Saturday, August 9, 2014

UKUR DAN ANALISA PROGRESS HIDUP ANDA

Perjalanan hidup Anda sampai saat ini adalah perspektif dari siapa diri Anda. Apakah sekarang Anda sudah merasa sukses atau gagal? Apakah Anda sekarang sudah merasakan bahagia dan bersyukur atas apa yang sudah Anda capai? Sukses juga bukan berarti sudah kaya atau punya asset banyak. Paling tidak Anda sudah merasa jalan hidup pilihan Anda sudah tepat dan Anda sudah berbahagia. Jadi Anda tinggal melanjutkan hidup Anda di jalan hidup yang sudah Anda pilih. Percepat akselerasi dan tidak usah masih mencari jati diri lagi.

Anda juga hidup berdampingan dengan lingkungan sekitar. Anda punya orang tua dan saudara saudara yang memperhatikan perjalanan hidup Anda selama ini. Kawan kawan juga banyak yang sudah bersama atau mengenal Anda bertahun tahun. Sebagai ukuran Anda bisa meminta atau menerima respond dan pendapat dari orang orang di lingkungan sekitar, orang tua, keluarga, kawan kawan pendapatnya tentang Anda. Atau Anda amati saja. Apakah selama ini pandangan mereka terhadap Anda baik, support bahkan kagum atau mungkin terus menasihati seperti mereka khawatir terhadap diri Anda, melarang banyak hal2, dll. Buka telinga dan hati Anda dan pekalah pada lingkungan.

Waspadalah jika sekeliling Anda seperti sudah tidak peduli lagi pada Anda. Bisa jadi mereka sudah lelah menasihati, mengarahkan, kritik tapi Anda tidak bisa berubah. Akhirnya mereka sudah melepas saja Anda mau bagaimana terserah dan tidak ada yang memikirkan Anda lagi. Lebih parah lagi jika bahkan orang mendoakan jelek kepada Anda karena Anda kerap menjadi "horor" bagi orang lain. Mengganggu dan menyusahkan orang lain. Orang berharap Anda tidak eksis lagi karena keberadaan Anda merugikan orang lain. Anda harus paham bahwa sebagai manusia sebaik baiknya adalah mereka yang bisa memberi manfaat pada orang orang sekitarnya atau paling tidak berguna bagi dirinya

Coba ambil waktu menyepi sendiri untuk mengukur dan menganalisa pencapaian hidup Anda sampai saat ini.  Flashback lagi apa yang sudah Anda lakukan, capai, berikan kepada orang orang sekitar Anda. Cek umur Anda saat ini dan pikirkan sampai kapan Anda akan begini terus atau targetkan pencapaian berikutnya sebagai pencapaian Anda. Lebih baik jika proses evaluasi ini dilakukan setiap malam setelah selesai beraktifitas harian. Makin sering Anda mengevaluasi diri maka makin cepat Anda bisa melakukan koreksi diri dan mengarahkan lagi sikap dan tindakan Anda ke arah jalan yang tepat.

Kalaupun saat ini belum bisa memberi manfaat luas, paling tidak Anda berguna untuk diri sendiri dan jangan jadi orang yang merugikan dan menjadi horor bagi orang orang sekitar. Mungkin Anda hari ini bisa jadi belum seperti apa yang Anda harapkan, tapi dunia belum kiamat maka Anda masih bisa berubah jadi manusia yang lebih baik asal ada niat. Visualisasikan bagaimana seharusnya perspektif ideal Anda, lalu atur rencana dan action. Yang penting jadilah orang dan niat dan tindakan baik dan lingkungan akan balik memberi karma baik kepada Anda. Tapi jika tahu Anda belum jadi orang yang baik atau sukses tapi tidak merubah niat dan tindakan Anda, maka perubahan yang Anda inginkan cuma jadi mimpi saja. Kumpulkan sukses sukses kecil dan syukuri. Ingat waktu tidak akan menunggu Anda berubah, sementara umur Anda terus bertambah. Ber-progress-lah secara fisik, tindakan dan mental dalam jalan yang baik untuk tujuan yang baik.

