Percayalah, salah satu rahasia penting
menjadi PENGUSAHA SUKSES adalah keberaniannya untuk BERBAGI, MEMBERI
KESEJAHTERAAN KEPADA KELUARGANYA, KEPADA ORANG LAIN, KEPADA YANG MEMBUTUHKAN.
Laksanakanlah, maka Anda baru pantas menjadi Pengusaha sukses.
Banyak orang pada saat sedang susah uang,
menderita hidup karena tidak bisa mencukupi kebutuhan ini itu, dalam keadaan
sudah pasrah berserah diri kepada Tuhan YME. Kegiatan berdoa, bersembahyang,
bersujud terutama meminta pertolongan kekuasaanNYA , meminta agar diberi
kesempatan rejeki yang banyak agar penderitaan berkurang. Lengkap dengan janji
kalau nanti saya jadi lebih kaya, lebih banyak uang maka akan tidak lupa
berbagi dengan yang lain, menggunakan uang tersebut untuk membantu orang yang
lemah.
Tapi jika ternyata telah dijadikanNYA kita
menjadi lebih kaya, lebih sukses, lebih mampu bahkan berlebih dalam hal
keuangan, kita jadi lupa janji janji kita untuk berbagi. Semua uang keluar
dihitung sebagai bisnis. Uang keluar sebagai modal untuk mencari keuntungan
yang lebih besar lagi. Uang besar boleh keluar jika untuk mencitrakan jati diri
sebagai pengusaha sukses, Uang keluar bukan untuk dibagi cuma cuma kepada orang
lain. Semua mindset berorientasi kepada Uang sebagai harta, modal usaha, hasil
dari usaha keras, status sosial dan hal lain yang sifatnya duniawi.
Anda tahu hukum bisnis? Ada demand dan ada
supply, ditengah tengahnya adalah skema bisnis. Apakah itu skema jual beli,
sewa, kontrak, BOT, bagi hasil. Kerjasama. Pokoknya bisnis yang menyatukan
antara supply dan demand dan pelaku bisnis ada keuntungan. Apakah keuntungan
ini bisa dibagi bagi gratis begitu saja sedangkan mengerjakan bisnisnya saja
lama, harus ada modal, berisiko dan susah? Berbagi memang bukan bagian dari
hukum bisnis. Tidak sekedar Supply-Demand, karena berbagi tidak ada dalam kamus
bisnis. Karena itu dalam berbagi hendaknya kita mencukupkan persyaratan hanya
kepada 2 ketentuan. Iklas niat menolong dan lupakan pamrih. Apa salahnya
dengan berbagi? Berbagi adalah cara kita membuka jalur jalan uang ( harta )
yang kita punya. Ada pintu masuk juga harus
ada pintu keluar, supaya tidak tersumbat. Kenapa Anda berdoa kepada Tuhan waktu
Anda sedang susah uang? Karena Anda percaya bahwa uang, rejeki datang dari
Tuhan YME, walaupun seumur hidup Anda tidak akan pernah mengalami menerima
transfer langsung uang dari rekening atas nama Tuhan YME.
Bukan begitu cara Tuhan memberi uang
kepada umatnya. Lalu dengan cara apa? Dengan cara membuka pintu pintu rejeki
setiap umatnya dan menghubungkannya satu sama lain. Dengan cara menitipkannya
lewat orang lain.
Waktu Anda masih anak anak, apa sudah bisa
mencari uang sendiri? Ayah ibu kita yang mencari uang dan memberikannya kepada
kita sebagai uang jajan atau uang tabungan. Orang tua kita dapat uang dari
mana? Bagi mereka yang jadi karyawan tentu dapat uang dari Gaji bulanan
perusahaan. Bagi orang tua yang pengusaha maka mendapat uang dari hasil
keuntungan usaha/ bisnis. Kenapa perusahaan / bisnis bisa mendapat uang? Karena
menjual jasa atau produk kepada pembeli/ pengguna jasa. Kenapa ada pembeli?
Karena mereka ada kebutuhan dan mereka punya uang untuk membeli. Dari mana
mereka punya uang? Dari orang lain lagi. Sebetulnya uang terus beredar dari
satu orang ke orang lain, dari perusahaan satu ke perusahaan lain lagi, bahkan
dari pulau satu ke pulau lain, dari Negara satu ke Negara lain, bisa jadi nanti
kembali lagi ke kita.
Percayakah dengan namanya “JODOH”? Jodoh
juga ada di dalam pemilihan siapa yang berhak menerima rejeki. Pernah dengar
ada perusahaan yang tadinya terus merugi atau kurang mantap pertumbuhan bisnisnya,
tapi setelah menerima satu karyawan baru langsung melejit sukses dengan raihan
fenomenal. Ada suami istri yang susah untuk mencari rejeki, tapi setelah
kelahiran anak pertamanya, rasanya semua usaha cari rejeki menjadi mudah. Ada
pemuda yang pengangguran lama, tapi setelah menikah langsung dapat pekerjaan.
Gerangan apa yang sedang terjadi? Kadang Tuhan YME menitipkan rejeki untuk
orang yang dia tuju kepada orang lain yang terkait. Rejeki buat anak dititip ke
bapaknya. Rejeki buat istri dititip ke suaminya. Bahkan rejeki buat suami
dititip lewat istrinya. Rejeki buat perusahaan dititip ke salah satu karyawan.
Maka selain kita berusaha sendiri, kadang seorang boss perlu karyawan yang akan
menjadi jodohnya, Laki laki yang perlu mendapatkan jodoh wanitanya, Orang tua
yang merasa ada jodoh di anak ke-berapa nya, Businesman yang sangat jodoh
sekali dengan salah satu mitranya. Maka apakah pantas kita merasa yang
paling berjasa atas datangnya suatu rejeki dan menguasai seluruh rejeki
tersebut lalu pelit untuk berbagi kepada yang lain padahal itu bukan rejeki hak
kita.
Semua orang mempunyai rejeki masing
masing. Tapi ada yang berhak mendapat banyak dan ada juga yang secukupnya atau
terasa sedikit. Yang mendapat banyak bisa berbagi dengan yang lain, yang mendapat
cukup tidak menyusahkan orang lain , yang mendapat sedikit bisa dapat subsidi
dari orang lain. Itulah rejeki yang mengalir. Kita tidak pernah tahu kepada
siapa sebetulnya Tuhan menujukan rejeki itu, kepada suami, kepada istri, anak,
karyawan, atau bahkan pembantu rumah tangga kita, anak asuh kita, nenek jompo
yang kita rawat, anak yatim yang kita asuh ? Jangan jangan kita cuma dititipkan
saja. Karena itu fungsi kita berbagi adalah untuk menjalankan amanah dari
Tuhan. Jika kita menjalankan amanah ini dengan baik, maka kepercayaan
dititipkan rejeki akan terus mengalir kepada kita. Kalau kita menutup rejeki
yang seharusnya untuk orang lain, pasti Tuhan akan berhenti menitipkan rejeki
tersebut lewat Anda. Tuhan akan mencari orang lain untuk dititipkan rejeki,
lewat orang lain yang lebih rendah hati, lebih amanah dan lebih dermawan.
Mengapa takut berbagi selama rejeki masih akan terus mengalir?
SEMANGAT SUKSES
( Mirza )
No comments:
Post a Comment