Monday, March 1, 2010

TIPS & TRIK USAHA KECIL MENENGAH

Usaha atau BISNIS bukan hanya selalu berpikir mendirikan usaha dengan pabrik yang besar, atau toko yang bagus dan mewah, atau kantor lengkap dengan karyawan berdasi dan ruangan berAC. Usaha bisa juga dengan membuka warung pinggir jalan, bahkan asongan, mengampar di emperan, atau hanya menjual lewat internet juga jika cukup sekedar jual jasa dengan modal presentasi atau verbal skill. Semua yang menghasilkan pendapatan dalam bentuk uang karena apa yang kita sediakan atau jual bersedia dibeli / dihargai orang itu adalah USAHA. Mari kita bahas mengenai USAHA KECIL MENENGAH

Aspek aspek dasar dalam usaha kecil
Menentukan Jenis usaha dagang
Tentukan Pangsa pasar
 Ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja
 Masalah Modal kerja
  Lakukan Promosi
  Pengelolaan keuangan yang tertib

Dagang adalah jenis usaha tradisional. Sejak zaman dahulu, zaman Nabi, zaman penjajah masuk Indonesia, zaman kapitalisme modern, semua diwarnai dengan kegiatan dagang. Dagang secara sederhana adalah Jual – Beli. Orang akan menjual barang yang ada pembelinya. Orang akan membeli barang yang memang dibutuhkannya. Orang tidak akan menjual barang yang tidak ada pembelinya, sebaliknya Pembeli juga tidak akan membeli barang yang tidak dibutuhkannya. Tapi jika kebutuhan bisa diciptakan oleh Pedagang , maka mungkin saja kebutuhan dari pembeli muncul. Pembeli akan membeli dari pedagang yang bisa memberikan barang yang sama dan sejenis dengan harga yang lebih murah. Tapi pedagang jika bisa akan menetapkan harga setinggi-tingginya untuk mendapat untung sebanyak-banyaknya. Kadang-kadang pembeli bersedia membayar barang dengan harga yang diinginkan pedagang asalkan mendapat pelayanan dan kemudahan tambahan disamping manfaat barang itu sendiri. Itulah hukum dasar yang berlaku di dunia Dagang.

Untuk itu tidak semua barang / jasa bisa didagangkan di suatu lokasi. Pedagang harus menentukan dengan tepat apa yang bisa didagangkan di suatu tempat. Faktor tempat adalah sangat menentukan. Kalau dia betul menganalisa kebutuhan, maka barang dagangannya laku, sebaliknya jika salah menganalisa, maka barangnya tidak akan dibeli orang. Sering kali barang yang dibutuhkan pasar juga tergantung pada faktor luar. Misalnya untuk dagang jacket di Indonesia tidak akan cukup laku jika menjual jacket mantel tebal dari bulu wool karena Indonesia negara tropis yang panas. Kita tidak bisa berasumsi karena baju wool laku di Inggris lantas kita bawa untuk dijual di Indonesia dengan harapan akan sama lakunya dengan penjualan di Inggris. Kalau tetap mau berjualan jaket di Indonesia, pilihlah dari bahan casual atau paling tebal bahan jeans dan kulit sapi yang lebih mengutamakan mode/ gaya daripada kegunaan mempertahankan suhu hangat tubuh. Jika menjual sepatu kerja dari kulit yang berhak tinggi, mengkilap dan licin, jangan dijual di wilayah yang sebagian besar penduduknya adalah pedagang kios yang mungkin lebih senang menggunakan sandal atau sepatu kets untuk kegiatan sehari-hari. Mungkin untuk sepasang sepatu kulit mereka mampu untuk membeli, tapi untuk apa pedagang kios yang masuk pasar-pasar becek pakai sepatu kulit yang mengkilap untuk berdagang di pasar?Mungkin lebih cocok jika menjual sandal gunung yang lebih praktis dan ringan. Walaupun penduduk disana bukan para pendaki gunung, tapi pedagang kios akan lebih memilih sandal gunung daripada sepatu kulit berhak tinggi. Juga jenis barang yang didagangkan harus sesuai dengan kebutuhan pembeli, situasi lingkungan yang mendorong munculnya kebutuhan, dan juga persaingan.

