Aspek aspek dasar dalam usaha kecil
Menentukan Jenis usaha dagang
Tentukan Pangsa pasar
Ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja
Masalah Modal kerja
Lakukan Promosi
Pengelolaan keuangan yang tertib
Menentukan Jenis usaha dagang
Tentukan Pangsa pasar
Ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja
Masalah Modal kerja
Lakukan Promosi
Pengelolaan keuangan yang tertib
Dagang adalah
jenis usaha tradisional. Sejak zaman dahulu, zaman Nabi, zaman penjajah masuk
Indonesia, zaman kapitalisme modern, semua diwarnai dengan kegiatan dagang.
Dagang secara sederhana adalah Jual – Beli. Orang akan menjual barang yang ada
pembelinya. Orang akan membeli barang yang memang dibutuhkannya. Orang tidak
akan menjual barang yang tidak ada pembelinya, sebaliknya Pembeli juga tidak
akan membeli barang yang tidak dibutuhkannya. Tapi jika kebutuhan bisa
diciptakan oleh Pedagang , maka mungkin saja kebutuhan dari pembeli muncul.
Pembeli akan membeli dari pedagang yang bisa memberikan barang yang sama dan
sejenis dengan harga yang lebih murah. Tapi pedagang jika bisa akan menetapkan
harga setinggi-tingginya untuk mendapat untung sebanyak-banyaknya. Kadang-kadang pembeli
bersedia membayar barang dengan harga yang diinginkan pedagang asalkan mendapat
pelayanan dan kemudahan tambahan disamping manfaat barang itu sendiri. Itulah
hukum dasar yang berlaku di dunia Dagang.
Untuk itu tidak
semua barang / jasa bisa didagangkan di suatu lokasi. Pedagang harus menentukan
dengan tepat apa yang bisa didagangkan di suatu tempat. Faktor tempat adalah
sangat menentukan. Kalau dia betul menganalisa kebutuhan, maka barang
dagangannya laku, sebaliknya jika salah menganalisa, maka barangnya tidak akan
dibeli orang. Sering kali barang yang dibutuhkan pasar juga tergantung pada
faktor luar. Misalnya untuk dagang jacket di Indonesia tidak akan cukup laku
jika menjual jacket mantel tebal dari bulu wool karena Indonesia negara tropis
yang panas. Kita tidak bisa berasumsi karena baju wool laku di Inggris lantas
kita bawa untuk dijual di Indonesia dengan harapan akan sama lakunya dengan
penjualan di Inggris. Kalau tetap mau berjualan jaket di Indonesia, pilihlah
dari bahan casual atau paling tebal bahan jeans dan kulit sapi yang lebih
mengutamakan mode/ gaya daripada kegunaan mempertahankan suhu hangat tubuh.
Jika menjual sepatu kerja dari kulit yang berhak tinggi, mengkilap dan licin,
jangan dijual di wilayah yang sebagian besar penduduknya adalah pedagang kios
yang mungkin lebih senang menggunakan sandal atau sepatu kets untuk kegiatan
sehari-hari. Mungkin untuk sepasang sepatu kulit mereka mampu
untuk membeli, tapi untuk apa pedagang kios yang masuk pasar-pasar becek pakai sepatu kulit yang mengkilap untuk
berdagang di pasar?Mungkin lebih cocok jika menjual sandal gunung yang lebih praktis dan
ringan. Walaupun penduduk disana bukan para pendaki gunung, tapi pedagang kios
akan lebih memilih sandal gunung daripada sepatu kulit berhak tinggi. Juga
jenis barang yang didagangkan harus sesuai dengan kebutuhan pembeli, situasi
lingkungan yang mendorong munculnya kebutuhan, dan juga persaingan.
