Saturday, November 19, 2011

GAJI VS PRESTASI

Beberapa email dari perusahaan yang bertanya seperti ayam vs telur yang mana duluan sekitar gaji vs prestasi bagi karyawan mereka.. Apa perusahaan harus memberi gaji yang cukup dulu kepada karyawannya, baru bisa meminta "balasan" prestasi yang tinggi dari karyawan tsb, atau menunggu sampai karyawan tsb bisa menunjukan prestasi bagus dulu baru memberikan gaji yang lebih baik lagi dari yang sekarang. Tapi justru jika perusahaan memberi gaji dan fasilitas lebih besar kepada seseorang, seringkali hal itu menimbulkan kecemburuan dan suasana kerja jadi tidak harmonis.

Saya akan coba memberi pandangan dari sudut pandangan karyawan ataupun sudut pandang pemilik perusahaan. Kebetulan saya pernah pada posisi keduanya.
    
Sebagai perusahaan maka membutuhkan karyawan yang mampu memberikan kontibusi nyata bagi bisnis perusahaan. Pertama, sama ratakan saja standard gaji karyawan posisi selevel. Perusahaan bisa saja memiliki banyak puluhan karyawan, tapi mungkin hanya ada 2-3 orang yang betul betul memberikan "energi positif" kepada kemajuan perusahaan. Untuk itu perusahaan harus jeli dan responsif terhadap setiap potensi individual yang dimiliki karyawan.

Dalam posisi/ jabatan yang sama, tetap samakan gaji agar tidak memberi kecemburuan diantara karyawan. Tapi analisa setiap personelnya dan direfer kepada pencapaian prestasi kerja, maka mereka yang memberi lebih besar harus difeedback lebih baik dari karyawan selevel yang kurang produktif. Feedback yang adil adalah berdasarkan komisi pencapaian prestasi, makin berprestasi maka komisi yang diterima karyawan produktif tersebut harus lebih besar. Jika perusahaan menggaji sama, tapi memberi komisi berdasarkan prestasi kerja, maka tidak ada yang bisa komplain dengan kebijakan itu karena memang parameter pencapaiannya jelas dan terukur.. 
Untuk lebih memberi penghargaan kepada seseorang karyawan yang betul betul produktif, memiliki bakat leadership, memahami seluk beluk bisnis secara spesifik, dan requirement lainnya, maka naikan jabatan/posisi karyawan tersebut di level lebih tinggi dari kawan kawannya. Dengan posisi di level yang lebih tinggi, maka tentu saja menaikan standard gaji bulanan dan fasilitas serta benefit lainnya adalah wajar. Itu juga memicu semangat karyawan lain agar bisa berprestasi seperti karyawan teladan yang naik jabatan tersebut. Memberi pesan jelas kepada karyawan bahwa perusahaan memberi kesempatan berkembang dan menawarkan jenjang karir kepada mereka yang dapat menunjukan kontribusi pasti kepada perusahaan. Untuk para karyawan yang masih memiliki potensi tapi belum bisa diangkat ke jenjang posisi lebih tinggi, perkaya mereka dengan training training mengenai motivasi , character building dan skill enrichment. Mereka yang selalu berusaha memperbaiki kinerjanya biasanya sangat antusias jika diberi akses kepada pendidikan pengembangan potensi diri. Mereka dipersiapkan perusahaan untuk menjadi the next leader.
Intinya seringkali perusahaan hanya berpikir bahwa untuk mengapresiasi karyawan adalah dengan uang, gaji atau komisi. Padahal pendidikan seperti training, kesempatan belajar dalam periode tertentu, promosi jabatan, pemberian gelar achivement, dll bisa menunjukan secara jelas jika karyawan tersebut dihargai dan perusahaan memperhatikan hal itu. 