Jika sudah ada 10 warung makan tapi belum ada kios minuman atau es, jangan ikut ikutan membuka warung makan. Cobalah buka warung minum dan es. Peluangnya akan lebih besar. Kecuali kita membuka warung makan yang berbeda sama sekali baik dari jenis makanan yang dijual, rasa khas sampai kelebihan tempat dan pelayanan. Kalau tidak bisa membuat perbedaan untuk jenis produk yang sama, maka pindahlah untuk mempertimbangkan menjual barang / produk yang berbeda sama sekali. Tujuannya untuk tidak bersaing secara langsung. Mungkin Anda akan berpendapat ada 10 warung makan semuanya tetap laku dan punya rejeki masing masing. Itu tentu saja benar, dan tidak ada salahnya jika kita tambah satu warung lagi milik kita mungkin bisa saja tetap laku. Tapi jangan lupa menganalisa competitor-competitor kita ke 10 warung yang sudah ada tadi. Kenapa mereka tetap laku? Ada 5 warung makan yang menonjol dibanding 5 warung makan lainnya. Ternyata di warung ke 1 ternyata soto ayamnya jadi favorit, warung ke 2 ayam gorengnya yang paling laku, lalu warung ke 5 sangat dikenal dengan rendangnya. Satu warung lagi lebih kecil tapi sangat penuh pelanggannya walaupun pas Anda coba masakannya tidak ada yang rasanya khas atau istimewa. Ternyata harganya paling murah diantara warung warung lainnya. Satu lagi juga rasanya biasa saja, harga wajar tapi tidak kurang-kurang pelanggannya. Tapi disana Anda merasakan seperti raja, dilayani dengan sangat ramah, pelayannya juga cantik berseri dan selalu tersenyum. Itulah kelebihannya. Sisanya 5 warung yang ada pasang surut pelanggannya. Kadang ada , kadang kosong. Sekarang jika Anda mau ikut membuka warung makan, seperti apa Anda harus membuat warung Anda?  Kalau bisa yang harganya murah, rasa masakannya enak, pelayanannya istimewa. Tambah lagi ada parkir motor, melayani pesanan diantar sampai tempat. Baru bisa unggul bersaing.

Pertama tentukan pangsa pasar. Dalam kasus modal usaha yang dimiliki pedagang mikro menengah maka kiranya pangsa yang bisa dilayani juga kelas menengah ke bawah. Sekarang jika kita dengan modal pas tapi bisa melayani mayoritas pasar menengah , berarti lokasi usaha kita harus kita geser ke lokasi di mana komunitas pasar menengah berkumpul. Misalnya jika ingin membuat usaha warung makan, jangan cuma bertahan berdagang di terminal, tapi coba buka cabang di wilayah perkantoran elit. Sasarannya adalah karyawan yang istirahat makan siang. Bagi karyawan mencari makan siang tidak banyak pilihan karena waktunya sempit hanya 1 jam. Dalam satu jam itu mereka harus bisa makan dan sekedar istirahat / shalat. Yang penting dapat makanan yang lokasinya tidak harus jauh dari kantor,  rasanya enak dan tempatnya lumayan bersih. Jika perlu bisa dibungkus untuk dibawa makan di kantor atau oleh oleh dibawa ke rumah. Masalah harga bukan prioritas pertimbangan bagi mereka karena sebetulnya mereka bisa membeli makanan yang lebih mahal lagi. Tapi soal makanan yang terpenting adalah rasa dan kebersihan. Jika sudah cocok, maka warung tersebut akan jadi langganan favorit. 
Lalu bagaimana jika bisnis dagang kerajinan tangan ? Hal yang perlu diketahui adalah jenis produk ini bukan termasuk kebutuhan sehari hari. Ini adalah pemenuhan kebutuhan sekunder. Siapa yang membutuhkan dan akan membeli produk kerajinan tangan ?  Tentunya secara khusus mayoritas kalangan ibu ibu, atau bapak yang sudah berumah tangga. Lalu kapan mereka membeli produk ini ? Jika dirasakan dibutuhkan untuk menghias rumah, memberikan hadiah / oleh oleh khas daerah atau sebagai cindera mata untuk acara tertentu. Untuk kebutuhan ini kerajinan tangan harus mengutamakan keindahan model dan nilai seni , karena minat akan barang sejenis ini akan sangat tergantung dari selera pembeli.  Pertama usahakan seninya bernilai tinggi, antik dan indah. Untuk itu tentu produsen harus rajin bereksperimen membuat model model yang menarik Untuk itu dibutuhkan modal untuk membeli bahan. Atau jika harus mencari barang, maka harus rajin keliling mencari sumber barang produk yang menarik yang juga perlu modal. Untuk mengumpulkan modal, maka lebih baik pengusaha pengusaha kerajinan tangan bergabung dalam membuat produknya, menambah ragam variasi produk dan melakukan promosi penjualan. Sepertinya untuk pemodal kecil susah untuk bertahan di bisnis ini jika tidak sangat istimewa sekali produknya. Jika perlu carilah investor untuk bekerjasama ekspor agar produk bisa dipamerkan di event di luar negeri dan bisa dijual di luar negri. Atau bisa juga kerajinan tangan yang khusus untuk pasar anak muda / anak anak. Misalnya untuk pengrajin berbahan baku kayu buatlah model boneka tokoh tokoh jagoan super atau robot idola anak anak yang dicat dengan cat yang aman, warna dan model menarik juga dengan inovasinya, misalnya sendi tangan dan kaki bisa digerakan atau bisa dilengkapi bongkar pasang peralatan tempur tambahan. Ini berarti kita menciptakan pasar baru yang diharapkan dengan modal yang ada dan sedikit inovasi tapi bisa mendapatkan permintaan pasar dalam negeri.