Jika sudah ada 10 warung makan tapi belum
ada kios minuman atau es, jangan ikut ikutan membuka warung makan. Cobalah buka
warung minum dan es. Peluangnya akan lebih besar. Kecuali kita membuka warung
makan yang berbeda sama sekali baik dari jenis makanan yang dijual, rasa khas
sampai kelebihan tempat dan pelayanan. Kalau tidak bisa membuat perbedaan untuk
jenis produk yang sama, maka pindahlah untuk mempertimbangkan menjual barang /
produk yang berbeda sama sekali. Tujuannya untuk tidak bersaing secara
langsung. Mungkin Anda akan berpendapat ada 10 warung makan semuanya tetap laku
dan punya rejeki masing masing. Itu tentu saja benar, dan tidak ada salahnya
jika kita tambah satu warung lagi milik kita mungkin bisa saja tetap laku. Tapi jangan lupa menganalisa competitor-competitor kita ke 10 warung yang sudah ada tadi.
Kenapa mereka tetap laku? Ada 5 warung makan yang menonjol dibanding 5 warung
makan lainnya. Ternyata di warung ke 1 ternyata soto ayamnya jadi favorit,
warung ke 2 ayam gorengnya yang paling laku, lalu warung ke 5 sangat dikenal
dengan rendangnya. Satu warung lagi lebih kecil tapi sangat penuh pelanggannya
walaupun pas Anda coba masakannya tidak ada yang rasanya khas atau istimewa.
Ternyata harganya paling murah diantara warung warung lainnya. Satu lagi juga
rasanya biasa saja, harga wajar tapi tidak kurang-kurang
pelanggannya. Tapi disana Anda merasakan seperti raja, dilayani dengan sangat
ramah, pelayannya juga cantik berseri dan selalu tersenyum. Itulah
kelebihannya. Sisanya 5 warung yang ada pasang surut pelanggannya. Kadang ada ,
kadang kosong. Sekarang jika Anda mau ikut membuka warung makan, seperti apa
Anda harus membuat warung Anda? Kalau bisa yang harganya murah, rasa
masakannya enak, pelayanannya istimewa. Tambah lagi ada parkir motor, melayani
pesanan diantar sampai tempat. Baru bisa unggul bersaing.
Pertama tentukan
pangsa pasar. Dalam kasus modal usaha yang dimiliki pedagang mikro menengah
maka kiranya pangsa yang bisa dilayani juga kelas menengah ke bawah. Sekarang
jika kita dengan modal pas tapi bisa melayani mayoritas pasar menengah ,
berarti lokasi usaha kita harus kita geser ke lokasi di mana komunitas pasar
menengah berkumpul. Misalnya jika ingin
membuat usaha warung makan, jangan cuma bertahan berdagang di terminal, tapi
coba buka cabang di wilayah perkantoran elit. Sasarannya adalah karyawan yang
istirahat makan siang. Bagi karyawan mencari makan siang tidak banyak pilihan
karena waktunya sempit hanya 1 jam. Dalam satu jam itu mereka harus bisa makan
dan sekedar istirahat / shalat. Yang penting dapat makanan yang lokasinya tidak
harus jauh dari kantor, rasanya enak dan tempatnya lumayan bersih. Jika
perlu bisa dibungkus untuk dibawa makan di kantor atau oleh oleh dibawa ke
rumah. Masalah harga bukan prioritas pertimbangan bagi mereka karena sebetulnya
mereka bisa membeli makanan yang lebih mahal lagi. Tapi soal makanan yang
terpenting adalah rasa dan kebersihan. Jika sudah cocok, maka warung tersebut
akan jadi langganan favorit.
Lalu bagaimana jika bisnis dagang
kerajinan tangan ? Hal yang perlu diketahui adalah jenis produk ini bukan
termasuk kebutuhan sehari hari. Ini adalah pemenuhan kebutuhan sekunder. Siapa
yang membutuhkan dan akan membeli produk kerajinan tangan ? Tentunya
secara khusus mayoritas kalangan ibu ibu, atau bapak yang sudah berumah tangga.