Bagi perusahaan yang ingin mengambil karyawan baru yang sudah berpengalaman dan track record prestasi di perusahaan terdahulu terbukti, maka sosialisasikan dahulu kepada karyawan lama di perusahaan. Sampaikan bahwa perusahaan bermaksud untuk mencapai titik prestasi tertentu dalam bisnis dan membutuhkan calon karyawan baru ini di posisi dan tugas tugas yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Jelaskan pencapaian pencapaian yang telah dicapai dan dijadikan perusahaan sebagai pertimbangan merekrutnya untuk bergabung di perusahaan. Minta karyawan perusahaan saat ini untuk memberi support dan bisa menerima dengan baik. Jika kehadiran karyawan baru disosialisasikan kebutuhan dan prestasi yang dicapainya, jikapun perusahaan memberi fasilitas lebih dibanding karyawan yang sudah ada, posisi lebih penting dan strategis, dan memberi persepsi pasti gajinya lebih tinggi, tapi pasti itu akan bisa diterima karyawan lama. Apalagi jika dalam pelaksanaannya karyawan baru tersebut betul betul bisa membuktikan kualitas dirinya sesuai dengan yang disampaikan manajemen. Prestasi dan Gaji tentunya harus relevan dan adil. Yang terpenting bagi manajemen perusahaan adalah mengelola manajemen informasinya dan sosialisasinya di perusahaan, agar hal terkait kecemburuan, ketidak adilan dan kewibawaan manajemen perusahaan tidak menimbulkan efek kontra produktif bagi perusahaan. Antara gaji dan prestasi tidak akan jadi masalah bagi kecemburuan yang berpotensi merusak suasana kondusif dan harmonis di perusahaan.
SEMANGAT SUKSES ( Mirza A. Muthi )

Friday, November 11, 2011

ETIKA DALAM BERBISNIS

Berbisnis seperti  juga kegiatan ekonomi lain tentu punya etika. Banyak jalan menuju mendapatkan uang dan keuntungan sebagai tujuan akhir dari berbisnis, tapi bagaimana cara proses menjalani bisnis ini hendaknya selalu dalam koridor etika.  Misalnya Nabi Muhammad SAW mengharamkan pedagang untuk mengurangi ukuran atau mencurangi alat timbang. Berbisnis pada intinya melibatkan diri kita, perusahaan kita pada kebutuhan atau kepentingan orang lain. Selalu ada jual dan beli , jasa dan gaji, waktu kerja dan istirahat, reward dan punishment, service dan komplain dalam bisnis, maka jika ada pihak yang curang,  pasti ada pihak yang dirugikan.
Hal hal dasar dalam etika bisnis misalnya

-     Pekerjakan karyawan sesuai waktu kerjanya, jika ada kelebihan waktu pada hari atau jam kerja hendaknya dikompensasi sebagai lembur  Tapi usahakan kerja efektif. Ingat hidup karyawan bukan melulu hanya seputar perusahaan, mereka juga punya keluarga anak istri yang juga punya hak atas waktu karyawan Anda.

-       Adil bukan berarti sama. Gajilah karyawan sesuai kompetensinya, tidak bisa menyama ratakan upah karyawan pada komponen take home payment, Jika komponen gaji ini sudah jadi ketentuan perusahaan untuk disamakan pada setiap orang, maka siasati dengan penambahan benefit pada komponen yang bersifat pencapaian prestasi agar karyawan yang berprestasi dapat lebih baik daripada karyawan yang biasa saja.

-    Jangan gunakan brand, merk , logo milik orang lain yang sudah lebih dahulu terkenal karena untuk mempercepat datangnya pembeli produk kita sehingga cepat memberi keuntungan. Ini terkait HAKI dan ada pasal hukumnya jika dilanggar

-     Bayarlah supplier tepat waktu, agar pasokan bahan baku dari supplier tidak tertahan. Jangan beranggapan bahwa supplier yang butuh kita dan bukan perusahaan yang butuh supplier. Kenyataannya kehilangan kepercayaan dari supplier loyal yang baik dan kooperatif akan menghabiskan banyak energy kita untuk mencari supplier lain yang cocok dan itu jelas mengganggu operasional perusahaan.

-       Bayarlah cicilan hutang usaha secara tertib. Apalagi jika kita berhutang kepada saudara atau kawan baik, kita cenderung menahan pembayaran selama mungkin atau kalau bisa malah dilupakan saja selama keluarga pemberi hutang tidak menagih. Ingat mental seperti ini bisa mempengaruhi mental kegigihan dan keseriusan usaha Anda. Karena Anda merasa hutang ini tidak harus dikembalikan maka Anda melakukan usaha tidak secara sungguh sungguh karena tidak ada dampak susahnya kalau usaha Anda gagal dan bangkrut.

