Sunday, May 2, 2010

MENGAPA TAKUT BERBAGI?

Percayalah, salah satu rahasia penting menjadi PENGUSAHA SUKSES adalah keberaniannya untuk BERBAGI, MEMBERI KESEJAHTERAAN KEPADA KELUARGANYA, KEPADA ORANG LAIN, KEPADA YANG MEMBUTUHKAN. Laksanakanlah, maka Anda baru pantas menjadi Pengusaha sukses.

Banyak orang pada saat sedang susah uang, menderita hidup karena tidak bisa mencukupi kebutuhan ini itu, dalam keadaan sudah pasrah berserah diri kepada Tuhan YME. Kegiatan berdoa, bersembahyang, bersujud terutama meminta pertolongan kekuasaanNYA , meminta agar diberi kesempatan rejeki yang banyak agar penderitaan berkurang. Lengkap dengan janji kalau nanti saya jadi lebih kaya, lebih banyak uang maka akan tidak lupa berbagi dengan yang lain, menggunakan uang tersebut untuk membantu orang yang lemah.
Tapi jika ternyata telah dijadikanNYA kita menjadi lebih kaya, lebih sukses, lebih mampu bahkan berlebih dalam hal keuangan, kita jadi lupa janji janji kita untuk berbagi. Semua uang keluar dihitung sebagai bisnis. Uang keluar sebagai modal untuk mencari keuntungan yang lebih besar lagi. Uang besar boleh keluar jika untuk mencitrakan jati diri sebagai pengusaha sukses, Uang keluar bukan untuk dibagi cuma cuma kepada orang lain. Semua mindset berorientasi kepada Uang sebagai harta, modal usaha, hasil dari usaha keras, status sosial dan hal lain yang sifatnya duniawi.

Anda tahu hukum bisnis? Ada demand dan ada supply, ditengah tengahnya adalah skema bisnis. Apakah itu skema jual beli, sewa, kontrak, BOT, bagi hasil. Kerjasama. Pokoknya bisnis yang menyatukan antara supply dan demand dan pelaku bisnis ada keuntungan. Apakah keuntungan ini bisa dibagi bagi gratis begitu saja sedangkan mengerjakan bisnisnya saja lama, harus ada modal, berisiko dan susah? Berbagi memang bukan bagian dari hukum bisnis. Tidak sekedar Supply-Demand, karena berbagi tidak ada dalam kamus bisnis. Karena itu dalam berbagi hendaknya kita mencukupkan persyaratan hanya kepada 2 ketentuan. Iklas niat menolong dan lupakan pamrih.  Apa salahnya dengan berbagi? Berbagi adalah cara kita membuka jalur jalan uang ( harta ) yang kita punya. Ada pintu masuk juga harus ada pintu keluar, supaya tidak tersumbat. Kenapa Anda berdoa kepada Tuhan waktu Anda sedang susah uang? Karena Anda percaya bahwa uang, rejeki datang dari Tuhan YME, walaupun seumur hidup Anda tidak akan pernah mengalami menerima transfer langsung uang dari rekening atas nama Tuhan YME.

Bukan begitu cara Tuhan memberi uang kepada umatnya. Lalu dengan cara apa? Dengan cara membuka pintu pintu rejeki setiap umatnya dan menghubungkannya satu sama lain. Dengan cara menitipkannya lewat orang lain.
Waktu Anda masih anak anak, apa sudah bisa mencari uang sendiri? Ayah ibu kita yang mencari uang dan memberikannya kepada kita sebagai uang jajan atau uang tabungan. Orang tua kita dapat uang dari mana? Bagi mereka yang jadi karyawan tentu dapat uang dari Gaji bulanan perusahaan. Bagi orang tua yang pengusaha maka mendapat uang dari hasil keuntungan usaha/ bisnis. Kenapa perusahaan / bisnis bisa mendapat uang? Karena menjual jasa atau produk kepada pembeli/ pengguna jasa. Kenapa ada pembeli? Karena mereka ada kebutuhan dan mereka punya uang untuk membeli. Dari mana mereka punya uang? Dari orang lain lagi. Sebetulnya uang terus beredar dari satu orang ke orang lain, dari perusahaan satu ke perusahaan lain lagi, bahkan dari pulau satu ke pulau lain, dari Negara satu ke Negara lain, bisa jadi nanti kembali lagi ke kita.  

Percayakah dengan namanya “JODOH”? Jodoh juga ada di dalam pemilihan siapa yang berhak menerima rejeki. Pernah dengar ada perusahaan yang tadinya terus merugi atau kurang mantap pertumbuhan bisnisnya, tapi setelah menerima satu karyawan baru langsung melejit sukses dengan raihan fenomenal. Ada suami istri yang susah untuk mencari rejeki, tapi setelah kelahiran anak pertamanya, rasanya semua usaha cari rejeki menjadi mudah. Ada pemuda yang pengangguran lama, tapi setelah menikah langsung dapat pekerjaan. Gerangan apa yang sedang terjadi? Kadang Tuhan YME menitipkan rejeki untuk orang yang dia tuju kepada orang lain yang terkait. Rejeki buat anak dititip ke bapaknya. Rejeki buat istri dititip ke suaminya. Bahkan rejeki buat suami dititip lewat istrinya. Rejeki buat perusahaan dititip ke salah satu karyawan. Maka selain kita berusaha sendiri, kadang seorang boss perlu karyawan yang akan menjadi jodohnya, Laki laki yang perlu mendapatkan jodoh wanitanya, Orang tua yang merasa ada jodoh di anak ke-berapa nya, Businesman yang sangat jodoh sekali dengan salah satu mitranya.  Maka apakah pantas kita merasa yang paling berjasa atas datangnya suatu rejeki dan menguasai seluruh rejeki tersebut lalu pelit untuk berbagi kepada yang lain padahal itu bukan rejeki hak kita.

Semua orang mempunyai rejeki masing masing. Tapi ada yang berhak mendapat banyak dan ada juga yang secukupnya atau terasa sedikit. Yang mendapat banyak bisa berbagi dengan yang lain, yang mendapat cukup tidak menyusahkan orang lain , yang mendapat sedikit bisa dapat subsidi dari orang lain. Itulah rejeki yang mengalir. Kita tidak pernah tahu kepada siapa sebetulnya Tuhan menujukan rejeki itu, kepada suami, kepada istri, anak, karyawan, atau bahkan pembantu rumah tangga kita, anak asuh kita, nenek jompo yang kita rawat, anak yatim yang kita asuh ? Jangan jangan kita cuma dititipkan saja. Karena itu fungsi kita berbagi adalah untuk menjalankan amanah dari Tuhan. Jika kita menjalankan amanah ini dengan baik, maka kepercayaan dititipkan rejeki akan terus mengalir kepada kita. Kalau kita menutup rejeki yang seharusnya untuk orang lain, pasti Tuhan akan berhenti menitipkan rejeki tersebut lewat Anda. Tuhan akan mencari orang lain untuk dititipkan rejeki, lewat orang lain yang lebih rendah hati, lebih amanah dan lebih dermawan. Mengapa takut berbagi selama rejeki masih akan terus mengalir? 
SEMANGAT SUKSES ( Mirza )


No comments:

Post a Comment