Lalu kapan mereka membeli produk ini ? Jika dirasakan dibutuhkan untuk menghias
rumah, memberikan hadiah / oleh oleh khas daerah atau sebagai cindera mata
untuk acara tertentu. Untuk kebutuhan ini kerajinan tangan harus mengutamakan keindahan
model dan nilai seni , karena minat akan barang sejenis ini akan sangat
tergantung dari selera pembeli. Pertama usahakan seninya bernilai tinggi,
antik dan indah. Untuk itu tentu produsen harus rajin bereksperimen membuat
model model yang menarik Untuk itu dibutuhkan modal untuk membeli bahan. Atau
jika harus mencari barang, maka harus rajin keliling mencari sumber barang
produk yang menarik yang juga perlu modal. Untuk mengumpulkan modal, maka lebih
baik pengusaha pengusaha kerajinan tangan bergabung dalam membuat produknya,
menambah ragam variasi produk dan melakukan promosi penjualan. Sepertinya untuk
pemodal kecil susah untuk bertahan di bisnis ini jika tidak sangat istimewa
sekali produknya. Jika perlu carilah investor untuk bekerjasama ekspor agar
produk bisa dipamerkan di event di luar negeri dan bisa dijual di luar negri.
Atau bisa juga kerajinan tangan yang khusus untuk pasar anak muda / anak anak.
Misalnya untuk pengrajin berbahan baku kayu buatlah model boneka tokoh tokoh
jagoan super atau robot idola anak anak yang dicat dengan cat yang aman, warna
dan model menarik juga dengan inovasinya, misalnya sendi tangan dan kaki bisa
digerakan atau bisa dilengkapi bongkar pasang peralatan tempur tambahan. Ini
berarti kita menciptakan pasar baru yang diharapkan dengan modal yang ada dan
sedikit inovasi tapi bisa mendapatkan permintaan pasar dalam negeri.
Jika ingin berusaha secara jangka panjang,
jangan lupa untuk memeriksa ketersediaan bahan baku atau sumber barang dagangan
kita. Termasuk kemampuan keuangan kita dalam mendatangkan supply produk. Jangan
sampai baru seminggu kita berdagang setelah itu supply barang tersendat
sedangkan permintaan pasar makin tinggi. Misalnya kita usaha dagang beras kelas
eceran, maka pastikan supply beras dari agen tidak akan mengalami kendala dalam
pengiriman. Perlu diperhatikan bahwa agen beras akan mengirim beras dalam
jumlah minimal dan dibeli putus, baru beras bisa diantar ke lokasi pengecer
kita. Maka manajemen keuangan toko beras kita harus tertib, jangan sampai pada
saatnya kita harus menambah stock beras dan harus membeli senilai jumlah
minimal kita tidak ada uang karena uangnya di pakai untuk kebutuhan dapur. Maka
sekali kita tidak memelihara hubungan bisnis yang baik dengan agen beras, maka
agen tersebut juga selanjutnya akan segan mengirim atau memperhatikan supply
beras ke toko kita. Akibatnya seringkali pelanggan butuh tapi kita tidak bisa
supply dan kita akan kehilangan pelanggan.
Masalah pengaturan dan keuangan
operasional toko sehari hari erat kaitannya dengan tenaga kerja. Tenaga kerja
adalah manusia juga, kadang kadang ada yang memang cocok dengan pekerjaan
tersebut, ada juga yang menerima pekerjaan karena terpaksa. Jika kita
menempatkan pekerja bukan pada bidangnya, kemungkinan terbesar adalah timbulnya
kekacauan dalam operasional. Keseharian di tempat usaha berjalan tidak sesuai
prosedur, mungkin akan banyak komplain masalah pelayanan dari pelanggan.
Masalah kejujuran karyawan juga memegang peranan penting, apalagi jika
dipercaya membantu mengelola keuangan. Semakin sulit bidang usaha maka semakin
tinggi kualifikasi karyawan yang dibutuhkan. Kita tidak mungkin usaha jual
beli computer bekas dengan memperkerjakan seseorang lulusan SD yang belum
paham istilah istilah teknis computer seperti RAM, Hard disk, Memory , dll.