-      Jika bermitra maka Anda harus professional. Jangan membuat laporan palsu walaupun mitra Anda tidak secara langsung melaksanakan usaha dan tidak bisa memantau harian operasional bisnis bersama.

-      Jangan curangi pelanggan. Jika kita sudah nyatakan biaya service free diluar spare parts dan hardware maka komitmen pada hal tersebut. Jangan mengganti spare part yang tidak rusak, atau bahkan menukar spare part yang masih bagus dengan spare part lain yang lebih jelek kondisinya tanpa sepengatahuan pemilik barang

-       Biasakan mendapatkan project dengan cara bersaing professional, bukan karena menyuap. Karena jika praktik sogok dan suap membudaya, maka setiap project menjadi “proyek cari uang” buat pengambil keputusan pelaksanaan proyek sehingga  keputusan pelaksanaan project dan time schedule pelaksanaan proyek tidak dibuat berdasarkan pertimbangan kebutuhan atau analisa teknis, tapi lebih kepada “kapan kira kira saya sedang butuh uang besar”. Juga beresiko besar jika pelaksana yang ditunjuk hanya pintar suap sogok tapi tidak kompeten dalam skill kerjanya.

Demikian sedikit gambaran mengenai Etika Berbisnis dalam contoh aplikasinya. Intinya berbisnis adalah kewajiban dan cara untuk kita mencari uang, tapi kita juga dibatasi dengan etika etika yang membatasi hak kita dengan hak orang lain. Setiap orang juga punya hak dan overlapping hak hak ini menjadikan kita pebisnis yang punya hati dan beretika agar kita tidak jadi merugikan atau sampai mengambil hak orang lain.

SEMANGAT SUKSES (Mirza A.Muthi)

Monday, November 7, 2011

MEMONITOR KERJA TEAMWORK

Dalam sebuah outlet / toko yang seringkali ownernya tidak bisa turun langsung setiap hari ke outlet , sering menyampaikan keluhan: BAGAIMANA CARANYA MENGELOLA MANAJEMEN OUTLET ? Karena ternyata outputnya tidak sesuai dengan harapan, cara kerja karyawan tidak seefektif yang dinginkan owner, kesopanan servicenya dirasaan sangat kurang, bahkan mungkin owner yakin telah ada kecurangan/ cheating di outlet karena omzet berbanding terbalik dengan crowd pengunjung, tapi tidak bisa membuktikan siapa pelakunya dan tidak ada yang membantu memberi clue kepada siapa karyawan yang dianggap bertanggung jawab. Sepertinya kita sebagai pemilik usaha bahkan sudah dikerjai oleh karyawan sendiri yang ada di outlet milik sendiri.
Banyak cara untuk mengawasi kinerja teamwork di outlet yang bisa saya rekomendasikan sbb:

1.     Tempatkan orang kepercayaan pada posisi posisi kunci: misalnya manager operasional dan bagian keuangan. Dengan menempatkan orang kepercayaan, atau anggota keluarga atau family lain yang bukan sekedar karyawan yang memang baru direkrut untuk bekerja di outlet, maka diharapkan orang kepercayaan ini bisa membela kepentingan Anda sebagai owner. Orang kepercayaan ini juga mengawasi kinerja perilaku setiap karyawan selama jalannya operasional. Hanya saja skema kerja orang kepercayaan ini juga harus mengikuti hirarki organisasi dan konsep kerja. Jangan sewenang wenang dan mengambil keputusan sendiri dan diluar kordinasi yang akan membingungkan teamwork. Orang kepercayaan ini juga harus disosialisasi oleh owner langsung di depan karyawan kalau dia mewakili owner jika owner sedang tidak ada di outlet, agar saudara atau PIC ini ada wibawa dan memiki charisma sebagai perwakilan owner.