Jika ingin berusaha secara jangka panjang, jangan lupa untuk memeriksa ketersediaan bahan baku atau sumber barang dagangan kita. Termasuk kemampuan keuangan kita dalam mendatangkan supply produk. Jangan sampai baru seminggu kita berdagang setelah itu supply barang tersendat sedangkan permintaan pasar makin tinggi. Misalnya kita usaha dagang beras kelas eceran, maka pastikan supply beras dari agen tidak akan mengalami kendala dalam pengiriman. Perlu diperhatikan bahwa agen beras  akan mengirim beras dalam jumlah minimal dan dibeli putus, baru beras bisa diantar ke lokasi pengecer kita. Maka manajemen keuangan toko beras kita harus tertib, jangan sampai pada saatnya kita harus menambah stock beras dan harus membeli senilai jumlah minimal kita tidak ada uang karena uangnya di pakai untuk kebutuhan dapur. Maka sekali kita tidak memelihara hubungan bisnis yang baik dengan agen beras, maka agen tersebut juga selanjutnya akan segan mengirim atau memperhatikan supply beras ke toko kita. Akibatnya seringkali pelanggan butuh tapi kita tidak bisa supply dan kita akan kehilangan pelanggan.

Masalah pengaturan dan keuangan operasional toko sehari hari erat kaitannya dengan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah manusia juga, kadang kadang ada yang memang cocok dengan pekerjaan tersebut, ada juga yang menerima pekerjaan karena terpaksa. Jika kita menempatkan pekerja bukan pada bidangnya, kemungkinan terbesar adalah timbulnya kekacauan dalam operasional. Keseharian di tempat usaha berjalan tidak sesuai prosedur, mungkin akan banyak komplain masalah pelayanan dari pelanggan. Masalah kejujuran karyawan juga memegang peranan penting, apalagi jika dipercaya membantu mengelola keuangan. Semakin sulit bidang usaha maka semakin tinggi kualifikasi karyawan yang dibutuhkan. Kita tidak mungkin usaha jual beli  computer bekas dengan memperkerjakan seseorang lulusan SD yang belum paham istilah istilah teknis computer seperti RAM, Hard disk, Memory , dll. Tentu makin tinggi keahlian seseorang, makin tinggi gajinya. Apa kita sudah mampu menanggung biaya gaji selama masa perkenalan umumnya 3 bulan pertama operasional. Jika usaha dagang kita akan ditangani sendiri, tetap kita perlu satu orang cadangan untuk mengganti jika sewaktu waktu kita berhalangan karena sakit atau ada keperluan penting dan dagang tetap harus berjalan. Dia harus bisa belajar sedikit demi sedikit menyerap ilmu dari kita untuk bekal dia menjalankan usaha ini. Maka dibutuhkan orang dengan keinginan belajar yang kuat. Usaha dagang kadang tidak bisa juga diwariskan turun temurun.Belum tentu keahlian dan minat anak anak kita sama dengan keahlian yang kita miliki. Bahkan mungkin anak kita jikapun harus berdagang akan memilih dagang di usaha yang lain dengan usaha kita. Untuk kesinambungan usaha kita sebaiknya sedini mungkin kita “mendidik” orang yang tepat ,jujur untuk bisa membantu kita menjalankan usaha. Usahakan mengganggap
