Salah satu cara bagi Anda yang masih
berstatus karyawan tapi masih bisa memiliki usaha sampingan adalah meminta
seseorang untuk menjalankan bisnis sampingan Anda. Jadi Anda masih tetap bisa
kerja dan tapi Anda bisa juga mendapatkan penghasilan tambahan. Di jaman
kebutuhan hidup dan standard harga harga sekarang ini jika berharap dari gaji
saja mungkin saja masih kurang dan harus ada tambahan pemasukan. Tentu saja
pekerjaan tambahan ini tidak berisiko pekerjaan Anda sebagai profesional atau
karyawan tidak terganggu, karena jika sampai terganggu maka akan timbul masalah
baru.
Jika Anda lebih suka "mode
aman", mungkin Anda bisa menanamkan uang di sektor investasi instrumen
bank seperti saham, deposito, trading forex, danareksa, obligasi, dll. Tapi
yang hendak saya bahas disini adalah jika Anda bertindak sebagai investor di
usaha di sektor riil, seperti membuka booth kuliner, outlet resto atau cafe,
factory outlet, laundry, bengkel, dll. Tentu saja untuk menjalankan fungsi operasional
outlet ini perlu ada perangkat SDM. Maka disini pentingnya memberi kepercayaan
dan wewenang kepada team yang ditunjuk.
Tidak semua owner/investor bijaksana
dalam melakukan hal ini. Ada investor yang katanya bisa memberi wewenang, tapi
kenyataannya terlalu strict dalam mengawasi kinerja manager dan teamnya. Misal
mengawasi melalui CCTV tapi menerapkan peneguran melalui petugas security.
Seakan di struktur organisasi posisi security lebih tinggi posisi jabatannya
dari manager karena bisa menegur manager dan staff atas perintah langsung dari
owner yang mengamati via CCTV. Jika sedikit saja owner tidak melihat petugas
outlet di layar CCTV maka langsung dihubungi security untuk melakukan peneguran
langsung. Padahal CCTV hanya menggambarkan visual, tidak bisa menjelaskan
secara riil proses kerja atau komunikasi apa yang sebenarnya sedang
terjadi. Secara psycologis Manager dan staff seakan akan bukan sedang bekerja,
tapi sedang dalam tahanan. Secara profesional juga Manager tidak merasa
dihargai eksistensinya karena kerjanya terlalu diatur, diawasi dan bahkan
ditegur dan dilaporkan oleh security.
Ada baiknya setiap awal bulan
diadakan meeting antara manager, spv dan owner. Minta Manager untuk
mempresentasikan program kerja bulan berjalan, biaya biaya non rutin yang
dibutuhkan, untuk tujuan apa dan berapa target omzet yang akan dikejar.
Lalu biarkan team bekerja dibawah pengarahan dari Manager. Owner cukup
melakukan pantauan terhadap pencapaian omzet rata rata per hari, melakukan
peneguran atas data omzet tsb. Seluruh penilaian kinerja
profesional harus berdasarkan data, bukan atas dasar pelaporan dari security,
infomasi katanya katanya yang tidak jelas sumber dan analisanya. Jangan buat
Manager Anda merasa dibodohi dengan penilaian tidak objective, terlalu mengada
ada dan kekanak kanakan dari owner terhadap cara kerja Manager dan teamnya.
Manager juga manusia profesional yang punya harga diri dan jika harga dirinya
terusik wajar jika kinerjanya jadi tidak lagi perform dan dia lebih memilih
keluar dari lingkup usaha Anda sebelum target kerja tercapai. Berapa kalipun
Anda mengganti manager tapi jika pola pengawasan kerja Anda terhadap Manager
tidak berubah, maka jangan harap Anda bisa menemukan Manager profesional yang
cukup bersabar mengahadapi Anda. Justru mungkin jikapun Anda dapat bisa jadi
dari kalangan Manager yang sebetulnya kurang baik track record prestasinya,
sudah berumur dan tidak diterima kerja dimana mana lagi dan yang sudah putus
asa mencari pekerjaan lalu kebetulan diterima bekerja di usaha Anda dan
berpasrah atas perlakuan Anda asal terpenting masih bisa terima
gaji bulanan.
Pengawasan yang terlalu mengada ada,
misalnya sampai petugas security menegur Manager masalah pekerjaan. Mengontrol
waktu Manager keluar masuk outlet dan sebentar sebentar melaporkan jadwal
Manager ke Owner. Bisa jadi Manager memang sedang melakukan negosiasi dengan
klien diluar outlet dan melakukan canvasing di area sekitar outlet. Security
adalah petugas keamanan, kecuali Manager atau staff melakukan pelanggaran terkait
keamanan atau pencurian asset perusahaan, maka tidak pada tempatnya security
mengatur bagaimana cara Manager dan team bekerja. Kecuali jika security
bermaksud membantu teamwork dengan saran, masukan atas informasi dari pelanggan
atau bahkan jika security tsb mempunyai pengalaman dan pengetahuan terkait
bisnis yang dijalankan silakan saja. Manager bisa menerima masukan dari siapa
saja, bahkan dari security, hanya saja security sementara harus berada di
pihak teamwork, sama sama berjuang dan berkontribusi untuk kemajuan bisnis.
Jadi bukan ada di pihak owner, apalagi dengan maksud hanya untuk mencari
muka dari owner yang akhirnya merusak ritme dan kenyamanan kerja dari teamwork.
Biasakan menilai kinerja Manager dan
team dari pencapaian target kerja setiap bulan. Diakhir bulan nanti setelah
semua data omzet didapat, lakukan meeting denga seluruh team. Bagus jika
di akhir bulan seluruh terget omzet tercapai 100% maka bisa dianggap
seluruh proses kerja berjalan sesuai rencana. Jika belum tercapai maka bisa
bahas apa yang dikerjakan Manager dan team selama ini. Owner bisa menyampaikan
data data yang didapat dari laporan security dan lakukan konfirmasi di depan
forum meeting tentang apa yang dilakukan selama tidak terpantau CCTV ataupun
security. Berikan waktu kepada Manager untuk melakukan konfirmasi dikaitkan
dengan program kerja yang telah disepakati bersama. Walaupun ada evaluasi dan
penilaian dari Owner tetapi tetap caranya profesional, wajar dan tidak mengusik
harga diri Manager. Ini adalah cara kerja bisnis, maka perlakukan semua SDM
yang terlibat dalam bisnis berdasarkan data pencapaian omzet. Bagaimana cara
Manager mengelola kerja dan teamworknya bisa dievaluasi berdasarkan KPInya
karena setiap Manager punya gaya kerja dan gaya komunikasi team sendiri yang
dianggapnya sudah cukup nyaman dalam menjalankan proses kerjanya sehari hari.
SEMANGAT SUKSES
(Mirza A.Muthi)