SEMANGAT SUKSES (Mirza A.Muthi)

Saturday, August 2, 2014

THR UNTUK SEMANGAT KERJA

Artikel kali ini lebih diprioritaskan untuk Anda para pengusaha franchise sebagai bagian dari proses edukasi. Untuk memahami mindset sebagai owner usaha kepada karyawan dan kantor pusat franchise yang dibutuhkan dalam bisnis. Hukum bisnis yang berlaku bagi siapa saja yang berani jadi pengusaha dalam setiap jenis usaha apapun adalah nasib untung atau rugi. Tidak ada yang bisa menjamin akhir nasib ini, bahkan jikapun Anda ikut bisnis franchise. Faktor kesuksesan usaha banyak sekali, bukan hanya mengenai penggunaan merk yang sudah dikenal maka Anda dijamin akan sukses dan anti rugi. Ada faktor SDM, lokasi, trend yang sedang berlaku, persaingan juga bisa cuaca dan situasi umum yang sedang berlaku di mayoritas sepanjang tahun usaha. Bahkan faktor mindset owner juga akan sangat mempengaruhi jalannya bisnis.

Berbisnis Franchise harus dipandang sebagai bantuan untuk mempercepat Anda membuka usaha yang Anda inginkan. Tetap pada pelaksanaannya Anda juga aktif berusaha tentunya dibantu oleh teamwork outlet Anda dengan didampingi oleh kantor pusat/ franchisor. Bayangkan misalnya jika Anda ingin membuat usaha karaoke keluarga dengan merk sendiri, maka Anda harus melakukan banyak hal persiapan sendiri dan untuk persiapannya saja sudah membutuhkan banyak biaya dan waktu. Mengembangkan system IT dan support, SOP, design standard dan pemilihan alat alat terkait, belum usaha  membangun merk produk agar dikenal. Maka lebih ekonomis jika Anda membuka bisnis karaoke keluarga dengan membeli lisensi dari kantor pusat franchise. Hal yang banyak ditemukan di bisnis franchise, kadang franchisee atau investor seringkali menyalahkan franchisor atau kantor pusat dalam kegagalan yang dialami bisnisnya. Baru 6 bulan sampai setahun buka dan mengalami kerugian, sudah dikatakan merk gagal atau produk gagal. Padahal apa yang disarankan Franchisor untuk direkomendasikan untuk dijalankan di outlet tidak semua atau belum dijalankan. Juga ada hal hal lokal yang memang harus diselesaikan oleh franchisee karena itu ada di daerah teritorial franchisee seperti terkait dengan tempat usaha, keamanan lingkungan dan tidak bisa menunggu support dari franchisor. Franchisor sama seperti dokter, hanya bisa memberikan resep resep yang harus ditebus oleh pasien. Jika resep tsb tidak ditebus, atau ditebus tapi tidak diminum, atau diminum tapi tidak sesuai dosis, lalu pasien kembali datang 2 minggu kemudian untuk menyalahkan resep dokternya tidak manjur dan dokternya jelek, tentu ini bukan suatu sikap yang fair. Lalu kenapa dari 10 pasien hanya ada 2 pasien yang komplain jika alasannya dokternya jelek? Kecuali dari 10 pasien seluruhnya tidak ada yang sembuh, maka bisa dikatakan dokternya jelek.

Begitu juga dalam bisnis franchise. Ada franchisee yang beranggapan jika sudah membeli franchise maka sudah seperti dijamin bisnisnya akan berhasil. Tapi saran saran dari franchisor tidak dijalankan dan semakin lama semakin membawa kemunduran dan masalah bagi outlet. Kita bahas usaha bidang outlet pelayanan seperti hotel, resto/cafe, karaoke keluarga yang lebih mengutamakan service of excellent. Seperti masalah pembagian THR (Tunjangan Hari raya) yang secara wajar harus diberikan oleh pengusaha kepada karyawannya. Walaupun tentu THR ini tidak selalu harus full tergantung situasi lokal outlet, lama outlet sudah beroperasi, lama karyawan bekerja, tapi tetap sedikit uang pada saat momen lebaran akan sangat berarti bagi karyawan. Karena memang pada momen lebaran semua sangat membutuhkan uang untuk kebutuhan yang bertambah sesuai situasi umum. Tapi ada sebagian pengusaha menahan dan tidak mengeluarkan uang THR ini dengan alasan bisnis merugi, belum ada untung atau usaha belum genap 1 tahun, dll alasan lain yang sebetulnya itu sudah menjadi kewajiban dari pengusaha.