karyawan kita sebagai rekan kerja seimbang, bukan bawahan, tetapi mitra. Bagaimanapun ini hanya UMKM dengan total karyawan belum terlalu banyak dengan level organisasi belum berlapis lapis. Dengan posisi yang seimbang, maka kita akan memperlakukan karyawan kita dengan baik, memberinya kepercayaan dan biasanya orang yang diperlakukan dengan baik akan merasa dihargai dan akan memberi balasan baik yang juga setimpal bagi kita sebagai pemilik usaha. Mereka akan merasa ikut memiliki usaha dan bekerja secara serius dan professional karena merasa di usaha inilah dia sehari hari cari makan dan membayai hidup dirinya dan keluarga.


Modal kerja bagi pelaku usaha dagang mikro menengah memang jadi kendala utama. Pihak perbankan masih cukup berpikir dari segi kelancaran membayar cicilan bagi pinjaman / kredit kepada pengusaha mikro menengah. Untuk analisa kemampuan membayar cicilan nasabah, bank menghitung berapa pemasukan usaha dagang setiap bulannya dan apakah bisa disisihkan min 30% nya dari omzet untuk dibayaran sebagai cicilan ke bank. Jika dirasakan memberatkan nasabah, maka bank biasanya akan menolak pengajuan kredit nasabah walaupun misalnya memiliki agunan yang cukup, karena bagi bank jaminan barang atau asset nasabah cuma sebagai penjagaan saja jika ada kasus nasabah tidak mampu membayar karena suatu hal, tapi jaminan bukan pertimbangan utama. Karena bank tidak mengumpulkan jaminan seperti tanah, bangunan, mobil, emas dan lain lain. Dari segi permohonan formal calon nasabah ke pihak bank karena masalah pendidikan kebanyakan pemohon kurang bisa membuat proposal proyeksi bisnis yang lengkap dan meyakinkan pihak bank, juga karena ketidak adanya jaminan yang memadai bagi pihak bank. Maka untuk menjaring dana memang pengusaha mikro menengah harus bekerja sama dengan berbagai kalangan yang bersedia membantu. Misalnya kalangan akademi untuk membantu membuat proposal bisnis, atau bergabung dalam wadah koperasi untuk menjadikan skala pinjaman yang efesien dan terpercaya karena atas nama koperasi yang resmi dan legal. Atau jika mungkin bekerjasama dengan pribadi pribadi yang memang berminat menanamkan modalnya kepada bidang bisnis dagang yang dirasakan berprospek. Disini kegunaan pedagang berlaku ramah tamah kepada pelanggan. Jangan diremehkan penghargaan pelanggan kepada pedagang yang bisa menghargainya  lebih dari sekedar seorang pembeli biasa. Jika kita bisa dekat secara bathin dengan pelanggan, mungkin kita bisa bercerita bahwa kita membutuhkan tambahan modal untuk membesarkan usaha. Selalu ada saja kemungkinan Pelanggan bersedia membiayai usaha pedagang yang dirasakan sudah dikenalnya dengan baik dan pelanggan merasa senang karena sekarang dia bisa diberi kesempatan untuk ikut berposisi sebagai pedagang bergabung dalam kerjasama dengan pedagang yang selama ini dia biasa membeli produknya. 
SEMANGAT SUKSES (Mirza A. M.)

No comments:

Post a Comment