2.    Buat form list kerja per jam, per day, per week yang wajib diisi oleh semua karyawan. Saat ini komunikasi jarak jauh sangat mudah dan murah. Bisa kirim laporan kerja tiap menjelang penutupan outlet/ toko via email, melaporkan hal dari jumlah pelanggan, jumlah omzet tutup hari sampai apa masalah operasional atau service yang terjadi dan bagaimana cara menanganinya. Laporan rutin seperti ini adalah bagian dari system kerja, sehingga jika sudah terbiasa tidak akan menjadi beban kerja lagi. Kita bisa mengumpulkan lembar laporan outlet ini untuk dibahas bersama jika sebulan sekali owner bisa hadir untuk diskusikan masalah outlet dengan seluruh manajemen dan crew outlet.
3.      Bagaimanapun attitude pekerja/ karyawan yang positif akan timbul dari diri mereka sendiri. Ini sangat tergantung dari “bahan dasar” manusianya. Maka proses perekrutan awal sangat penting dalam hal ini. Jika kita bisa merekrut bahan dasar SDM yang sebagian besar tepat, maka tidak akan susah kita “meramu” teamwork organisasi yang jujur, amanah sekaligus efektif dan produktif bagi outlet Anda. Tapi jika kita salah dalam proses perekrutan ini, maka masalah akan terus berganti ganti , bongkar pasang karyawan sampai betul betul kita mendapatkan teamwork yang kita inginkan. Tapi itu sudah membuang waktu dan tenaga sementara harusnya usaha kita dalam jangka waktu tersebut sudah bisa menghasilkan uang.  

4.   Berikan sharing profit bagi teamwork. Dihitung dari nett profit. Bisa saja omzet besar , tapi cost juga besar sehingga nett profit akan kecil, Sedangkan cost terkait dengan effesiensi, mungkin pula termasuk di dalamnya cheating / kecurangan akan memperbesar cost dari qty produk yang tercatat terpakai. Semakin besar nett profit maka semakin besar fee yang bisa dibagikan untuk teamwork. Dengan begitu mereka akan semakin gigih untuk mengejar omzet maksimal dan menghemat cost yang masih menjaga standard service untuk mengejar nett profit yang semakin tinggi. Mereka akan semakin saling mengingatkan kawan kawannya agar jangan cheating, karena dengan cheating maka akan meningkatkan perhitungan cost dan mempertipis nett profit.

5.    Gunakan teknologi. Misalnya tempatkan CCTV di area area strategis, misalnya mulai dari pintu keluar masuk karyawan, di lobby, di area kasiir, area kantor, area gudang, locker sampai area parkir depan outlet atau pintu emergency exit outlet. Katakan kepada karyawan bahwa dengan CCTV ini owner tetap bisa melihat aktifitas outlet selama 24 jam dari manapun owner berada. Sesekali jika ada waktu berikan instruksi / teguran spesifik melalui nomor telp outlet untuk nama A yang sedang duduk santai di lobby pada saat jam kerja, berdasarkan apa yang terlihat di layar monitor CCTV secara real time sehingga para karyawan yakin bahwa CCTV ini betul betul berfungsi memonitor kegiatan outlet. Informasi ini memberi efek pengawasan melekat kepada seluruh karyawan yang bekerja di sana, walaupun secara fisik owner tidak melakukan kunjungan ke outlet. CCTV tentu saja juga berguna untuk memonitor keamanan di outlet karena filenya bisa direkam dan diputar pada saat suatu kejadian kecurian/ kehilangan misalnya terjadi ,  jika dibutuhkan.

6.    Kalaupun kita sebagai owner sama sekali tidak terlibat pada organisasi outlet, maka kinerja teamwork pada ujungnya tetap berorientasi kepada Omzet. Jika omzet trend menanjak, berarti teamwork bekerja positif. Jika omzet menunjukkan trend terus menurun, berarti kinerja teamwork outlet negative. Simak trend omzet outlet dalam skala 3 bulanan dan lakukan hal hal yang harus dilakukanjika trend omzet terus menurun sebelum situasi menjadi semakin parah dan sulit dikendalikan lagi.


Demikian saran saran mengenai cara memonitor kegiatan outet. SEMANGAT SUKSES ( Mirza A. Muthi )