Tentu makin tinggi keahlian seseorang, makin tinggi gajinya. Apa kita sudah mampu menanggung biaya gaji selama masa
perkenalan umumnya 3 bulan pertama operasional. Jika usaha dagang kita akan
ditangani sendiri, tetap kita perlu satu orang cadangan untuk mengganti jika
sewaktu waktu kita berhalangan karena sakit atau ada keperluan penting dan
dagang tetap harus berjalan. Dia harus bisa belajar sedikit demi sedikit
menyerap ilmu dari kita untuk bekal dia menjalankan usaha ini. Maka dibutuhkan
orang dengan keinginan belajar yang kuat. Usaha dagang kadang tidak bisa juga
diwariskan turun temurun.Belum tentu keahlian dan minat anak anak kita sama dengan keahlian yang
kita miliki. Bahkan mungkin anak kita jikapun harus berdagang akan memilih dagang
di usaha yang lain dengan usaha kita. Untuk kesinambungan usaha kita sebaiknya
sedini mungkin kita “mendidik” orang yang tepat ,jujur untuk bisa membantu kita
menjalankan usaha. Usahakan mengganggap
karyawan kita sebagai rekan kerja
seimbang, bukan bawahan, tetapi mitra. Bagaimanapun ini hanya UMKM dengan total
karyawan belum terlalu banyak dengan level organisasi belum berlapis lapis.
Dengan posisi yang seimbang, maka kita akan memperlakukan karyawan kita dengan
baik, memberinya kepercayaan dan biasanya orang yang diperlakukan dengan baik
akan merasa dihargai dan akan memberi balasan baik yang juga setimpal bagi kita
sebagai pemilik usaha. Mereka akan merasa ikut memiliki usaha dan bekerja
secara serius dan professional karena merasa di usaha inilah dia sehari hari
cari makan dan membayai hidup dirinya dan keluarga.
Modal kerja bagi pelaku usaha
dagang mikro menengah memang jadi kendala utama. Pihak perbankan masih cukup
berpikir dari segi kelancaran membayar cicilan bagi pinjaman / kredit kepada
pengusaha mikro menengah. Untuk analisa kemampuan membayar cicilan nasabah,
bank menghitung berapa pemasukan usaha dagang setiap bulannya dan apakah bisa
disisihkan min 30% nya dari omzet untuk dibayaran sebagai cicilan ke bank. Jika
dirasakan memberatkan nasabah, maka bank biasanya akan menolak pengajuan kredit
nasabah walaupun misalnya memiliki agunan yang cukup, karena bagi bank jaminan
barang atau asset nasabah cuma sebagai penjagaan saja jika ada kasus nasabah
tidak mampu membayar karena suatu hal, tapi jaminan bukan pertimbangan utama. Karena bank tidak mengumpulkan jaminan seperti tanah,
bangunan, mobil, emas dan lain lain. Dari segi permohonan formal calon nasabah
ke pihak bank karena masalah pendidikan kebanyakan pemohon kurang bisa membuat
proposal proyeksi bisnis yang lengkap dan meyakinkan pihak bank, juga karena
ketidak adanya jaminan yang memadai bagi pihak bank. Maka untuk menjaring dana memang pengusaha mikro
menengah harus bekerja sama dengan berbagai kalangan yang bersedia membantu.
Misalnya kalangan akademi untuk membantu membuat proposal bisnis, atau
bergabung dalam wadah koperasi untuk menjadikan skala pinjaman yang efesien dan
terpercaya karena atas nama koperasi yang resmi dan legal. Atau jika mungkin
bekerjasama dengan pribadi pribadi yang memang berminat menanamkan modalnya
kepada bidang bisnis dagang yang dirasakan berprospek. Disini kegunaan pedagang
berlaku ramah tamah kepada pelanggan. Jangan diremehkan penghargaan pelanggan
kepada pedagang yang bisa menghargainya lebih dari sekedar seorang
pembeli biasa. Jika kita bisa dekat secara bathin dengan pelanggan, mungkin
kita bisa bercerita bahwa kita membutuhkan tambahan modal untuk membesarkan
usaha. Selalu ada saja kemungkinan Pelanggan bersedia membiayai usaha pedagang
yang dirasakan sudah dikenalnya dengan baik dan pelanggan merasa senang karena
sekarang dia bisa diberi kesempatan untuk ikut berposisi sebagai pedagang
bergabung dalam kerjasama dengan pedagang yang selama ini dia biasa membeli
produknya.
SEMANGAT SUKSES (Mirza A. M.)