Kewajiban karyawan adalah bekerja sebaik baiknya sesuai arahan dari manager agar bisa memenuhi target omzet dan keuntungan dari owner. Semua cara kerja dan SOP sudah diarahkan dari kantor pusat franchise. Kantor Pusat dimanapun pasti sangat mengedepankan pentingnya SDM yang solid dan bersemangat dalam bekerja. Hal yang paling bisa instant mengangkat semangat kerja karyawan adalah uang. Walaupun perusahaan tidak bisa memenuhi semua kebutuhan hidup karyawannya, paling tidak jangan menahan apa yang sudah jadi hak mereka. Jika THR atau jika belum sesuai kondisinya bisa kita sebut uang perhatian dari owner kepada karyawan tidak diberikan, maka bagaimana owner bisa berharap karyawan akan memberikan usaha terbaiknya untuk kemajuan outlet? Kantor Pusat yang datangpun untuk melakukan training tidak akan mencapai hasil optimal karena dari dalam hati setiap karyawannya sudah menyimpan rasa kecewa dan menganggap ownernya toh tidak ada rasa empati pada karyawannya.

Kita bicara tentang mindset karyawan level bawah, bagian service, pendidikan dasar yang semua alat ukurnya adalah harus terima upah. Mau tidak mau karena karakter umumnya karyawan Indonesia seperti itu, tapi tetap kita butuhkan karena selain itu yang ada dan juga gajinya masih sesuai. Kita tidak bicara mengenai karakter  karyawan profesional yang justru malu menerima gaji jika belum memberikan kontribusi pada perusahaan. Tapi biasanya karyawan level profesional lebih sedikit dan gajinya juga mahal. Jadi pengusaha juga harus bisa mengukur sikapnya pada situasi nyata di perusahaannya.

Bagi sudut pandang karyawan umumnya, tetaplah mereka merasa owner adalah seseorang yang "beruang" yang mampu secara finansial jauh tingkatan ekonominya diatas karyawan. Mereka tidak menganggap kerugian yang dialami di outlet tempatnya bekerja lantas akan spontan memiskinkan owner sehingga menghilangkan kewajiban mereka membayar THR dan menghilangkan hak karyawan menerima THR dari ownernya. Wajar jika semangat karyawan bisa langsung drop dan tidak bisa diangkat untuk didorong lebih berprestasi lagi. Yang ada dalam benak mereka selepas libur lebaran mungkin segera mencari tempat kerja baru yang ownernya lebih memiliki rasa empati. Jika hal ini terus berulang dan terjadi dari tahun ke tahun, maka kapan pengusaha bisa memiliki teamwork yang solid dan trampil sesuai standard level of service yang ditetapkan kantor pusat franchise?

Juga hal ini perlu dipahami oleh para pengusaha bisnis service di merk franchise bahwa jika masalah ini sampai didengar pihak luar, maka ini akan merusak nama baik merk yang terkait. Di luar akan tersiar kabar bahwa merk A bukan tempat yang nyaman untuk bekerja karena karyawannya tidak dimantain dengan baik. Kantor Pusat Franchise menekankan perlunya sinergi mindset dan action antara franchisee, franchisor dan karyawannya. Diharapkan franchisee melakukan apa yang direkomendasikan dan disarankan oleh franchisor. Franchisor pasti melakukan hal terbaik untuk outlet outlet franchisenya walaupun itu memang membutuhkan waktu. Lalu franchisor terus mengadakan development baik dari segi strategi bisnis, pendampingan maupun system yang terkait. Semakin bisa sinergi dan satu hati antara franchise dan franchisor maka semakin besar kecepatan outlet franchise bisa mendapatkan suksesnya.

SEMANGAT SUKSES (Mirza A.Muthi)