnya didesign secara serius, warna harus menarik sehingga langsung
eyecatching dan plang merk diposisikan di spot yang mudah dibaca dari arah
jalan. Diplang dituliskan no. telpon, no.WA , jika perlu ada spanduk atau banner
di depan ruko atau toko menginformasikan produk apa saja yang dijual. Jangan
lupa dibuatkan kartu nama bisnis yang bisa selalu diselipkan di kantong plastik
belanjaan untuk menyebar no kontak toko dan akun medsos toko atau resto tsb.
Tujuannya agar pembeli memiliki kontak langsung toko tsb jika sewaktu waktu
hanya minta untuk dikirimi barang bisa via WA atau telpon langsung. Apalagi
sekarang jaman medsos, jangan sampai restorant/konter makanan/minuman anda
tidak ada markom dan upaya marketing via medsos. Hal hal lain untuk usaha
kecil yang selama ini menjual produk barang, maka perlu untuk kampanye
publikasi produk di luar toko/ruko, misalnya dengan dengan ikut jualan
dan liputan pameran / bazaar di kawasan yang ramai yang secara peluang bisa
mengenalkan atau menawarkan produk toko atau fasilitas toko secara lebih jelas
kepada target masyarakat umum. Tentu saja sesuai trend saat ini silakan
menggunakan kontak nomor WA, fb dan ig untuk membantu perluas informasi dari
usaha toko atau resto Anda. Walaupun demikian ingat target efektif akan datang
dari pembeli di radius maks 5 km dari toko atau resto. Jika dagang makanan,
maka bisa daftarkan produk Anda untuk kerjasama dengan gofood, agar pembeli
lebih punya opsi channel order tanpa harus datang ke toko /resto Anda. Kemasan
dan box untuk take away juga bisa menjadi marketing tools, maka harus jelas
disana tercantum nomor kontak, agar mudah dihubungi kembali. Belum bicara
mengenai branding, tapi dalam step yang sederhana adalah agar produk Anda punya
identitas pasti dibanding banyak produk sejenis yang beredar di pasaran. Yang
terpenting untuk bisnis dagang skala kecil yang penting toko atau produk
dagangan Anda harus diberi label/merk agar pelanggan Anda kenal dan ingat
produk anda dimanapun berada.
Masih belum lagi masalah
operasional, mengelola sumber daya manusia, mengelola pemasukan dan belanja.
Pada akhirnya bisnis bukan mengenai besar kecilnya, tapi bisa ditangani dengan
baik atau tidak. Jangan bisnis bukannya membuat hidup lebih fun, memberi
keuntungan, tapi malah menjadi tambahan beban pikiran dan financial. Maka
berbisnislah dengan ilmu, agar didapat hasil yang sesuai dengan yang
diharapkan.
SEMANGAT SUKSES
(Mirza A.Muthi)